Chapter 33 : Lie

1.7K 259 22
                                    



















"You've been lost, my daughter,"

Voldemort membawa Verly ber-apparate ke Malfoy Manor, disusul oleh Lucius dan Draco Malfoy. Bellatrix sudah ada disana duluan dengan beberapa pelahap maut lainnya.

Verly hanya menunduk dan berdiri di sebelah perapian yang tidak menyala. Dia tidak berani menjawab. Dia juga tidak berani menatap Draco sama sekali, sedangkan Draco terus memandang kearahnya diam-diam dengan cemas.

Saat ini Draco bahkan tidak bisa memikirkan dirinya sendiri, dia begitu takut akan kehilangan Verly tadi.

Voldemort membelakanginya untuk sesaat sebelum akhirnya berjalan mengelilingi Verly, "you're extraordinary, my daughter, just like me, and you shouldn't have to be friends with them—they're weak, they have no extraordinary magical talent. unlike you, unlike me, we're same. we're special,"

"With me, your talents will never be wasted,"

"I know, You are the one who killed my parents, don't you? and you raised me to be a murderer, just like you,"

"I saved you,"

"You don't want to end up just like your filthy mudblood mother, do you, daughter?" lanjutnya.

"Jangan gunakan kata tidak sopan itu didepanku!" Verly berseru.

Voldemort terkekeh, "Tapi bersamaku, itu tak akan terjadi kepadamu..."





Seekor ular besar masuk melewati keluarga Malfoy yang berdiri di dekat lorong, ular itu meliuk melewati perapian kosong menuju kepada tuannya.

"Ah, Nagini datang.. Lihatlah siapa yang ada disini.. Gadis kecilmu yang sekarang sudah mulai bisa belajar memberontak dari kita,"

Voldemort mendekat kepada Nagini.

"Dia hampir pergi meninggalkan kita, Nagini, jika saja aku tidak menariknya kembali,"

Nagini melihat Verly dan dari yang Verly tangkap tatapannya begitu sendu, Nagini mendesis, "Kenapa... Kau..."

Tapi Verly tidak menjawabnya, dia hanya mendengar dan menunduk.











"Aku seharusnya sudah menghukummu," katanya lagi. "Tapi aku murah hati, aku masih menerimamu. Aku memaafkan kesalahanmu karena kau anak yang berharga bagiku, harta karunku, dan kupercaya kau sudah kembali kepada yang benar, putriku," Dia memegang pundak Verly dan mengelusnya pelan.

"Aku bukan putrimu!" kata Verly dengan tajam. Dia sudah muak dengan hidupnya sendiri. Selama bertahun-tahun ia telah menjadi boneka Voldemort yang bisa dimanfaatkan suatuwaktu. 

"Aku masih kecil saat itu, aku belum mengerti segala sesuatu nya dengan baik. Segala hal yang kubenci dalam hidupku, itu semua karena ajaranmu," lanjutnya.

Voldemort berhenti, dia mendekat, "Dan itu sudah menjadikanmu penyihir wanita paling kuat yang pernah ada," bisiknya.

Kemudian dia mulai berbicara dengan bahasa ular, Parseltongue, sehingga tak ada yang mengerti pembicaraannya yang selanjutnya kecuali Verly.

"Itulah sebabnya aku mempercayakanmu cincinku," kata Voldemort. "Cincin leluhurku.. leluhurmu juga,"

Hal ini membuat kecurigaan Verly terhadap cincin itu semakin kuat. Cincin itu adalah Horcrux. Cincin itu pasti adalah Horcruxnya.

Itulah sebabnya Voldemort berbicara dalam Parseltongue, agar yang lain tidak mengetahui apa yang mereka bicarakan. Karena di dalam ruangan ini, hanya dia, Nagini dan Verly yang mengerti bahasa itu.

Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅Where stories live. Discover now