10. No, Pak

105K 7.9K 589
                                    

"Iya, iya inget."

Andien sedang berbicara melalui sambungan telepon. Ponselnya ia biarkan di atas meja riasnya dengan loud speaker mode, sementara dirinya sesekali berpindah tempat untuk mengambil perlengkapannya sebelum berangkat ke kantor.

"Kapan sih dek kamu dapet libur? Lama gak ke Jogja. Abang juga belum dapet waktu luang buat ke Jakarta."

Kakak laki-laki Andien yang sering Andien sebut sebagai abang itu bernama Rion, yang sudah menikah sekitar satu setengah tahun yang lalu, saat Andien masih kuliah. Rion menikah dengan seorang wanita cantik bernama Deara yang ternyata juga berasal dari Jogja, tapi pertemuan mereka terjadi di Jakarta dan menjalin hubungan selama dua tahun sebelum akhirnya menikah.

Saat itu Rion juga sudah memikirkan matang-matang untuk kembali ke Jogja. Dia sudah mempersiapkan tabungan dan juga usaha baru di Jogja agar bisa menjamin kehidupan rumah tangganya. Sekarang Rion dan Deara sudah memiliki seorang buah hati yang sangat tampan, usianya baru enam bulan. Diberi nama Laskar, ah bagus sekali kan nama anak-anak era modern ini.

"Nggak enak tau bang, kalau Andien tiba-tiba minta libur satu minggu, Andien kan masih baru disini. Andien juga gak berani janji kapan bisa ke Jogja, abang tuh harusnya yang cari waktu buat kesini, Andien kangen tau."

Sembari mengoceh, Andien mulai memoleskan sentuhan terakhir di bibirnya. Sebuah lip matte dari brand ternama yang harganya masih bisa Andien jangkau, inisialnya M, sering muncul di televisi dengan bintang iklan sekelas Gigi Hadid.

"Bulan depan abang usahain dek. Udah kangen banget pengen liat kamu. Terakhir ketemu waktu kamu wisuda."

Andien tertawa geli, abangnya itu terbilang jarang mengungkapkan rasa rindunya terhadap Andien, alias sok dingin.

Andien juga ingat saat dulu Rion dan Deara masih berpacaran, Deara selalu mengadu pada Andien bahwa Rion terlalu dingin dan Deara tidak mengerti kenapa saat itu dirinya mau menerima Rion sebagai pacarnya. Tapi Andien menjelaskan pada Deara, mungkin penjelasan Andien saat itu memiliki peran penting juga untuk hubungan keduanya dan bisa melanjutkan sampai menikah.

Karena saat itu Andien memberikan pemahaman pada Deara mengenai sifat abangnya. Menjelaskan pada Deara bahwa sesungguhnya Rion sangat menyayangi Deara, hanya butuh waktu saja agar Rion bisa merubah sikapnya perlahan-lahan.

Terbukti kan sekarang ucapan Andien. Rion sudah menjadi bucin!

"Baru juga tiga bulan, lebay banget ah! Udah deh, Andien mau berangkat kerja dulu. Jangan ganggu pegawai Arjaya Group yang super sibuk ini, ya."

Diakhir kalimat sombongnya, Andien terkikik geli mendengar ucapannya sendiri. Sementara Rion diseberang sana sudah menghela nafas lelah karena sifat Andien.

"Ya udah, hati-hati dijalan. Inget kata abang, kalau ada yang jahatin kamu, jangan lupa jahatin balik. Kalau kamu kenapa-kenapa, abang bunuh orang yang berani ngapa-ngapain kamu."

"Duh, lebay! Iya, iya, Andien tutup dulu ya abang Andien tersayang. Titip salam sama Mbak Dea, sama Laskar juga!"

Setelah sambungan telepon terputus, Andien tersenyum lebar. Akhirnya rasa rindu terhadap abangnya sedikit terobati dengan percakapan singkat tadi.

Sisa kakak perempuannya saja yang belum sempat Andien hubungi. Jian, adik dari Rion dan kakak dari Andien. Sudah menikah tiga tahun lebih dan anaknya sudah berusia dua tahun. Anaknya juga laki-laki, jadi semua cucu dari mama dan papa Andien sejauh ini adalah laki-laki.

Cucu pertama mereka adalah dari Jian yang menikah dengan lelaki asal Surabaya, nama anak mereka adalah Ciello. Andien sudah bertemu dengan Ciello beberapa kali, dan si kecil tampan itu sangat menggemaskan. Cucu keduanya tentu saja dari Rion.

[6] Stop, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang