Tok tok......
Karina mulai membuka matanya sedikit demi sedikit demi rasanya baru beberapa menit yang lalu dirinya tidur lagi sehabis sholat subuh tapi entah siapa yang berani membangunkannya dengan suara ketokan pintu kayu kamarnya, iya masa setan ngapain jam segini? Telat beraksi, atau Vincent, ya itu tidak mungkin sekali mau ngapain cobak. tangannya meraba benda pipih dinakasnya, lihat saja jam juga masih menunjukan pukul 05.20. Mengeliat beberapa saat meregangkan sendi sendinya lalu Karina berjalan malas ke arah pintu yang masih bersuara itu.
"Iya sebentar."
"Ada apa Vin." Mata Karina fokus menangkap pemandangan didepan matanya, Vincent sudah rapi dengan penampilan olahraga sepertinya nih orang akan lari pagi. Vincent mengulum senyum. Karina membalas senyumannya dengan kikuk.
"Ayo lari pagi bareng." ujar Vincent.
"What seriously, pagi pagi gini enakan juga tidur." batin Karina. Tapi masa nolak sih Karina merasa tidak enak untuk menolak ajakan Vincent apalagi dengan ekspresi Vincent dengan tampang memelas.
"Eghh, kayaknya Aku nggak bisa deh soalnya anu-anuu." Karina mencoba mencari alasan, enggak ada ide di otak cantiknya keburu Vincent menaikan alisnya sebelah.
"Kenapa?."
"Ya udah Ayok cepet gih kamu ganti baju temenin Aku lari pagi, nggak ada penolakan."
Sekarang mereka sudah ada di taman berkeliling untuk lari pagi. Karina kira Vincent mengajaknya berlari seperti pasangan pada umumnya saling bergandeng tangan, canda riang bersama, cekikikan bareng, tapi nyatanya tidak Karina ketinggalan dibelakang sedangkan Vincent berada didepan, huft tuh cowok sebenernya ngajakin jogging apa ngajak marathon sih cepet banget larinya.
"Vincent tungguin." teriak Karina agak keras. Vincent berbalik menghampiri Karina yang memegangi lututnya.
"Capek, istirahat dulu gimana." tawar Karina dengan wajah yang dibuat seimut mungkin.
Vincent berdecak "Ya udah istirahat 5 detik dari sekarang."
"Satu"
"Dua"
"Tiga"
"Empat"
"Lima,cukup."
"Belum nafas aja belum kelar." sahut Karina.
"Cuma lari sejauh ini doang udah capek emang kamu nggak sering olahraga apa?." ujar Vincent.
"Enggak."
"Dasar pemalas, mulai sekarang kamu rajin olahraga buat nemenin Aku mulai hari ini."
"Ah enggak enggak enak aja kamu,cukup hari ini aja kamu nyiksa Aku." Karina mendengus kesal.
"Kok nyiksa sih, dari mana nyiksanya ini tuh justru mbantuin kamu supaya kamu tetep sehat bugar nggak gendut." jawab Vincent.
Karina terbelalak mulutnya mengangga. Ia mengerucutkan bibirnya wajahnya terukir dengan kemarahan walaupun Ia rasa perkataan Vincent ya sedikit benar namun ini menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang wanita secara terang terangan.
"Vincent!!" teriak Karina.
Vincent berbalik, melipat keduatangannya didada. Alisnya naik turun komplit dengan wajahnya yang songgong.
"Ada apa,hem."
Karina dengan cepat berlari ke arah Vincent dan langsung menjitaknya belum puas melampiaskan kemarahannya Karina beralih menjewer telingga Vincent.
"Aduh aduh lepasin Rin."
"Ampun ampun." Vincent cengar cengir.
Karina akhirnya melepaskan jewerannya di telingga Vincent. Dadanya naik turun menahan amarah.
"Vincent kamu sebagai cowok harus ingat ini, Cewek itu sulit dipahami, kamu harus peka dong." ujar Karina.
"Hah?." jawab Vincent tanpa dosa.
"Huftt, Aku tidak percaya akan terus terang seperti ini sebagai wanita terhormat dengar ini Vincent Adijaya anaknya bapak mahmud." ujar Karina.
"Sejak kapan papah ganti nama?." cicit Vincent.
"Seorang wanita itu sulit ditebak, Aku bakal beri gambaran misal kita sebagai cewek bilang nggak ada yang salah, berarti ada sesuatu yang salah, dua jika kita bilang baik baik saja, kamu sebagai cowok harus paham peka itu tandanya kita tidak baik baik saja, tiga terpenting kamu nggak boleh bilang kalo cewek kamu itu gendut kita sebagai cewek kita berharap kalian bilang kamu tidak gendut sama sekali sayang, begitu paham?."
"Oh." sahut Vincent.
Karina mengangga, yang benar saja Vincent membalasnya dengan ber oh ria sesantuy itu.
Rasa ingin mendaratkan sepatunya ke mulut Vincent seketika naik drastis."Ah bodoamat ah." Karina berlari mendahului Vincent.
"Kringgg..... bunyi sepeda sepedaku roda tiga eh, malah nyanyi. Entah darimana Vincent mendapat sepeda itu sekarang dirinya sudah mengendarainya.
"Capek belum,sini naik biar nggak capek."ucap Vincent saat berhasil menjajari Karina dengan sepedanya.
Karina hampir saja terjungkal karena kaget.
"Maling sepeda siapa?."
"Sembarangan kalo ngomong baru aja beli tuh." Tunjuk Vincent pada toko sepeda tidak jauh dari taman.
Vincent menghentikan sepedanya.
"Naik, Bonceng ya." ujar Vincent .Seketika hilang kebahagian yang tadinya terlukis di wajah Karina.
"Aku?." tunjuk Karina terhadap dirinya sendiri.
Vincent mengangguk antusias. Karina segera naik dan membonceng Vincent, sungguh berat beban dosa Vincent.
"Ayo buruan Karina sayang." ujar Vincent menyemangati.
"Jijik anjir,dasar jahanam bisa bisanya kamu nyuruh cewek yang bawa didepan nggak nyadar apa badan kamu kayak Algojo, berat tau." jawab Karina dengan nada ngosngosan.
"Semangat, semangat nanti siang Aku beliin nasi padang dua bungkus deh." ujar Vincent.
Karina terbelalak "yang pedes karetnya dua okeh deal ya." sahutnya.
"Iya deal." jawab Vincent. Karina dengan semangat mengoes pedal sepedanya agar cepat sampai ke apartemen agar mereka tidak terlambat ke kantor.
😊😊😊Vote ya komen juga. double up? Malam ini? yang setuju komen.🌺😊
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTANKU BOSKU [COMPLETED]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DIPRIVAT] Cinta tidak direstui oleh orangtua Vincent membuat Karina memutuskan hubungannya dengan Vincent tanpa memberi penjelasan yang jelas. Vincent mengira Karina meninggalkannya untuk mencari laki laki...