"Bye bye ati ati ya." Karina melambaikan tangan perpisahan ke Andri setelah sampai didepan gedung apartemen. Andri tersenyum singkat sebelum pergi dari situ.
Karina berjalan santai menuju lift hingga sampai didalam lift Ia ingat akan sesuatu. Ia terbelalak lalu menepuk jidatnya.
"Haduh kenapa gue bisa lupa, pantes dari tadi nelpon mulu kan memang Vincent ngajak pergi malam ini." ucap Karina pada dirinya sendiri.
Ia menatap jam dilengannya sudah menunjukan pukul 18.45. Karina takut Vincent akan marah atas keterlambatannya. Kemudian Ia menepis ketakutan itu dengan meyakinkan bahwa dirinya akan baik baik saja, "lagian juga ini masih sore." batinnya.
Karina berjalan mengendap ngendap saat sampai didepan pintu apartemen ia mengeluarkan kunci dari sakunya, memutarnya perlahan lahan agar tidak membuat suara Ia masih belum bernyali juga menghadapi kemarahan Vincent, berulang kali iya mencoba untuk rileks namun hati kecilnya tetap waswas.
Dengan hati hati Karina mendorong pintu kayu berwarna coklat tersebut agar tidak berbunyi, namun gagal pintu itu masih saja berdecit tidak bisa diajak kompromi. Ia mendongakan kepala mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru. Ia bisa bernafas sedikit lega karena matanya tidak melihat Vincent.
Ia menutup kembali pintunya dengan hati hati.
Emmm..
Dekheman seorang pria hampir saja membuat jantung Karina lepas dari tempatnya. Itu dekheman dari Vincent yang ternyata berada di balik pintu sebelah kiri. Pria itu menatap Karina tajam, tiba tiba saja Karina merasa dirinya berada di pintu neraka aura gelap menyelimuti Vincent seperti aura pembunuh.
"Darimana saja, kan kamu sudah janji mau ikut dengan saya pergi malam ini."
"Kenapa tadi telponnya nggak diangkat."
"Sibuk ngapain aja sih sampe angkat telepon aja kamu nggak bisa."
"Jawab nggak usah diem aja bisu lo!!."
Pertanyaan bertubi tubi dari Vincent terus keluar tanpa henti dengan nada bicaranya yang dingin sedikit membentak sukses membuat jiwa keberanian dan barbar Karina lenyap seketika, nyalinya mengecil untuk menghadapi amarah Vincent atau sekedar menatap matanya saja Karina tidak berani. Sekarang Karina sudah percaya tentang rumor yang beredar dikantor bahwa Vincent adalah pria dengan sifat pemarah, arogan, dan sulit ditebak berbeda dengan sifat pada saat pacaran dengannya dulu.
"Hey jawab pertanyaan saya, kalo diajak tanya jawab!!."
"Nggak budegkan." Vincent menahan amarahnya dengan mengepalkan tangan, rahangnya mengeras.
Karina masih tetap menunduk, Ia mengigit bibir bawahnya menahan airmata agar tidak mengalir lebih deras lagi. Vincent mengambil dagu gadis itu membuatnya mendongak untuk menatapnya.
Karina memejamkan matanya, pipinya sudah basah dengan airmatanya, wajahnya juga memerah.
"Maafin saya pak saya janji tidak akan mengulanginya lagi hiks."
"Saya akan lebih bangun awal, saya akan lebih bersih mencuci baju Anda saya janji tidak akan mencuci dengan cara menginjak nginjak lagi, saya akan belajar cara memasak supaya lebih enak, saya tidak akan menyapu dengan menyembunyikan debunya didalam karpet, maafin saya pak jangan bunuh saya, hiks hiks."
Karina melepaskan pegangannya pada tas tas belanjaan yang ada ditangannya beralih menangkupkan kedua tangannya kewajahnya, Ia menangis lebih kencang.
"Udah nggak usah nangis lagi, saya benci airmata buaya." ujar Vincent datar.
Walaupun Karina mempunyai sifat barbar tapi hatinya perih ketika Vincent menganggapnya pura pura menangis padahal Ia benar benar takut dengannya. Ia semakin menambah volume tangisannya.
"Aku minta maaf." ujar Vincent singkat lalu menyodorkan sapu tangan kehadapan Karina.
Karina terkejut dengan perkataan maaf yang keluar dari mulut Vincent, Karina meraih sapu tangan dari tangan Vincent untuk menghapus airmata dan sedikit ingus yang keluar dari hidung.
memang sulit ditebak emosi bosnya itu. Tidak bisa terbayang bagaimana cara istri Vincent nanti menghadapi suaminya itu dalam hati Ia bersyukur sudah jadi mantan sebelum berada dipelaminan. Bayangkan hanya karena keterlambatan Vincent semarah ini apalagi jika istrinya ketahuan selingkuh esok pasti diberitahukan sudah tidak bernyawa.
Vincent menyodorkan sebuah tas berwarna hitam ke Karina.
"Hiks apa ini pak." Karina bertanya dengan keadaan masih sesengukan.
"Ganti pakaianmu sekarang saya tunggu kamu 5 menit untuk siap siap." Vincent memasukan tanganya ke saku celananya.
"Tapi saya belum mandi pak." ujar Karina.
Vincent memajukan kepalanya mengendus leher Karina, gadis itu memejamkan matanya.
"Udah nggak ada waktu nggak usah mandi nggak papa masih wangi kok." sahut Vincent.
"Ya sudah cepat ganti sekarang." teriak Vincent.
Karina mengangguk kemudian langsung lari menuju kamarnya untuk segera berganti pakaian dan memperbaiki riasannya supercepat.
🍇🍇🍇
Karina meletakan belanjaannya langsung ke ranjangnya tanpa menata terlebih dahulu ke tempat tempatnya. Sekarang yang terpenting adalah Ia harus berganti dan bermakeupan dengan cepat. Ia mengambil paperbag yang diberikan oleh Vincent tangannya merogoh mengambil baju darisitu.
Lagi lagi Karina terbelalak melihat modelan pakaian yang Vincent berikan kepadanya dress tidak berlengan berwarna merah darah diatas lutut. Ia mengernyitkan dahinya kemudian mendongakan kepalanya keluar pintu.
"Pak nggak salah pakaiannya kayak gini." teriak Karina.
"Iya cepet nggak usah banyak protes pake aja." sahut Vincent yang duduk menunggu Karina bersiap.
Karina mengelengkan kepala tidak percaya dia akan memakai pakaian seperti ini. Bahannya yang tipis sudah bisa dibayangkan jika kecantol paku saja pasti sudah robek, mana pendek banget berbeda dari pakaian yang biasanya Karina kenakan.
Karina langsung memakai dress itu tanpa berpikir panjang lagi daripada Bosnya yang stress itu mengamuk lagi. Ia mengoleskan skincarenya agar wajah fresh walaupun tidak mandi kemudian menyapukan bedaknya tipis dan memakai lipbalm saja untuk mencegah bibirnya tidak kering. Pikirannya tidak enak jika Ia harus berdandan berlebihan terlebih lagi dengan pakaian kurang bahan ini.
Ia memakai high heels berwarna merah selaras dengan dressnya.
"Ayo" Karina menurun nurunkan dressnya agar lebih panjang lagi, Ia nampak tidak percaya diri dan risih dengan pakaian ini.
Vincent menatap penampilan Karina yang sangat sexy sangat pas dengan dress itu, tidak sia sia Ia tadi siang pergi untuk membelinya seorang diri.
Heyy kalian makin cantik dan ganteng loh apalagi kalo pencet tombol vote ☆ sama komen ihirrrr, follow juga akun authornya ya biar nggak ketinggalan updatean.🎀🎀🎀
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTANKU BOSKU [COMPLETED]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DIPRIVAT] Cinta tidak direstui oleh orangtua Vincent membuat Karina memutuskan hubungannya dengan Vincent tanpa memberi penjelasan yang jelas. Vincent mengira Karina meninggalkannya untuk mencari laki laki...