Chapter 20

131K 5.7K 82
                                    

Vincent membawa Karina dalam dekapannya sampai menuju apartemennya. Gadis itu diam saja, matanya terpejam.

Tingg...

Pintu lift terbuka, dan akhirnya sampai ke apartemennya. Vincent membuka kamar Karina langsung meletakan gadis itu, ia tidak berniat membangunkannya. Karina mengernyitkan dahinya dalam tidurnya baju yang ia kenakan masih basah sementara ia sudah tertidur.

Vincent berpikir sejenak apa yang harus ia lakukan sampai terlintas sesuatu di pikirannya.

***

Lagu Kpop sebagai ringtone alarm dari handphone Karina berbunyi pukul 04.00 berhasil membuat empunya terbangun dari tidur nyenyaknya.

Karina mengeliat, mengucek matanya, menguap. Badannya masih terasa pegal pegal akibat lari marathon yang tidak disengaja kemarin. Ia menghela nafas panjang sebelum merasakan ada sesuatu hal yang terjadi padanya. Ia terkejut meraba raba badannya dia sudah mengenakan piyamanya. Seingatnya ia tidak menganti pakaiannya sebelum tidur dan" tidakkkk" teriaknya. Ia buru buru menyingkirkan selimut halusnya darinya dan turun langsung menuju dapur.

Karina menuruni tangga dengan tergesa gesa. Indra penciumannya mengendus aroma masakan yang mengiurkan spontan ia mengikuti asal sumbernya. Sampai pada Vincent yang kini sedang memasak sup ayam.

"Kau sudah bangun" Vincent yang sudah bisa merasakan kehadiran gadis itu.

"Ahhh" mata Karina hampir terlepas dari tempatnya menginggat bagaimana caranya dia sudah memakai piyama.

"A-anu siapa yang ngantiin pakaian gue" ujar Karina.

Vincent membalikan badannya menghadap Karina. Bibirnya melengkung tersenyum alisnya terangkat sebelah lalu maju mendekati Karina.

"Menurutmu siapa lagi disini kecuali Lo sama Gue." ujar Vincent datar dengan smirk.

Karina menahan rasa amarahnya yang akan meluap luap ia berjalan menuju meja dapur mengambil pisau lalu berpaling menghadap Vincent.

"Ahhh Kau apa" Vincent bergidik ngeri melihat aura pembunuh dari diri Karina.

"Menurutmu apa yang akan orang lakukan jika dirinya sudah dilecehkan oleh orang lain." Karina terus berjalan mendekati Vincent.

"Pertama tama kau telah mengambil ciuman pertamaku kedua kau telah menelajangiku, Apa yang bisa Aku berikan kepada suami dimasa depan" Karina meringkuk melipat tangannya dilutut.

"Hikss aku sudah nggak ada harga diri lagi, hiks" Karina mulai mengeluarkan airmatanya,tanpa jaim ia terus menangis dengan suara keras.

Vincent berjongkok disamping Karina, ia mengelus ngelus punggung gadis itu.

"Jangan sentuh sentuh bajingan" Karina mengambil tangan Vincent dari punggungnya lalu menghempaskannya.

"Syuttt udah diem" Vincent meletakan jari telunjuknya di bibir Karina.

"Aaaaaaaaa" Karina semakin menambah volume tangisannya.

Tanpa berpikir terlalu lama Vincent langsung membekap mulut gadis itu daripada tetangga apartemennya keluar memarahinya karena suara tangisannya sangat dahsyat.

Vincent mengendong Karina ala bright style kemudian mendudukan gadis itu di kursi depan meja makan.

Vincent meletakan kedua tangan pada kedua pundak gadis itu. Ia meletakan telunjuknya pada bibirnya yang tebal penuh sexy.

"Kau bisa diam tidak heyy."

"Semalam Aku memang menganti pakaianmu tapi dengan menutup kedua mataku jadi Aku tidak melihat tubuhmu secara terang terangan." terang Vincent.

"Bener??" ujar Karina sesengukan ia masih ragu dengan ucapan pria itu bagaimanapun mereka pernah menjalin asmara.

"Ck!!, lagipula badanmu juga" Vincent mengukur badan Karina dengan menyipitkan matanya " cukup tidak menarik bagiku."

Kata kata singkat namun seperti petir menyambar di hati Karina.

Vincent pergi meninggalkan Karina yang masih terpaku karena perkataannya kemudian menuju masakannya. Ia menuangkan sop ayam ke mangkuk dan menyajikannya di depan Karina.

"Makan dulu nih." Vincent menyodorkan mangkok itu.

Dretttt.... handphone Vincent bergetar. Sebuah panggilan dari Andri diseberang sana.

"Iya ndri ada apa."

"Okeh saya segera kesana."

Vote & Comment yoks

MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Where stories live. Discover now