Chapter 14 : Closer

2K 366 21
                                    

Vote dulu dongg










Keesokan harinya anak-anak di dalam aula sudah membaca artikel yang ditulis oleh Rita Skeeter itu. Pansy baru mendapatkannya dan membacanya di meja anak-anak Slytherin yang sedang makan. "Cedric Diggory dan kekasih Slytherin nya, ini kau kan?! Kau berkencan dengan Cedric?!"

Verly menutup mulut Pansy dengan tangannya, tapi telat, Malfoy sudah mendengarnya. Dia merebut Daily Prophet itu dari tangan Pansy.

Wajah Malfoy berubah jadi sangat tidak baik, "Ini benar?" Tanya dia kepada Verly. Verly menggeleng, "Tidak, aku hanya bicara pada Cedric kemarin karena kebetulan dia mengembalikan kalungku yang hilang,"

Malfoy berubah jadi agak lega, meskipun pasti dia tidak sepenuhnya percaya pada perkataan Verly karena melihat foto yang terpampang di artikel itu. Verly merobek satu artikel itu dari Daily Prophet, meremaskan dan membuangnya sembarangan.

Dia bukannya tak suka dengan kedekatannya dengan Cedric, lagipula siapa yang tidak suka, dia hanya kesal dengan tulisan penuh drama Rita Skeeter itu.














Harry Potter telah mengetahui kalau ujian pertamanya adalah melawan naga, dia beranggapan bahwa pasti Karkaroff dan Madam Maxime pasti sudah memberitahu Viktor Krum dan Fleur. Hanya Cedric satu-satunya juara yang masih belum tahu tentang naga-naga itu, jadi Harry berniat memberitahu Cedric.

"Hermione, kita ketemu di Rumah Kaca," kata Harry, mengambil keputusan sementara dia mengawasi Cedric meninggalkan aula.

"Pergilah, kususul kau nanti."

"Harry kau akan terlambat, bel sudah mau berbunyi..."

"Aku akan menyusulmu, oke?"

Saat Harry tiba di dasar tangga pualam, Cedric sudah di atas. Dia bersama serombongan teman kelas enamnya. Harry tak ingin bicara kepada Cedric di depan mereka semua. Mereka termasuk yang mengutip artikel Rita Skeeter untuk mengejeknya setiap kali dia lewat. Harry membuntuti Cedric dalam jarak tertentu, dan melihat bahwa dia menuju ke koridor Mantra.

Ini memberi ide pada Harry. Berhenti agak jauh dari mereka, dia mencabut tongkat sihirnya dan mengarahkannya dengan hati-hati.

"Diffindo!"

Tas Cedric robek. Perkamen, pena bulu, dan buku-buku bertebaran di lantai. Beberapa botol tinta pecah.

"Biar saja," kata Cedric putus asa ketika teman-temannya membungkuk membantunya. "Bilang pada Flitwick aku datang sebentar lagi, ayo..."

Inilah yang diharapkan Harry. Dia menyelipkan kembali tongkatnya ke balik jubahnya, menunggu sampai teman-teman Cedric sudah lenyap ke dalam kelas, dan bergegas menyusuri koridor, yang sekarang kosong hanya berisi dia dan Cedric.

"Hai," sapa Cedric, memungut buku Panduan Traflsfigurasi Tingkat Lanjut yang sekarang berlepotan tinta. "Tasku robek... padahal baru..."

"Cedric," kata Harry, "tugas pertama adalah naga."

"Apa?" tanya Cedric, mendongak.

"Naga," kata Harry, bicara cepat-cepat, takut Profesor Flitwick muncul untuk mengecek apa yang sedang dilakukan Cedric. "Mereka sudah menyiapkan empat, masing-masing satu untuk kita, dan kita harus melewati mereka."

Cedric menatapnya. Harry melihat sebagian kepanikan yang dirasakannya sejak Sabtu malam terpancar dari mata Cedric.
"Kau yakin?" tanya Cedric pelan.

"Seratus persen," jawab Harry. "Aku sudah melihat mereka." "Tapi bagaimana kau bisa tahu? Kita kan tidak boleh tahu..."

"Jangan tanya," kata Harry buru-buru-dia tahu Hagrid akan mendapat kesulitan jika dia menceritakan yang sebenarnya. "Tetapi aku bukan satu-satunya yang tahu. Fleur dan Krum pasti juga sudah tahu sekarang-Maxime dan Karkaroff sudah melihat naga-naga itu juga."

Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅Where stories live. Discover now