50 : Cemburu

2K 378 23
                                    

Cring~ Gemerincing lonceng di pintu pertanda kehadiran pengunjung.

"Selamat datang di Mantra Coffee."

.

.

.

Malam ini suasana mantra agak ramai, mungkin karena ini adalah malam minggu. Seperti biasa, Rekustik memberi warna-warni kafe ini dengan akustik khas mereka. Aqilla dan Kartika membawakan lagu milik last kiss from avelin yang berjudul sesak dalam gelap.

Tara sangat menikmati musik yang dibawakan oleh Rekustik, ia memandangi Aqilla tak bergeming.

"Woy!" 

"Ah kampret lu Ta," ucap Tara yang kaget karena Septa mengagetkannya.

"Ngeliatin si kuning mulu? cantik ya?"

"Iya cantik," ucap Tara yang terkena perangkap Septa.

"Cieeee," ledek Septa.

"Lu kebiasaan dah," ucap Tara dengan muka datar.

"Salah lu yang liatin mata gua, gua kan cuma nanya doang," pembelaan Septa.

"Gih ajak kenalan," Septa mencoba memberikan Tara semangat untuk mendekati Aqilla.

"Ga ah, malu," jawab Tara.

Tanpa mereka tahu, bahwa Aqilla sudah ada yang punya.

Keesokan harinya, seperti biasa Aqilla datang untuk mengerjakan tugas. Mantra sudah menjadi kafe langganan wanita ini, bahkan ketika ia dan Tama sempat menjauh. Malam ini Tama tidak berada di mantra karena masih ada urusan di kampus.

Tara menghampiri Aqilla dan memberikan menu.

"Orang baru ya?" tanya Aqilla.

"Iya kak," jawab Tara.

"Biasanya semua udah pada tau, aku cuma pesen milkshake vanilla aja," ucap Aqilla sambil tersenyum.

"Oke, biar saya inget," Tara berjalan memberikan pesanan pada barista untuk segera di eksekusi.

Setelah milkshake siap diminum, Tara membawakan milkshake itu pada Aqilla.

"Punten kak," menaruh milkshake itu di meja Aqilla.

"Terimakasih," ucap Aqilla ramah.

"Yang kemarin main gitar sambil nyanyi kan kak?" tanya Tara berbasa-basi.

"Iya, panggil aja Aqilla."

"Oh oke deh, boleh saya duduk di sini sebentar?" tanya Tara menunjuk kursi di depan Aqilla.

"Boleh aja."

"Permainan musiknya bagus banget," ucap Tara sambil tersenyum.

Tara orang yang jarang tersenyum, tapi entah mengapa ia tersenyum memuji Qilla.

"Terimakasih," balas Aqilla.

Septa datang menghampiri mereka berdua.

"Wah ini kan band yang terkenal itu? yang katanya lu ngefans sama mbaknya," sambil melihat ke arah Aqilla.

Aqilla menatap pria yang tiba-tiba saja menghampiri mereka. Septa menarik Tara dan membawanya ke sebelah Aqilla.

"Foto dulu buat kenang-kenangan, kapan lagi foto bareng idola," ucap Septa mengeluarkan ponselnya.

Mantra Coffee ClassicWhere stories live. Discover now