11. Pacar Dirga?

88.4K 8.2K 1.1K
                                    

Pukul sembilan, pesanan McD yang Andien janjikan pada kelima rekannya itu akhirnya datang.

Iya, itu semua untuk mengganti traktiran yang gagal di hari kemarin akibat kecelakaan mengenaskan di depan mata Andien. Untungnya mereka tidak bertanya banyak hal selain kenapa Andien lama sekali tidak datang ke restoran itu, dan dengan mudahnya Andien memakai alasan sakit perut sehingga butuh waktu lama di toilet.

"Eh tapi ini belum lunas ya, Dien. McD dibandingin sama makanan korea mah kalah." Ujar Reno sambil mengigit isi dari ayamnya.

"Gayaan lo, Ren. Biar kalah juga tetep aja rakus."

"Ya namanya juga gratisan, mbak. Mana ada nolak yang gratisan." Sahut Dimas, mendukung Reno.

Andien tertawa melihat sahut-sahutan rekannya itu. Walau sedang sibuk makan, di jam yang bukan jam istirahat, tapi masih saja sempat mengoceh soal ini itu.

"Sabtu ini ke mall, yuk?" Ajak Sarah.

Kemudian Andien menimang-nimang, kalau diingat-ingat, sudah lama juga dia tidak ke mall untuk shopping atau sekedar cuci mata. Selama satu bulan bekerja di perusahaan ini, Senin sampai Jumat selalu sibuk, sedangkan Sabtu dan Minggu ia manfaatkan sebaik mungkin untuk istirahat, walau terkadang ada saja pekerjaan kantor yang sempat-sempatnya mengganggu.

"Boleh! Udah lama juga Andien nggak ke mall, nih."

Beberapa lama hening, mereka sama-sama sibuk dengan masalah perut. Tiba-tiba saja Reno bersuara.

"Pak Dirga kayaknya udah punya pacar, deh."

Sukses sudah kalimat Reno membuat lima rekannya berhenti beraktifitas. Semua menengok ke arah Reno yang nampak santai-santai saja.

Jadi Pak Dirga udah punya pacar, ya?

"Demi apa, Ren?"

Dimas nampak ikut terkejut, bagaimana tidak, dia sebagai satu-satunya orang di tim marketing yang mengenal Dirga secara dekat bisa tidak tahu mengenai kabar sepenting ini.

"Anjir, hilang udah kesempatan gue jadi pendamping Pak Bos." Timpal Sarah.

"Sok halu jadi pendamping bos, urus noh PDKT-an lo, Sar."

Andien diam dan membayangkan seperti apa kiranya kekasih dari seorang Dirga. Maksudnya, Dirga dimata Andien itu adalah lelaki tampan dan mapan, apa lagi di usianya yang sudah sangat matang itu Dirga malah semakin tampan dan gagah. Hartanya tidak usah diragukan lagi, jabatannya disini hanyalah sebuah nama untuk memiliki kesibukan, keluarganya terkenal kaya raya dengan harta yang tidak akan habis tujuh turunan.

Kira-kira wanita seperti apa yang mampu memenuhi kriteria seorang Dirga Bramasta Arjaya, yang mampu membuat Dirga tertarik dan memilihnya sebagai kekasih. Pasti sangat istimewa dan mendekati sempurna, atau bahkan sudah sempurna!

Andien memilih meminum float miliknya saat merasa tenggorokannya mulai membutuhkan pelumas.

"Gue serius, sumpah deh. Kemarin gue liat Pak Dirga nganterin cewek ke klinik kantor. Tapi gue gak bisa liat muka ceweknya jelas-jelas soalnya ketutupan sama badan Pak Dirga, tapi gue yakin itu cewek soalnya pake rok!"

Andien tersedak.

Ingatannya berputar ke hari sebelumnya, hari kemarin dimana dirinya dipaksa mampir ke klinik kantor oleh Dirga.

Kala itu Andien diminta ikut ke ruangan Dirga, tapi ditengah jalan tiba-tiba Dirga memutar arah ke lorong lain yang menuju klinik milik kantor, seorang dokter selalu berjaga disana setiap harinya.

Andien pikir saat itu tidak ada yang melihatnya karena Dirga menggunakan rute khusus yang hanya boleh dilalui olehnya dan beberapa orang pilihannya. Tapi jalan menuju klinik membuat mereka terpaksa harus menggunakan lorong umum.

[6] Stop, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang