Chapter 4

197K 10K 197
                                    

Tok tok

Karina mengetuk pintu ruangan Vincent, setelah mendengar jawaban Vincent mempersilahkannya masuk, akhirnya Karina masuk ke ruangan itu disana hanya ada Vincent yang menatap layar komputernya dengan serius.

"Ini latte mu Vin, eh Pak!" Ujar Karina berdiri disamping Vincent yang sedang duduk fokus menatap komputer dan sengaja mengabaikan Karina.

Merasa di abaikan Karina mendekati pria itu dan dengan tanpa aba aba berteriak kencang ditelinga Vincent "ini lattenya!!!" Sontak itu memekikan telinga Vincent dan membuat Pria itu berdiri, tangannya tidak sengaja menepis gelas minuman yang berisi latte panas yang dibawa oleh Karina sehingga menyiram mengenai bahu Karina.

"Aww panas woyyy,setan!!" teriak Karina ketika latte panas yang akan ia berikan ke Vincent malah mengenainya.

"Maaf maaf Aku nggak sengaja" ujar Vincent memandang kasihan Karina yang terlihat kesakitan.

"Ahhh ishhh" desis Karina merasa bahunya terbakar.

Vincent mengambil P3K untuk mengobati Luka Karina.

Sini Aku obatin"
Vincent menghampiri Karina menatapnya nanar kemudian mendudukan Karina di kursi kerjanya. Mendekatkan wajahnya ke depan wajah Karina, kemudian tangannya bergerak akan membuka kancing kemeja gadis itu.

"Kau mau apa?"

"Sudah diam Aku hanya mau mengobati lukamu"

"Aku saja yang buka" Karina lalu membuka 2 kancing atasnya agar memudahkan Vincent mengobati luka bakarnya.dengan segera Vincent lalu mengoleskan salep ke luka tersebut dan memberikan perban.

"Ahhyaaa bisa pelan pelan tidak"

"Iya ini juga sudah pelan"

Sementara itu Andri yang dari tadi menguping suara mencurigakan di depan pintu ruangan bosnya tersebut dengan sengaja merekam suara mereka berdua dan mengirimkannya kepada Laura.

Dretttt" hape Laura bergetar menampilkan pesan suara dari Andri di layar utama. Karena ia sedang bersama dengan sahabat sahabat sosialitanya ia enggan membuka pesan tersebut.

"Rin karena kamu sudah jadi asisten pribadi saya jadi nanti kamu ikut pulang ke rumah saya" ujar Vincent dengan bahasa formal.

"Tapi Vin, aelah ribet banget dah"

"Tidak ada kata penolakan" Karina mencoba menolak dan membantah namun lagi lagi Vincent berhasil membuatnya menurutinya.

"Anda tunggu saya disini Mr. Vincent" ujar Karina merentangkan kedua tangannya di depan pintu apartemennya,ia tidak membiarkan Vincent masuk ke apartemen sederhana miliknya yang terkesan seperti kapal berantakan, sebagai seorang gadis Karina termasuk kedalam golongan golongan seseorang yang akan membereskan apartemennya sendiri namun harus mengumpulkan niat selama 1 jam itupun kalau rasa malasnya belum melanda.

"Kenapa ga boleh"

"Eeee soalnya berantakan hehehe"

"Rin lo masih sama kayak dulu"

"Kayak dulu apa?"

"Ceroboh, berantakan, pasti apartemen lo lebih mirip kandang babi?"

"Apa apa tuduhan keji tak berdasar" desis Karina tidak terima.

Tiba tiba Vincent langsung masuk kedalam apartemen milik Karina menabrak gadis itu dan akhirnya masuk kedalam. Vincent duduk di ruang tengah. Bola matanya hampir keluar melihat sesuatu yang tidak ia duga, ia melihat sebuah bingkai foto berwarna biru itu foto dirinya dengan Karina saat masih pacaran. Lalu Vincent berjalan menuju foto tersebut dan mengambilnya.

Karina keluar dari kamarnya susah payah ia menarik sebuah koper besar dibelakangnya.

"Hey, ayo cepat pak"

"Kenapa diam saja apa disana ada yang menarik" ujar Karina binggung menatap Vincent yang membelakanginya menghadap kebawah seperti menatapi sesuatu. Vincent berbalik menghadap Karina, melihat Vincent yang sedang memegang bingkai tersebut sontak membuat Karina langsung berlari ke arah Vincent untuk merebut bingkai tersebut, namun karena perawakan Vincent yang lebih tinggi dari Karina, malah membuat gadis itu memeluk Vincent dari depan.

"Kembalikan"

"Kembalikan ku bilang!!!!" Ujar gadis itu sedikit teriak.

"Kau masih menyimpannya?"

"Jawab Karina!!, kenapa kau masih menyimpannya" sahut Vincent.

"Aaa Kau sendiri tau kan Aku type seorang yang tidak suka bersih bersih lagian itu juga sudah 2 tahun yang lalu" jawab Karina berusaha mengelak.

"Tidak mungkin selama 2 tahun kamu tidak punya waktu untuk menyingkirkannya, atau selama 2 tahun ini kamu belum bisa melupakanku?" Ujar Vincent menaikan alisnya sebelah.

"Cih mana mungkin, ini seratus persen murni karena kemalasanku saja tidak ada unsur yang lain" sahut Karina merilekskan diri.

"Jadi pacar pacarmu tidak apa apa melihat foto laki laki lain selama ini?" Ujar Vincent memancing.

Pertanyaan itu membuat Karina berhenti menjawab dan berpikir sejenak.

Yuhu gimana guys kepo nggak sama kelanjutan ceritanya kalo iya jangan lupa ninggalin vote ya biar Akunya makin rajin up kedepannya thanks you, Jaga kesehatan juga yaa🤗🤗

Bantu Ramein Ig Author kk, mari berteman dan dapatkan info tentang update novel novelku.

Ig: erna_wati_12

Kirim pesan sebanyak banyaknya disana agar Aku makin semangat menulisnya.


MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Where stories live. Discover now