crusher : 04

9.7K 1.9K 125
                                    

Arin panik luar biasa. Dapet kabar kalau Jungwon pingsan pas pelajaran olahraga, bikin Arin mendadak lupa sama tumpukan buku dan tugas yang harus dia selesain, dan milih buat ninggalin kelas secepat mungkin menuju ruang kesehatan.

Dia tau kalau temennya itu punya riwayat asma, nggak bisa beraktivitas berlebihan termasuk olahraga. Sebagai orang yang udah lama banget ada dan temenan sama Jungwon, dia ngerasa punya beban pikiran soal penyakit temennya itu.

Dan sialnya, jarak kelas dan ruang kesehatan lumayan jauh. Arin harus lewatin banyak lorong yang ramai, dan itu adalah hal yang bener-bener Arin benci. Dia nggak pernah suka sama orang-orang yang natap seolah-olah dia adalah orang aneh disini.

Sial yang kedua, Arin terlalu fokus sama langkahnya, dan begitu dia sampai di belokan lorong, badannya mendadak nabrak seseorang yang juga hendak belok di arah yang berlawanan. Disusul cairan merah yang tumpah ke lantai bikin Arin meringis dalem hati.

Kepalanya diangkat, nggak terlalu kaget sama siapa yang barusan ditabrak, karena dia udah kenal dari sepatunya.

"Maaf." Katanya pelan.

"Ck. Sampah." Itu Sunghoon, bola matanya diputar malas.

Jake di sampingnya juga mulai natap Arin tanpa minat, acuh. Dan Arin bingung harus berbuat apa karena mereka nggak juga ngomong apapun.

"Gue buru-buru, permisi." Arin berniat ninggalin mereka berdua, tapi lengannya secepat itu ditahan sama Jake.

"Tanggung jawab, sepatu gue sama Sunghoon kotor."

Arin ngangguk cepet. "Iya, janji bakal tanggung jawab. Tapi ngga sekarang. Sekarang gue buru-buru."

"Kemana? Tugasnya udah selesai?"

Pertanyaan yang bikin Arin sontak bungkam dan cuma bisa geleng pelan sebagai jawaban.

"Belum selesai tapi udah berani pergi-pergian gini? Nggak takut sama Jay?" Kata Jake penuh penekanan, dia masih belum ngelepas cengkraman tangannya.

"Gue pergi sebentar, nggak akan berefek sama tugas kalian kok, gue janji." Arin cuma nggak mau habisin kesempatan di waktu istirahatnya buat ngeladenin mereka berdua. Dia harus tau keadaan Jungwon sekarang.

Jake berdecak sekilas. "Nggakㅡ"

"Lepasin aja. Kita liat, apa dia bisa buktiin omongannya sendiri." Kalimat Jake buru-buru dipotong Sunghoon.

Mau nggak mau Jake lepasin cengkramannya sambil natap Arin kelewat sinis.

Cewek itu udah lega bukan main karena Sunghoon udah mau bantu buat lepasin dia, berniat lanjutin langkahnya yang tertunda tapi suara yang sama lagi-lagi maksa Arin berhenti melangkah.

"Nanti." Suara Sunghoon dingin. Matanya yang awalnya lurus ke arah Arin sekarang beralih ke Jake. "Lo ke kelas duluan aja. Kalo Jay nanyain bilang gue ke toilet."

Dahi Jake berkerut bingung. "Mau ke toilet? Bareng, sekalian gue bersihin sepatu."

"Mandiri lah. Lo ke toilet deket kelas aja udah." Decak Sunghoon.

Jake natap Sunghoon dan Arin bergantian. Tatapannya memang penuh kecurigaan, tapi karena dia nggak begitu berani buat ngelawan Sunghoon, jadi dia milih buat ngalah dan akhirnya pergi ninggalin Sunghoon dan Arin berdua.

Dan kesialan hari ini tetap berlaku buat Arin. Lagi-lagi dia harus berurusan sama Sunghoon. Sejak kejadian di kafe, Arin masih nyimpan dendam buat cowok ini, walau nyatanya dia nggak bisa lakuin apapun buat ngelampiasin dendamnya.

"Lo mau kemana? Gue ikut." Nada bicara dan raut Sunghoon mendadak berubah. Nggak terlalu cerah, tapi Arin bisa ngerasain perbedaannya.

"Mau ke ruang kesehatan. Lo nggak usah ikut, ngapain?"

Crusher [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now