Chapter 35

108K 4.4K 58
                                    

Karina mengaduh kesakitan bokongnya mendarat dilantai yang keras sebelum Ia mempunyai pikiran untuk kabur dari tempat itu sekarang juga setelah melihat Vincent bangun terduduk dengan wajah basah, mata sembab, darah yang masih ada, aura kemarahan yang seperti pembunuh keluar dari dalam tubuhnya karena dibangunkan secara tidak sengaja oleh siraman air dimukanya.

"Maaf pak saya nggak sengaja ini semua salah dia." Karina menunjuk lipstik yang tergeletak dilantai tidak berdaya atau tidak tahu menahu.

"Arghhhhhh."

"Bisa tidak kamu berperilaku normal sedikit tanpa membuat masalah setiap hari."

"Saya semalaman tidak tidur cuma buat njagain kamu balasannya kamu nyiram saya pada saat saya ingin tidur sebentar saja." ujar Vincent dengan nafas naik turun menahan emosi.

"Maaf pak, saya tidak sengaja saya hanya ingin mengompres luka bapak tapi saya malah tersandung lipstick itu, saya akui itu kecerobohan saya." Karina mengigit bibir bawahnya mengengam erat bajunya jika saja umurnya masih kecil Ia akan menangis sekeras kerasnya sekarang juga untuk meluapkan kesedihannya.

Vincent berdiri mendekati Karina, mengengam tangan Karina berjalan menuju dapur. Vincent bergerak mencari kotak P3k

"Obati luka saya." Vincent menuntun tangan Karina untuk mengobati lukanya. Tatapan Vincent kepada Karina membuat gadis itu harus menenangkan degup jantungnya yang berdetak lebih cepat dari normalnya.

Karina dengan hati hati membersihkan luka Vincent sesekali ia meniup luka Vincent agar pria itu tidak kesakitan pikirnya berulang kali Karina meringgis kesakitan padahal yang terluka Vincent, kemudian menaruh salep dengan perlahan dan menutup dengan kain kasa.

"Nanti kamu temani saya pergi ke Acara nikahan Laura sama Devanno ya Rin, maukan?." tanya Vincent.

"Iya pak." Karina mengangguk mengiyakan, kenapa mesti bertanya meski menolaknya Karina yakin 100% teruji secara klinis pasti Vincent tetap memaksanya untuk mengikuti keinginannya.

"Jam berapa pak acaranya."

"Sekitaran jam 9 an ."

"Sekarang cepat kamu cari makanan buat kita sarapan sekarang!." ujar Vincent yang terdengar membentak ditelinga Karina namun sebenarnya Pria itu berbicara dengan nada biasa saja.

"Duitnya mana pak." Karina menengadah tangannya meminta uang untuk membeli makanan.

"Nah kembaliannya nanti balikin ngga usah diumpetin." Vincent memberikan selembar 100 ribuan.

"Ya Allah pak kaya kaya tapi meditnya minta ampun." lirih Karina.

"Saya bisa dengar loh." sarkas Vincent.

Karina meringgis lalu pergi keluar untuk mencari sarapan.

🎀🎀🎀

Rin kamu sudah siap belum." Vincent berdiri menyandarkan tubuhnya dipintu. Matanya terbelalak mendapati pemandangan berdosa nan indah yang di lakukan Karina. Gadis itu berpose pose bak model didepan kacanya yang ada didinding kamar dengan mengenakan handuk di atas lutut dan belahan dada yang terpampang jelas membentuk membuatkan terlihat sexi. Cowok manapun yang disajikan pemandangan seperti itu pasti akan tergoda untuk mencicipinya.

"Aaaaaaa." jerit Karina setelah sadar akan kehadiran Vincent.

"Astaqfirullah bapak ngapain kesini." Karina mendorong badan pria itu keluar dari kamarnya dan sempat Ia melemparkan handuk yang Ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya ke wajah mesum Vincent.

Karina menutup pintu dengan keras karena terburu buru.

"Dasar mesum, makanya Pak cari cewek penganti mantan Lo itu biar mata Lo nggak jelalatan." teriak Karina di balik pintu kayu itu. Sangking marahnya Ia bahkan sampai lupa untuk menggunakan bahasa formal antara Boss dan karyawan.

"Ge er banget kamu jadi cewek, makanya kalo ganti baju pintu  dikunci." jawab Vincent yang masih berdiri di balik pintu.

"Pokoknya bapak yang salah." ucap final Karina, walaupun Ia juga sadar dirinya yang tadi tidak menutup pintu kamarnya.

"Ya udah cepet kek dah hampir telat loh." Vincent mengecek jam di lengannya sudah pukul 08.00 padahal ijab qobul akan dilaksanakan pukul 09.00.

🌻🌻🌻🌺

"Selamat ya Dev jaga Laura baik baik."

"Selamat ya Ra atas nikahannya buruan bikin dedek bayi yang banyak."

Vincent dan Karina bergantian menyalami Laura dan Devanno. Walaupun sampai sekarang Vincent belum bisa membuka hatinya untuk perempuan lain karena masih terpaku dengan satu wanita tidak lain Laura sendiri Vincent tidak ingin memperlihatkan kesedihan diraut wajahnya sebisa mungkin ia tersenyum untuk kedua mempelai itu.

Setelah menyalami mereka dan sedikit berbasa basi dengan bergurau Karina memilih  untuk menjelajahi stan makanan yang disediakan gratis mewah serta beraneka ragam itu. Ia tidak ingin menyia nyiakan kesempatan emas itu. Karina tidak peduli dengan Vincent yang masih berbincang bincang dengan Devanno dan pengunjung yang lain. Pikirannya hanya tertuju pada bagaimana caranya membuat Bossnya itu lama disini agar Ia juga bisa dengan leluasa menjelajahi setiap hidangan yang disajikan. Walaupun tadi Ia dari rumah sudah sarapan tapi perutnya seakan masih punya ruangan yang siap akan menyimpan cadangan makanan. Hitung hitung sebagai salah satu  membalaskan dendam gara gara Laura dirinya sering dijadikan pelampiasan oleh Vincent.

Yey triple up hari ini. Makanya vote & komen tentunya supaya Authornya sering sering up😥 nghokeyy.

                                  🎀🌺🎀🌺🎀

MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Where stories live. Discover now