The Dark Side of Chicago | Chapter 87

31.8K 2.2K 255
                                    

Althea masih tetap berada di posisinya. Tertidur dengan posisi membelakangi pintu masuk kamarnya. Sejak wanita itu mendengar balasan dari seseorang yang sangat ia kenali suaranya, Althea sangat enggan untuk membalikan badannya.

Hingga tiba - tiba saja tubuhnya menegang, ketika merasakan tangan pria itu yang kini sudah berada di pundaknya. "Althea, boleh aku berbicara denganmu?"

Althea masih terdiam, mencoba untuk menetralkan debaran jantungnya yang kian berdetak cepat, akibat kedekatan tubuh yang terjadi diantara keduanya. Dengan memberanikan diri, Althea pun memajukan sedikit tubuhnya, dan membuat tangan pria itu terlepas dari pundaknya. "Jangan menyentuhku."

Namun sepertinya ucapan Althea tidak di dengar dengan baik oleh pria itu. Karena tidak lama setelahnya, Althea justru merasakan pergerakan di sebelah sisi kasurnya. Dan wanita itu dapat merasakan dengan persis, tubuh pria itu yang berada tepat di belakang tubuhnya.

Althea yang baru saja ingin mengutarakan protesnya pun langsung terurungkan, ketika wanita itu merasakan usapan lembut tangan pria itu di perutnya. Mengusap pelan janin yang berada di dalam kandungannya.

"Hai sayang, ini Papa."

Althea masih saja terdiam ditempatnya, ketika merasakan usapan tangan milik pria itu di perutnya, dan juga diiringi dengan perkataan pria itu. Perkataan yang entah kenapa mampu membuat Althea memejamkan matanya, menahan tangis.

Usapan lembut pun kembali Althea rasakan di sekitaran perutnya, yang kembali diikuti dengan bisikan lembut yang sukses membuat air mata wanita itu mengalir.

"Hai sayang, ini Papa. Nama Papa adalah Ellio Alexander Gallagher, kamu pasti baru tau ya? Atau Mama pernah kasih tau kamu nama Papa?. Papa tidak tau, nantinya kamu akan menjadi seorang jagoan yang akan selalu melindungi Mama, atau kamu akan menjadi seorang putri cantik yang nantinya akan menjadi versi kecil dari Mama?"

"Tetapi apapun itu, Papa harap kamu sehat ya. Dan karena Papa belum mengetahui Jenis kelamin kamu, maka untuk sementara kamu akan Papa panggil adik ya?" Lanjut Alex masih dengan tangan yang mengusap - usap perut milik Althea.

Mengabaikan tatapan tajam dari wanita itu, Alex pun kembali melanjutkan perkataannya. "Adik, Mama kamu masih marah sama Papa, makannya sekarang Papa hanya mengajak kamu untuk berbicara. Dan sayang, boleh Papa bercerita sama kamu?"

"Beberapa bulan yang lalu, Papa melakukan tindakan yang bodoh. Papa menuduh Mama kamu, dengan mengatakan bahwa Mama kamu adalah seorang pengkhianat atau pun yang lainnya. Papa jahat ya sayang? Papa minta maaf ya, karena waktu itu Papa sempat bikin Mama kamu sampai nangis. Papa sangat egois saat itu, tidak mau mendengarkan penjelasan dari Mama kamu terlebih dahulu. Papa lebih mementingi ego Papa, dibanding hubungan antar Papa dan Mama kamu."

"Tetapi satu hal yang kamu perlu tau, Papa tidak bisa berhenti menyesali perbuatan Papa saat itu. Papa merutuki diri Papa sendiri. Papa mencoba untuk menyibukan diri Papa sendiri dengan bekerja seharian penuh."

Alex lalu kembali mengelus perut wanitanya. "Tapi sayang, kamu itu harus bangga punya Mama seperti Mama kamu. Karena Mama kamu benar - benar berhasil mengacaukan pikiran Papa untuk berbulan - bulan. Dan kalau kamu mau tau, tidak pernah ada wanita yang berhasil melakukannya seperti yang Mama kamu lakukan."

"Papa terus menyibukan diri Papa di pekerjaan Papa. Pekerjaan Papa bawa pulang ke rumah Papa, dan Papa memilih untuk mengerjakan pekerjaan Papa dibandingkan untuk tidur dikamar Papa. Karena kau tau kenapa? Setiap kali Papa tidur di atas ranjang Papa, yang selalu Papa ingat adalah Mama kamu. Ditambah lagi wangi tubuh Mama kamu yang masih tercetak dengan jelas di kasur Papa."

Alex lalu menundukan kepalanya, berbisik. Mencoba untuk berbisik, walau masih bisa di dengar oleh Althea dengan jelas. "Mama kamu mungkin tidak akan percaya dengan apa yang Papa katakan, tetapi Papa seperti kapal yang kehilangan arah, saat Mama kamu pergi."

"Papa tau bahwa itu merupakan salah Papa, tetapi Papa tidak mengetahui bahwa dampaknya akan sebesar itu untuk Papa." Bisik Alex.

"Hingga suatu hari, Papa benar - benar menghabiskan waktu Papa seharian penuh berada di ruang kerja Papa. Dan di hari itu, tiba - tiba saja Mama kamu datang. Papa senang, sudah pasti. Namun ego Papa terlalu besar untuk mengatakan bahwa Papa ingin semuanya berakhir, dan kembali memiliki Mama seutuhnya. Dan tentu juga dengan kamu, setelah ini."

"Mama kamu datang, dan kembali bertatap muka dengan Papa. Mama kamu menjelaskan mengenai semuanya kepada Papa, dan apa yang dijelaskan oleh Mama kamu saat itu, semuanya terasa benar dan masuk akal. Namun sekali lagi, saat itu ego Papa berada diatas segalanya."

"Hingga tiba - tiba saja, kegiatan Papa dan Mama kamu terganggu karena suara seorang wanita. Wanita yang dulu Mama kamu benci, karena berhasil makan siang dengan Papa saat kami berada di Italia. Dan berbicara mengenai Italia, Papa baru sadar, kalau ternyata kamu itu penyebab Papa menjadi sakit selama disana ya? Kamu nakal, tetapi Papa juga berterima kasih kepada kamu saat itu. Karena dengan debutnya kamu saat itu, Mama sangatlah perhatian kepada Papa."

"Dan disaat wanita itu datang mengganggu, tiba - tiba saja Papa melihat dia sedang mengenakan kemeja Papa yang sebelumnya sudah Papa lepaskan dan letakan di kamar. Papa tidak mengetahui kenapa wanita itu bisa berada disana, bahkan sampai masuk kedalam kamar Papa dan Mama kamu."

"Papa awalnya sudah ingin menjelaskan semuanya sama Mama kamu, tetapi Mama kamu sudah pergi begitu saja meninggalkan Papa. Dan kalau kamu kira Papa tidak berlari untuk mengejar Mama kamu, kamu salah. Papa berlari untuk mengejar Mama kamu, tetapi wanita itu malah menahan Papa sehingga membuat Papa harus kehilangan Mama kamu hingga tiga bulan lamanya."

"Dan satu minggu yang lalu, Papa bertemu dengan Kakek kamu. Mama kamu menyebutnya Grandy Anthony untuk kamu. Papa bertemu —lebih tepatnya Papa datang menghampiri Kakek kamu. Papa menjelaskan semuanya kepada Kakek kamu tentang apa yang terjadi antara Papa dan Mama. Awalnya sangat sulit untuk meyakinkan Kakek kamu, tetapi setelah perjuangan yang panjang, Kakek kamu pun luluh. Dan itu menjadi alasan utama kenapa Papa bisa berakhir disini, di kamar ini, dan bercerita kepada kamu."

Alex lalu terkekeh sebentar, ketika mengingat kejadian apa saja yang pria itu alami selama seminggu belakangan. "Papa kamu mendapatkan apa yang seharusnya Papa dapatkan selama seminggu ini. Kakekmu melakukan hal yang wajar sebagaimana mestinya seorang Ayah lakukan, apabila melihat putrinya disakiti."

"Awalnya Kakek kamu menolak mentah - mentah keinginan Papa, tetapi karena Kakek kamu ingat kepada kamu, Kakek kamu pun berakhir melakukan tindakan yang memang wajar untuk dilakukan."

"Dan kamu tau, betapa terkejutnya Papa saat Kakek kamu memberitahu Papa bahwa Mama sedang mengandung kamu? Anak Mama, yang juga Anak Papa. Awalnya Papa memang tidak bisa mempercayai itu, tetapi dalam waktu seminggu itu Papa mendapatkan jawaban atas apa yang selama ini Papa takutkan atau pertanyakan."

"Papa sempat bilang ke Mama kamu bahwa Papa tidak menginginkan adanya kehadiran anak di hidup Papa, karena Papa egois. Papa menginginkan Mama kamu sepenuhnya untuk Papa. Tetapi setelah mengetahui bahwa Mama kamu selama ini merawat kamu sendiri, perasaan itu pun perlahan berubah. Dan keyakinan di diri Papa pun semakin bertambah, ketika Papa melihat bagaimana kamu dengan lucunya bersembunyi di balik baju kebesaran yang Mama kamu kenakan."

"Dan di saat itu juga Papa memastikan perasaan dan hati Papa. Hingga sampai di titik bahwa Papa sudah berada di jalan yang semestinya. Berada disini, di kamar Mama kamu, dan berbicara dengan kamu. Karena Papa menginginkan kamu berada di hidup Papa. Papa ingin kamu mengenal Papa. Papa ingin mengenal kamu lebih dekat, Papa ingin merawat dan juga membesarkan kamu, dan Papa mau untuk melengkapi hidup kamu."

"Papa tidak pernah secepat ini merasakan yang namanya jatuh hati, tetapi hari ini, disaat Papa melihat kamu bersembunyi dibalik baju kebesaran Mama kamu, Papa tau, bahwa Papa telah jatuh hati kepadamu. Anak Papa." Ucap Alex yang diiringi dengan kecupan pria itu pada perut milik Althea.

——————————
Ayo bagi pecinta Papa muda,
tolong berikan apresiasinya untuk part ini

——————————
Catch me up on social media
@Aulitaarin on Instagram & @Aulitaarin2 on Twitter

The Dark Side of Chicago [COMPLETED]Where stories live. Discover now