Chapter 59

5.2K 946 96
                                    

***

Ayah juga tertawa kecil.

"Blaine."

"Iya?"

"Minggu depan kami akan pergi ke perjamuan. Kamu akan tetap disini bersama Dubos dan Ketua."

"Bolehkah aku ikut juga?"

Saat aku bertanya, Isaac, yang tadinya tertawa, seketika berteriak, "Tidak!"

"Dik, apa kamu tahu betapa menyebalkannya pesta bangsawan itu?"

Aku tahu.

Aku mengangguk dalam hati, tapi berkedip seolah-olah aku tidak tahu.

"Gereja dan Ibu Suri akan menunggumu, dan begitu kamu masuk, mereka akan mengejarmu dan membawamu ke gereja pusat."

"Ya, Leblaine. Jangan ikut." Bahkan Henry berkata demikian.

‘Tapi aku akan memisahkan gereja dari permaisuri.’

Aku tidak bisa tetap seperti ini selamanya.

Dubblede adalah keluarga yang kuat, dan jika mereka ikut terseret dalam kemalanganku di masa depan, dalam skenario terburuk mereka akan musnah.

Aku harus membangun kekuatan.

Aku harus menjadi wanita yang kuat, dan tidak terpengaruh oleh istana kekaisaran dan gereja lagi.

‘Sudah 5 tahun aku bersiap untuk itu.’

Aku siap untuk keluar.

Aku bangkit dari kursi dan berlari kearah ayahku.

"Jadi, aku akan dipisahkan dari ayah dan kakak?"

"Apa?"

"Aku tahu semuanya. Aku mendengar para pengikut dan pelayan berbicara. Sejak pertama kali aku berada disini aku sama sekali tidak mengikuti perkumpulan sosial."

"…."

"Karena ayah, aku tidak pernah keluar rumah. Jika aku terus seperti ini, aku akan diusir dari masyarakat. Itu akan berpengaruh buruk bagi Dubblede."

Ini benar.

Itu juga bagian yang paling membuatku khawatir.

"Aku ingin ikut ke perjamuan bersama dengan ayah."

"Kamu benar-benar..." Ucapnya, membelaiku yang sedang cemberut.

"Aku sangat khawatir menjadi tidak berguna."

"........"

"Baiklah. Kamu boleh menghadiri perjamuan."

"Aku senang!"

Aku dengan cepat memeluk ayahku

***

Di taman istana kekaisaran.

Para wanita tua yang menghadiri pesta teh Ibu Suri Marcia Louerg bertukar salam.

"Kamu terlihat lebih baik sekarang."

"Kurasa karena saya diundang oleh Ibu Suri setelah sekian lama."

"Yang Mulia, tolong hubungi kami sesering mungkin. Saya sangat sedih karena pesta musim dingin dibatalkan."

Ibu Suri tersenyum, memegang cangkir teh.

"Aku tahu perasaanmu. Tapi aku tidak dapat melakukannya karena aku tidak tahan akan dingin."

"Yang Mulia lemah terhadap cuaca dingin. Bahkan saat usia mudanya, yang mulia mengalami masa sulit di musim dingin."

"Pada usia ini, musim dingin semakin dingin setiap tahun."

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang