Part 1

2.9K 153 36
                                    

Bandung
Kediaman rumah keluarga Pratama

Disalah satu kamar yang cukup luas, seorang anak laki-laki tengah memeluk kedua adik perempuannya. "Kakak, aku takut! hiks.. hiks..," ujar salah satu adik perempuan.

"Hustt... udah-udah dek, jangan nangis ya...!" ucap sang kakak laki-laki menenangkan. Tanpa sadar buliran bening keluar dari kedua kelopak mata anak laki-laki tersebut.

Disebuah meja makan dengan suasana tegang, seorang perempuan berkata kepada suaminya, "Kenapa Papa senang sekali berdebat dengan Mama, ha? Selalu saja Papa membicarakan hal itu. Mama ini baru pulang, Pa coba Papa sambut Mama dengan baik, bukan dengan perdebatan seperti ini!"

"Ini semua juga karena Mama! Kalau keadaannya tidak seperti ini, tidak mungkin Papa menuntut hal itu sama Mama."

Pyaarrrr..........

Sebuah piring yang tadinya diatas meja makan kini pecahan belingnya telah berserakan diatas lantai.

"Sudahlah, Pa, Mama capek setiap kali pulang selalu saja seperti itu. Kalau tau begini lebih baik Mama tidak akan pulang!"

"Ya sudah kalau begitu, kamu pergi saja urus perusahaan mu!"

Tercengang wanita itu berkata, "Apa? jadi Papa mengusir ku! Baiklah, kalau Papa sudah bosan dengan Mama. Mama akan pergi!" Berdiri dari kursi dan beranjak pergi meninggalkan meja makan. Tetapi beberapa langkah kemudian ia berbalik, menghampiri sang suami yang sedang berdiri menatapnya tajam. "Dan, aku sudah lelah jika terus seperti ini. Aku akan pergi sekarang dan urus surat perceraian kita!" Wanita itu kembali berbalik, lalu meninggalkan suaminya yang hanya berdiri mematung di sana.

Keesokan harinya......

Ceklek!... Suara pintu kamar terbuka. "Hem... ternyata kalian disini. Ya sudah, kalau begitu Papa berangkat kerja dulu ya, Nak!" batin Papa. Kemudian pintu kembali tertutup pelan.
Karena semalaman ketiga anak itu menangis, akhirnya mereka kelelahan dan tertidur.

13 Tahun kemudian......

Surabaya
Kediaman rumah keluarga Kristanto

"Lila tidak keberatan kalau harus pindah ke rumah nenek, tapi bagaimana dengan sekolah Lila, Yah? Lagipula kan, sekarang Lila sudah kelas 12, dan sebentar lagi pasti akan banyak ujian-ujian sekolah," kata gadis manis nan polos berumur 17 tahun tersebut.

"Perihal sekolah tenang saja, Ayah yang akan urus semuanya," ujar Kristanto pada sang anak gadis.

Pasrah gadis itu prihatin. "Ya sudah, Yah, Lila juga tidak mau Ayah tambah terbebani karena Lila."

Bandung
Kediaman rumah warisan mendiang Ayah dari Kristanto

"Sudah lama sekali terakhir kali aku kesini, ternyata tempat ini tidak banyak berubah, ya! masih sama seperti dulu." Batin gadis bernama Lila, sambil menghirup udara kota Bandung yang masih sejuk dan asri ini.

"Ayo, Lila kita masuk!" Perintah sang Bunda memanggil. Seketika seruan itu membuyarkan lamunan Lila, ia mengerjapkan mata berkali-kali. Kemudian segera berlari kecil masuk kedalam rumah yang lumayan besar, namun sederhana. Tepatnya berada di barisan beberapa komplek perumahan.

***

Terimakasih bagi para pembaca yang sudah membaca part ini.

Maaf kalau ceritanya kurang bagus. Tapi kalau kalian suka, jangan lupa tinggalin vote dan komen, ya! Kalau author tau kalian suka sama ceritanya. Nanti author bisa update sampai tamat.

#Salam untuk para readerku🌹🧡🧡

Rendra & Lila [END]Where stories live. Discover now