Chapter 65

5K 893 38
                                    

***

'Oh tidak.'

Dubblede bukanlah keluarga yang saling mencintai hanya karena mereka satu keluarga.

Para leluhur memandang anak mereka sebagai alat kekuasaan, bahkan Duke membantai sepuluh saudaranya dan hanya menyisakan dua orang.

Apa yang aku katakan mungkin tidak masuk akal bagi Javelin.

'Aku dalam masalah besar. Aku mencoba untuk akur dengannya, tapi itu membuatnya semakin marah.'

Aku membuat alasan dengan putus asa.

"Aku, aku tidak akan membuatmu kesal lagi. Aku benar-benar akan diam. Aku akan berjalan dengan pelan agar tidak mengganggu bibi, dan aku akan makan sedikit! Jadi tolong maafkan aku..."

Saat aku mendongak dengan wajah putus asa, mata Javelin berubah.

"Kamu…"

".......?"

"…. Menyingkir dari jalan."

Javelin berjalan melewatiku.

Setelah dia benar-benar pergi, aku menghela nafas.

Lea bergumam dengan ekspresi bersalah,

"Nona kecil, karena aku…"

"Tidak, ini bukan karena Lea."

Aku membuka tanganku dengan ekspresi putus asa. Seperti biasa, Lea memelukku.

Dug, dug, dug, dug!!

Para administrator bergegas melewati aula dengan tergesa-gesa

"Tuan, Ibu Suri jatuh sakit!"

Saat aku mendengar teriakan nyaring, aku memegang erat bahu Lea di lenganku.

'Sudah dimulai.'

***

Adolf bergegas ke istana untuk memastikan situasinya. Tabib kerajaan sedang memeriksanya, dan Ibu Suri tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

"Apa yang terjadi?"

Saat ditanya, tabib bingung.

"Saya tidak tahu. Seminggu yang lalu, Ibu Suri terlihat lebih sehat dari biasanya. Rasa sakit yang biasa beliau keluhkan telah hilang. Beliau lebih sering pergi keluar, dan beliau memiliki kulit yang bagus, jadi mengapa ini tiba-tiba terjadi…"

"Bisa jadi karena racun."

"Tidak ada reaksi racun dalam tes."

Tabib kerajaan bertanya pada pelayan Ibu Suri.

"Apakah beliau makan makanan yang salah?"

"Itu tidak mungkin! Yang Mulia memiliki penguji makanan, jika ada masalah, penguji tersebut juga akan pingsan."

Pelayan itu gemetar karena takut dia yang akan disalahkan.

Tabib terdiam. Ibu Suri juga tidak memiliki alergi lain.

"Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak biasa belakangan ini?"

"Beliau mengonsumsi obat awet muda…"

"Obat awet muda. Maksudmu obat yang dijual di pasaran?!"

Tabib itu mengerang dan melihat Ibu Suri yang pingsan. Mengapa dia sangat tidak dewasa ketika dia semakin tua?

Obat-obatan yang tidak mendapat konfirmasi dari tabib kerajaan tidak bisa dibawa ke istana.

Dilarang keras karena bisa digunakan sebagai racun.

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang