"Ada apa" Andri menghentikan melahap makanannya ketika ia melihat wajah Karina berubah kesal.
"Itu tuh Bos, minta gue ke ruangan setelah jam makan siang." Karina kemudian melanjutkan menyantap makanannya.
"Loh kok kaya nggak suka gitu." ujar Andri.
"Ck males lah Gue kalo harus sering sering ketemu Bos." jawab Karina.
***
"Pake nih cepet buruan nggak pake lama, 5 menit lagi kita keluar." Vincent melemparkan sebuah dress berwarna hitam selulut ke arah Karina.
"Tapi Gue nggak bisa pake ginian." jawab Karina.
"Udah jangan banyak tanya pake sendiri atau Gue pakein." Vincent melipat tangannya didadanya.
"Iya iya."
Karina keluar dari toilet sudah memakai dress yang telah Vincent berikan tadi.
"Emm cukup lumayan." Vincent mengangguk.
Karina merasa risih karena ia bukan lah type gadis gadis yang suka memakai pakaian ketat ketat ia lebih nyaman memakai kaos kaos oblong bahkan jika bukan dikantor ia lebih memilih untuk memakai celana panjang. Karina menarik narik ujung dress tersebut agar lebih kebawah lagi.
"Cantik kok." Sudut bibir Vincent terangkat.
"Ya udah ayok." tanpa aba aba Vincent meraih tangan Karina menuju lift sampai losment parkiran mobilnya. Karyawan perempuan yang lain melihat Karina digandeng oleh Bos nya ada yang merasa iri dan adapula yang mengagumi kecantikan gadis itu.
"Mau duduk dimana, sini kedepan kamu yang nyupir enak aja Gue." ujar Vincent.
Karina memutar bola matanya malas dan langsung menuju kursi setir depan. Tangan Vincent tiba tiba sudah berada dipinggang Karina hingga gadis itu terbelalak.
"Ck ga usah sok kaget Gue cuma mau masangin ini." Vincent memasangkan tali pengaman untuk Karina.
Mobil itu berhenti disebuah Apartemen, tetapi ini bukan Apartemen Bosnya.
"Ee ini bener alamatnya?."
"Sebenernya Kita mau ngapain sih kesini."
"Lo nggak ada niatan macem macem kan Vin."
Karina meremas bajunya gelisah.
"Ck ngga usah kaya gitu sih, ayokk masuk." ujar Vincent.
***
"Saya kesini berniat akan memutuskan hubungan tunangan saya dengan Laura Pak, maafkan Saya sekali lagi, alasannya cukup jelas Saya sudah tidak mencintai putri Anda lagi." ujar Vincent kepada Pak Edward Ayah Laura,Vincent meraih pinggang Karina yang berdiri disampingnya. Gadis itu tercenggang kaget.
"Saya sudah punya calon istri penganti Laura." Vincent semakin merapatkan pegangannya ke Karina.
Plakkkk...
Pak Edward menampar Vincent sangat keras hingga Ia tersungkur jatuh ke lantai. Karina langsung berlari mendekati Vincent membantunya berdiri. Darah segar mengalir dari sudut bibir Vincent. Laura yang sedari tadi disamping Ayahnya hanya diam terpaku.
Tangan Pak Edward mengepal sudah siap menghujami wajah Vincent lagi tetapi tangan Laura mencekalnya.
"Sudah cukup,Dad." ujar Laura, gadis itu mengeluarkan airmata sampai jatuh ke pipinya.
"Brengsek kamu Vin, Saya selama ini sudah percaya penuh dengan kamu tapi kau buat anak saya menderita."
"Pergi kamu dari sini saya tidak mau lihat muka kamu lagi." Dada Pak Edward turun naik menahan amarahnya kepada Vincent yang disangka telah membuat anaknya patah hati.
"Kamu tunggu disini." ujar Pak Edward. Beliau bergegas menuju ruang kerjanya mencari dokumen kontrak. Setelah menemukannya Beliau kembali ketempat dimana Vincent berdiri.
"Kau lihat ini." Pak Edward menyobek kontrak jalinan kerjasama antara kedua perusahaan mereka.
"Mulai sekarang kamu jangan sampai menunjukan muka brengsekmu ini dihadapanku." Pak Edward kemudian masuk ke ruang kerja lagi menutup pintunya dengan kasar.
"Vin maaf" lirih Laura. Ia mendekati Vincent. Vincent menghindar lalu pergi dari tempat itu dengan mengandeng Karina.
🎀🎀🎀
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTANKU BOSKU [COMPLETED]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DIPRIVAT] Cinta tidak direstui oleh orangtua Vincent membuat Karina memutuskan hubungannya dengan Vincent tanpa memberi penjelasan yang jelas. Vincent mengira Karina meninggalkannya untuk mencari laki laki...