06. Ceroboh Kesekian Kalinya!

78.3K 7.5K 374
                                    

"Lagi dong, Ndien."

Andien menyodorkan kotak makan berwarna hijau transparan miliknya, berisikan ceker pedas manis yang dia buat sendiri.

"Jago juga lo, An. Besok-besok jangan sungkan bawa makanan, lah. Gue kan enak jadinya."

Perkataan Reno yang enteng sontak membuat Sarah menendang tulang kering Reno dari bawah meja hingga lelaki itu meringis.

"Nggak jago sih, mas. Bisa masak ini doang, harus liat resep juga sih, kadang-kadang gagal, ini lagi beruntung aja berhasil."

"O gak masalah, An. Jelek sekalipun gue makan, kalo gratis biasanya rasanya makin enak."

Lagi-lagi Reno dihadiahi tendangan pada kakinya oleh Sarah.

"Aduh, Sar! Lo kira-kira kek, hak sepatu lo tuh tajem banget anjir, salah dikit nancep itu dikaki gue." Tambah Reno yang melebih-lebihkan.

"Disini yang jago masak si Mbak Lintang, An. Tapi Mbak Lintang suka pelit, gak mau bawa makanan ke kantor." Tutur Pinkan.

"Oh, ya? Kenapa gak bawa aja mbak?"

Lintang menggeleng ngeri, "Lo liat aja sendiri makhluk-makhluk kayak mereka ini makannya kayak apa, babi juga kalah rakus."

Meja mereka sangat berisik, suasana kantin juga semakin lama semakin sepi setelah detik demi detik ikut berlalu.

Kemudian Andien menunduk menatap jam di pergelangan kirinya, sebentar lagi jam istirahatnya habis.

"Udah? Balik yuk, gue ada survei lokasi abis ini sama Mbak Lintang."

Semua pun bergegas mencuci tangan, awalnya mereka makan menggunakan sendok, tapi setelah tahu bahwa Andien membawa ceker pedas manis, otomatis mereka makan langsung dengan tangan.

Pak Dirga kemarin serius gak ya minta gue ke ruangannya? Atau gue salah denger?

Setibanya di ruangan marketing, Andien ragu-ragu, ia duduk menatap layar komputernya dengan tatapan kosong. Masih menimang-nimang apakah ia harus ke ruangan bosnya itu atau tidak. Takut saja kalau ternyata dirinya salah dengar dan malah membuat dirinya sendiri malu karena tiba-tiba datang ke ruangan Dirga.

Dia kan CEO, bagaimana kalau dia sibuk dan tidak bisa diganggu saat ini lalu Andien yang salah paham ini datang tanpa diundang? Bagaimana kalau ternyata Dirga berpesan hal lain, bukan datang ke ruangan Dirga, tapi datang ke ruangan lain? Sungguh, pikiran Andien sangat kacau, dia bingung harus bagaimana sekarang.

"Oke, guys. Gue sama Dimas cabut dulu ya, doain supaya hari ini langsung kelar!" Kata Lintang yang sudah berdiri di ambang pintu.

Lintang dan Dimas dikirim untuk survei lokasi, itulah sebabnya mengapa mereka berdua harus pergi sekarang.

"Iya, iya. Gue doain kelar dan diterima sama si bos biar besok bisa tenang!" Teriak Pinkan.

Pintu akhirnya tertutup kembali. Sisalah Andien hanya dengan Sarah, Pinkan, dan Reno yang sama-sama sedang sibuk dengan diri masing-masing.

Sarah sepertinya sedang melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, sedangkan Pinkan, yang kemarin sempat sakit kini sudah bisa kembali bekerja dan sekarang sedang asik membuka aplikasi belanja online berwarna oranye. Kalau Reno, lelaki itu sedang santai, bermain game kalau Andien tebak dari suara yang dikeluarkan dari ponselnya itu.

"Eh, eh, udah liat video yang lagi viral, gak?"

Baru saja Andien menyebut Reno di pikirannya, kini Reno langsung berbicara. Tapi bukan dengan Andien maupun Pinkan dan Sarah, melainkan dengan teman mainnya dalam game itu. Setahu Andien memang ada game yang bisa saling berkomunikasi dengan teman, Andien tidak begitu mengerti namun dia cukup tahu tentang itu.

[6] Stop, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang