Chapter 40

7.9K 1.1K 112
                                    

***

"Nona tidak boleh pergi ke mana pun sendirian. Anda tidak tahu betapa khawatirnya saya."

Lea terlihat pucat karena khawatir, mencengkeram pundakku dan memperingatkanku beberapa kali.

Aku tidak bermaksud begitu, agak tidak adil, tapi aku mengangguk dan menjawab dengan patuh, "Maapkan aku."

"Jangan, jangan pernah sendirian saat di gereja, oke?"

"Iya!"

"Oke, kalau begitu ayo masuk." Lea membuka pintu kereta kuda.

Orang-orang dengan jubah bertudung berbaris di depan gereja untuk menyambut kami. Seorang pria muda dengan jubah yang sama menghampiri ku.

"Senang bertemu denganmu, nona kecil.  Nama saya Urso, saya bertanggung jawab atas gereja ketiga di barat laut."

"Halo."

"Anda pasti kelelahan naik kereta sampai matahari terbenam. Anda dapat beristirahat hari ini, dan besok ketika orang dari gereja pusat datang, kami akan memeriksa kekuatan ilahi Anda."

"Iya."

Untungnya, aku tidak akan memeriksanya hari ini.

'Sebelum itu, aku harus bersiap untuk membuat kesalahan dalam tesnya.'

Mengingat apa yang terjadi di kastil belum lama ini, kekuatan ilahi ku setidaknya mirip dengan seorang pendeta di bawah kendali langsung Paus.

'Jika ini terungkap, mereka akan mencoba membawaku pergi.'

Tapi itu sudah diketahui banyak orang karena kejadian itu, dan aku tidak bisa berpura-pura jadi pengemis seperti dulu.

Jadi aku harus terlihat senormal mungkin.  Untunglah kekuatan ilahi ku meningkat.

'Pertanyaannya adalah bagaimana membuat kesalahan dalam tes.'

Tiba-tiba, Urso berkata, "Ayo pergi. Kami sudah menyiapkan makanan."

Urso berjalan ke depan dan memandu ku.

Orang dari Dubblede yang menemaniku, melihat ke sekeliling bagian dalam gereja dengan seruan kecil. Untuk waktu pertama kali, mereka benar-benar takjub.

Orang biasa dapat memasuki kapel yang dibangun di luar tetapi akses bagi orang untuk datang dan melihat gereja bagian dalam sangat dibatasi. Itu karena mereka yang tidak memiliki kekuatan ilahi tidak diizinkan masuk.

'Oh, sudah lama sekali sejak terakhir kali aku datang ke gereja ini.'

Rasanya sangat akrab karena aku hampir datang untuk tinggal di sini di kehidupan kedua ku.

Orang-orang dari Dubblede bersemangat dan berbisik satu sama lain.

"Apa yang kamu makan di gereja?"

"Aku tidak tahu, tapi kita akan mendapatkan sesuatu yang hebat."

"Kita bisa makan, kan?"

"Aku yakin karena ajaran gereja tidak membeda-bedakan berdasarkan pangkat."

Aku melihat mereka dengan tatapan menyedihkan.

'Kurasa tidak... '

Seperti yang sudah kuduga, harapan mereka hancur begitu mereka memasuki ruang makan.

Daging dan ikannya sangat bau.

'Aku tahu itu.'

Gereja menghindari pembunuhan.

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang