Chapter 22

113K 5.3K 10
                                    

Vincent membuka pintu kamarnya, menuruni tangga dengan setelan kemeja putih berbalut jas silver menambah Aura ketampanannya yang bak dewa yunani menjadi so perfect, Ia menyugarkan rambutnya yang disisir rapi ke belakang pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling matanya mencari Karina yang tidak ada di Ruang tamu melainkan Andri yang sedang fokus berkutat dengan laptop dan dokumen dokumen berserakan terbuka.

Vincent berdekhem pelan membuyarkan konsentrasi Andri yang sedang fokus pada laptopnya langsung melihat ke arah Bossnya.

"Kok kamu ada disini Karina mana." Vincent memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Oh kebetulan kerjaan saya dikantor sudah selesai jadi saya memutuskan untuk membantu Karina menyelesaikan tugasnya pak." Andri menjelaskan dengan hati hati, mengangguk dengan sopan.

Vincent terbelalak ,menyipitkan matanya menatap Andri dengan tatapan introgasi, lalu mengelengkan kepalanya.

Brakk.. tangan Vincent mendarat di meja itu lalu meletakan telunjuknya di bibirnya.

"Syuttt, Kalian ada hubungan special apa." Vincent mengedipkan matanya sebelah.

Andri kaget melihat tingkah laku Vincent yang tidak seperti biasanya kenapa bossnya itu tiba tiba ingin tahu permasalahan kecil seperti ini.

"Oh tidak pak, kami tidak ada hubungan apa apa." Andri mengibas ngibaskan tangannya.

Vincent ber oh ria. Ia mengaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Emm Kamu balik aja ke kantor saya ada pekerjaan untukmu." ujar Vincent.

"Tapi pak." ucapan Andri terpotong oleh Vincent.

"Udah nggak ada tapi tapian disini saya bosnya." ujar Vincent.

"Udah sana balik ke Kantor biar nanti saya yang urus ini." Andri hanya bisa mengangguk menerima perintah dari Bossnya itu.pria itu membereskan kemejanya yang sempat ia gulung lalu keluar dari apartemen itu.

****

Didalam Karina sedang asyik menonton drama korea di layar laptopnya yang sudah selama beberapa dekade ia tak tonton akhirnya ada waktu untuk menonton. Dengan kripik ditangan kiri tangan kanannya ia gunakan untuk menyuapkan makanan itu dimulutnya matanya tetap fokus pada drama itu.

"Karina keluar." Vincent mengetuk kasar pintu kamar gadis itu.

"Yah aishhh." Karina memutar bola matanya malas dengan gesit ia meraih gelas berisi air hangat, ia mencelupkan kain dan menempelkan kain itu ke dahinya. Serta memberi sedikit bedak di bibirnya untuk membuat kesan pucat.

Karina membuka pintu kamarnya. Hampir saja ia terpesona dengan aura ketampanan dan aroma maskulin yang keluar dari tubuh Vincent.

"Iya pak ada apa." Karina berakting seakan badannya lemas tidak berdaya dengan terampil.

"Kamu sakit?." Vincent menatap sekilas wajah Karina kemudian beralih memandang penampilan gadis itu dari bawah hingga ujung rambut. Berpiyama rambut dicepol dan mukanya terlihat lusuh.

Vincent mengecek suhu Karina dengan mendaratkan tangannya ke dahi gadis itu.
Panas.

"Ayo siap siap saya anter kamu ke dokter saya nggak mau kamu mati." ujar Vincent datar nyaris tanpa ekspresi.

"Enggak enggak pak, saya cuma kurang istirahat doang kok." Karina mengangguk ngangguk gemes.

"Ya udah babay saya istirahat dulu ya babay." Karina melambaikan tangannya.

Vincent mengerutkan dahinya menatap Karina curiga. Saat Karina akan menutup pintu tangan kekar Vincent menghalanginya.

"Ehh hehe." Karina cengar cengir.

"Ada apa."ujar Karina.

"Saya boleh masuk."

Maap updatenya dikit dikit terus.
Vote dan komen ya.☺😲











MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang