Chapter 54

8.1K 1.1K 259
                                    

***

Setelah Henry menyerahkan orang-orang yang memata-matai mereka ke kastil, dia datang ke sini bersama Duke.

Tidak akan terlalu sulit untuk menemukan lokasi ku karena ada alat pelacak pada diriku.

Bersama-sama kami naik kereta kuda kembali ke kastil.

Aku melamun sepanjang perjalanan.

'Apa yang terjadi?'

Mengapa Andy mengetahui taktik Zachary?

Nama anak laki-laki itu Andy. Daftarnya juga jelas menuliskan nama Andy.

'Selain itu, dia sangat lemah.'

Aku takut dia akan dipukuli oleh para pelayan.

Seorang ksatria yang begitu kuat, tulus dan bijaksana, tidak mungkin orang itu adalah Andy.

Saat aku mengkhawatirkan tentang itu, sebuah tangan menyentuh pipiku. Isaac yang melakukannya.

"Maaf, aku seharusnya datang lebih cepat."

"Tidak apwa apa."

"... Dik, kenapa kamu selalu berkata bahwa kamu baik-baik saja?"

"Hah?"

Isaac terlihat sangat kesal.

Aku telah mengalami banyak hal dalam hidup, dan aku pernah mengalami masa-masa sulit. Itu hal yang normal bagiku, yang terjadi tadi di panti asuhan juga tidak terlalu penting.

Kehidupan keempat ku di sini sangat memuaskan. Dan aku siap untuk membelot, jadi aku tidak menginginkan apa pun.

Isaac, yang menatapku, bahunya menurun. Mata Henry sedih, dan Duke tidak mengatakan apa-apa.

Saat aku turun dari kereta kuda, matahari sudah terbenam.

Isaac dan Henry kembali ke kamar dengan ekspresi redup, dan aku mengkhawatirkan mereka.

Kemudian, Duke menekuk lututnya dan melakukan kontak mata denganku.

"Blaine."

"Iya."

"Jangan pernah melakukan sesuatu yang berbahaya lagi."

Apakah dia marah karena aku dalam masalah?

Aku tidak bermaksud begitu, tapi itu pasti mengganggunya karena aku hampir mendapat masalah beberapa kali.

Dia tersenyum tipis.

"Aku senang kamu tidak terluka."

"......."

"Istirahatlah."

Duke, yang mengatakan itu, membelai rambutku dan berjalan kedalam kastil.

Aku menyentuh tempat tangan duke membelaiku tadi.

Rasanya aneh.

"......"

'Aku tidak punya waktu untuk ini. Aku harus segera menemukan Zachary.'

Tiba-tiba, aku menabrak seseorang.

"Uuhh..."

Saat aku menggosok dahi setelah tabrakan yang cukup keras, aku mendengar suara yang kukenal, "Nona kecil?"

Itu ketua.

"Ada apa?"

"Aku harus bersiap untyuk membelot. Jadwi..."

"Apakah kecemasanmu ada hubungannya dengan kepulanganmu bersama Duke dan kedua saudara hari ini?"

"Bu, bukan!"

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang