Chapter 41

84.9K 4.1K 120
                                    

          Mobil Vincent masuk ke dalam pekarangan Mansion keluarga besarnya yang jarang sekali Ia kunjungi. Walaupun dirinya adalah anak laki laki satu satunya dari keluarga Adijaya tapi dirinya tidak betah hidup di dalam rumah megah tersebut rasanya diri lebih sering dikekang oleh orangtuanya, itulah alasannya sekarang Vincent lebih memilih untuk tinggal diapartemen dan mengurus bisnisnya sendiri dibandingkan harus mewarisi Adijaya corp bisnis Ayahnya yang padahal bidangnya masih sama. Hidup dengan paksaan oleh orangtua memang tidak menyenangkan itulah yang dirasakan Vincent sedari kecil Ia merelakan mengubur cita citanya untuk menjadi seorang pemain piano dan fokus dibidang bisnis sesuai yang diarahkan oleh kehendak Ayahnya. Rasa itu tidak seberapa dengan tindakan Ibunya 2 tahun yang lalu yang baru Vincent ketahui baru baru ini bahwa ternyata Ibunya dalang dibalik putusnya hubungannya dengan Karina, Gadis yang membuatnya mempunyai semangat untuk balas dendam tapi dirinya salah itu semua bukan karena Karina tapi itu adalah salah Ibunya. Dia berharap adik perempuannya Marsha yang masih berumur 17 tahun selisih 11 tahun dengannya kelak bisa mengejar cita citanya sendiri tanpa mendapat kekangan dari kedua orangtuanya dan tidak bernasib sama dengannya hidup dibalik kontrol orangtua.

Vincent menghela nafas panjang sebelum melangkahkan kaki kedalam rumah besar itu. Pasti ada sesuatu yang sangat penting sehingga Ibunya menyuruhnya untuk pulang. Vincent langsung menuju ruang tengah yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul.

"Kamu sudah datang nak, sini kemari." Kelly menepuk nepuk sofa disampingnya menyuruh agar anaknya Vincent cepat duduk disampingnya, sedangkan disebelahnya sudah ada gadis dengan paras cantik.

"Gimana keadaan kamu, Oh iya maksud mama nyuruh kamu pulang mau ngenalin kamu sama anak temen mama yang bakal jadi calon tunangan kamu namanya Luna, Luna  kenalin ini anak tante yang tadi tante ceritain namanya Vincent." Kelly mengelus puncak rambut anaknya---Vincent menunduk.

Luna segera mengulurkan tangannya untuk berkenalan ke arah Vincent, namun tidak dibalas oleh Vincent sehingga membuat Luna menarik tangannya kembali.

"Tidak bisa Ma, Aku sudah punya calon istri jadi Mama nggak bisa main jodoh jodohin lagi." ujar Vincent yang mendapat pelototan tajam dari Kelly.

Vincent beranjak dari duduknya tanpa ucapan sepatah katapun dan langsung menuju kamarnya dilantai atas.

"Vincent mau kemana? Hey sini mama belum selese."

"Jangan dimasukan ke hati ya Lun, mungkin Vincent lagi kecapean biar nanti tante yang bakal bujuk si Vincent." Kelly mengelus ngelus punggung Luna menyakinkan bahwa Vincent pasti mau menerima perjodohan ini.

"Hay Kak" Marsha merentangkan tangannya untuk memeluk Vincent saat mereka bertemu didepan tangga, dibalas dengan pelukan hangat dari Vincent.

"Gimana keadaan kamu, makin manja aja ya." Vincent mencubit hidung Marsha, Vincent mengacak rambut adiknya gemas. Hanya Marsha dan Neneknyalah alasan Vincent tersenyum di rumah itu.

"Kakak ada masalah?." tanya Marsha kala dirinya melihat raut perubahan ekspresi kakaknya tadi.

Vincent mendongakan wajahnya menunjuk Ibunya yang sedang berbincang dengan Luna. Marsha langsung paham dengan situasi yang terjadi.

"Aduh tipe tipe cewek yang mama suka emang ngga ada yang bener, kakak ngga usah mau dijodoh jodohin emangnya ini zaman Siti Nurbaya apa, kayak anak cowoknya ini nggak laku aja, tapi emang nggak laku sih kakak." bisik Marsha.

"Kakak tabok ye." ucap Vincent dibalas dengan ringgisan Marsha.

"Ya udah kakak mau masuk ke kamar ajalah pusing nih kepala." ujar Vincent.

"Kak." Marsha meraih pergelangan Vincent.

"Ini hidup kakak jadi kakak sendiri yang nentuin." ujar Marsha sebelum pergi menghampiri mamanya untuk meminta uang jajan, karena itu waktu yang pas pasti mamanya akan memberinya lebih jika Ia memintanya didepan tamu. Vincent mengeleng ngelengkan kepalanya tidak percaya bahkan adeknya sendiri sekarang sudah tumbuh dewasa dengan perkataan yang tadi gadis itu lontarkan.

🌹🌹🌹

Karina merebahkan badannya yang lelah dari pekerjaan kantor seharian di atas ranjang menatap langit langit kamarnya, Dia tersenyum dalam hati bersorak kemenangan hari ini Vincent pergi jadi hari ini Ia bisa menghabiskan  waktunya dengan memanjakan diri, me time tanpa khawatir adanya penganggu.

Karina sudah siap dengan alat tempurnya, file drama korea yang sudah diunduhnya tadi, laptop dan cemilan cemilan sebenarnya tidak sehat tapi selalu Dia stock dikamarnya, bodoamat dengan berat badannya toh dia selalu joging setiap minggu pagi, karena terlalu malas jika Ia jogging tiap hari. Jika biasanya Karina melakukan menonton di kamar kali ini Ia memilih untuk menontonnya diruang tengah, toh juga Vincent tidak akan pulang malam ini pikirnya.

Dari jam 18.30 Ia sudah start menonton sampai sekarang jam menunjukan pukul 19.35 Ia sudah menyelesaikan 2 episode karena memilih menskip adegan adegan yang tidak terlalu penting dan ingin cepat mengetahui endingnya.

Drrttttt.... ponselnya bergetar. Karina yang mendengarnya berdecak kesal siapa yang berani menganggu malam indahnya ini, tanpa melihat nama peneleponnya Karina segera mengangkat panggilan itu.

"Hah, siapa, ada apa ngga ada otak kau ya telfon malam malam." ujar Karina terlampau kesal padahal orang diseberang belum mengucapkan sepatah katapun.

"Lagi sibuk ya, maaf ganggu." Karina terbelalak setelah mengenali itu suara Andri, Karina memastikan nama peneleponnya dan benar itu Andri. Karina pikir itu Vincent.

"Oh Andri enggak kok, anu itu tadi orang eeee." Karina sejenak memutar bola matanya untuk mencari alasan. "nomor tidak dikenal nelfon terus jadi Aku kira itu tadi dia makanya Aku agak kasar, hehehe." Karina berharap Andri percaya dengan alasan yang Ia buat buat itu.

"Malam ini kita bisa ketemu?, ada sesuatu yang harus Aku bicarain ke kamu, nanti lokasinya Aku sharelock." ujar Andri.

"Ada apa sih jadi penasaran." sahut Karina.

"Eumm ada deh pastiin kamu datang okeh, see you." Andri mengakhiri panggilan itu.

Karina mengedikan bahunya tidak mengerti mengapa Andri ingin bertemu dengannya malam ini. "Mungkin saja penting." batin Karina.

🌻🌻🌻

Tebak Andri mau ngajak Karina ngapain tumben tumbenan?😢😢komen ya jangan ngacangin.😰

                             🎀🎀🎀🎀

MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang