42

199 26 3
                                    

"Hantu!" Rachel menutup mata sambil menggeleng tegas. Inilah yang paling ditakutkan jika tinggal di apartemen sendiri. Tahu gini gue nginep di tempat Bang Raka.

Tak!

Tak lama lampu apartemen menyala. Rachel menjauhkan kedua tangan dari depan wajah. Dia tersentak melihat enam orang berdiri di hadapannya: Birzy, Bevi, Raka dan Nera sambil meniup terompet. Rachel seketika berdiri tegak sambil menggaruk tengkuk. "Gue nggak ulang tahun."

Birzy menggeleng pelan, geli melihat wajah bego Rachel. "Lo dikasih kejutan, harusnya seneng. Jangan kayak gitu!"

"Kejutan dalam rangka apa?" tanya Rachel bingung.

"Ehm..."

Dehaman dari belakang membuat Rachel menoleh. Dia kaget melihat Brizan yang mengenakan jas, tidak seperti beberapa menit yang lalu yang memakai kaus polo. Rachel semakin dibuat bingung saat melihat buket bunga di tangan Brizan. "Ini ada apa sih, Bri?"

Brizan mendekat, mengulurkan buket mawar putih yang tidak langsung diterima Rachel. Karena gemas Brizan mencium bibir Rachel. "Jangan gini, dong. Gemesin."

"Ehm! Ehem!" Deham empat orang saat melihat Brizan mencium Rachel.

"Sebenernya ini ada apa, sih?" tanya Rachel sambil menatap enam orang itu.

Tidak ingin Rachel semakin kebingungan, Brizan segera bersimpuh. Dia menggenggam tangan Rachel erat dengan. "Kan, lo tadi bilang belum gue nembak."

Mata Rachel membulat, tahu apa kelanjutan kalimat Brizan.

"Gue sebenernya udah rencanain ini. Pas panget lo tadi ngarep gue tembak," ucap Brizan mengundang kekehan empat orang itu.

Rachel melotot sambil meremas tangan Brizan. "Jangan bikin malu."

"Kenyataannya emang gitu, kan? Lo pengen gue tembak." Brizan menoleh, memberi kode ke Raka dan Birzy. Sebenarnya Brizan sudah merencanakan ini lima hari yang lalu. Dia juga sengaja tidak langsung menembak Rachel. "Jadi, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Bola mata Rachel membesar, mulutnya sedikit terbuka kaget dengan pertanyaan itu. Dia lalu menunduk, tersenyum malu-malu. "Lo kok nggak romantis, sih?"

Seketika Brizan menoleh ke enam orang yang menyaksikan. "Gue dibilang nggak romantis. Bir, tugas lo!"

Birzy yang mendengar kode itu segera melaksanakan tugas. Dia menyalakan proyektor dan mematikan lampu. Rachel dan Brizan sama-sama menatap tembok yang mulai memunculkan gambar.

"Kita buktikan gue romantis atau tidak." Brizan berdiri merangkul Rachel.

Video mulai berputar, terlihat Brizan saat menyelam dan Rachel di depannya. Lelaki itu membentuk hati dengan kedua tangan, lalu mencium Rachel jarak jauh.

Seketika Rachel mendongak. "Diem-diem lo gitu ya di belakang gue?"

Brizan tidak menoleh, hanya menggerakkan kepala Rachel agar kembali menatap ke layar. Empat orang lainnya ikut menyaksikan.

Video terus berputar hingga terlihat Brizan mengeluarkan spanduk bertuliskan "I love you". Rachel tersenyum, ingat saat melihat foto itu pertama kali. Tersentuh dengan tindakan Brizan, Rachel semakin mendekat dan memeluknya.

"Tunggu aja. Kita lihat seorang Rachel bener-bener terpesona atau enggak," bisik Brizan lalu mencium puncak kepala Rachel.

Menit-menit terakhir menampilkan saat Rachel belajar diving. Brizan yang berada di pinggir kolam renang kembali membuat bentuk hati. Dia menatap kamera sambil mengucapkan "I love you" tanpa suara.

The ConquerorWhere stories live. Discover now