Prolog 0.0

1.2K 166 80
                                    

Janji bakal VOTE sama KOMEN sampai tamat!

Hayyo udah janji:)

Botol kaca kini berputar di atas meja kantin yang tengah dikerubuni oleh lima lelaki yang dilanda gabut lalu muncullah ide dari salah satu orang diantara mereka untuk memainkan permainan yang disebut ToD.

Mereka berlima sangat serius memperhatikan botol kaca yang semakin lama semakin lambat, mereka penasaran siapa yang akan menjadi korban selanjutnya.

Karena Lion dan Hanry sudah mendapat giliran. Ferry juga sudah yang ketiga kalinya, dan Abin pun sama, mereka menunggu giliran Hariz yang akan mereka kerjai dengan rencana yang sudah matang.

Hariz sama sekali belum tertunjuk oleh botol kaca ini. Ntah menggunakan pesona apa, bukan hanya tikus yang takut pada Hariz, botol pun sama takutnya dengan tikus jika bertatap dengan Hariz.

Setelah menunggu lama, akhirnya penantian mereka terkabul. Botol itu berhenti tepat di depan wajah Hariz. Hariz yang melihat itu membelalak terkejut saat melihat keputusan botol yang menunjuknya untuk menjadi korban selanjutnya.

Sedangkan teman-temannya saling bertos ria karena akhirnya bisa mendapatkan giliran untuk mengerjai temannya yang satu ini.

"Oke, Hariz! Dare or Dare?" Hariz menatap Ferry bingung, lalu memprotesnya. "Truth or Dare bego."

Ferry menggeleng, "gak mau, gue maunya Dare or Dare."

"Terima atau jajanin gue seblak tulang!" ancam Hanry.

"Ya ngapain lo nanya kalau gak ada pilihan lagi sayang!"

Ferry berigidik geli, sambil mengusap tengkuk lehernya yang mendadak meremang saat Hariz mengucapkan kata sayang untuk dirinya. "Kok merinding ya?"

"Udah jangan berteman,  langsung aja cuzz ah kita kasih tantangannya jeng... jeng... jeng," ujar Hanry dengan semangat patriot ala pejuang cinta.

Hariz terkejut untuk yang kedua kalinya. Dia curiga teman-temannya sudah merencanakan tantangan yang akan membuatnya susah nanti. "Wah, parah! Udah di rencanain ternyata."

"Iyalah, yakali ngerjain lo ecek-ecek?" ujar Lion.

"Easy buat orang cakep kaya lo mah," ujar Abin.

Hariz menggelengkan kepalanya sambil memegang dada. "Astagfirulloh, tercium sangat biadab sekali."

"Biadab-biadab juga ganteng kok, alhamdulillah," saut Hanry.

"Seperti yang lo bilang, jangan berhenti di tengah jalan kalau gak mau nerima konsekuensinya," jelas Ferry.

Hariz mengerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang jadi konsekuensinya kalau tidak melakukan ToD, yang sialnya dia sendiri yang buat.

"Kapan gue ngomong gitu?"

"Ingetin, Han. Kayanya belalang saturnus ini lagi pikun sekejap," ucap Abin sambil menyeruput kopi late yang ia pesan.

"Tanggal 02, bulan 02, tahun 2022. Gilak cakep kan tanggalnya? Gue tulis tuh ucapan lo waktu itu, bunyinya begini." Hanry berdeham sebentar sebelum melanjutkan.

7Day's with'you [2HWANG] ✅Where stories live. Discover now