Chapter 44

80.1K 3.8K 197
                                    

Karina tercenggang. "Nghokey berapa bungkus?." jawab Karina menanggapi dengan santai ucapan Vincent yang sebenarnya terdengar jelas di daun telinganya lebih seperti mengajaknya tawuran atau boleh dibilang ngajak beli gorengan.

"Kamu tidak dengar saya tadi bilang apa?." Vincent menghela nafas--memutar bola matanya malas.

"Ayo menikahlah denganku." ucap Vincent dengan penuh penekanan disetiap katanya.

"Keluarlah pak saya sedang banyak urusan disini tidak ada waktu untuk bercanda." Karina berbalik, kembali ke posisi bekerjanya.

Vincent mengambil kursi didepan lalu meletakanya disamping Karina, Ia duduk disitu. "Karina saya serius, saya ingin mengajakmu menikah, mari berkencan setelah itu kita menikah---Aku tidak mau dijodohkan dengan Luna, jangan bohongi perasaanmu Karina, saya tau kamu masih mencintaiku." Vincent meraih bahu Karina agar berhadapan dengannya.

"Saya tidak peduli itu urusan bapak dan ingat satu hal lagi saya tidak pernah menyukai Anda lagi." Karina memalingkan wajahnya menghindar dari bertemu pandang dengan Vincent.

"Jelas jelas kamu masih mencintai saya, hanya saja kamu terlalu naif untuk mengakuinya." Vincent berdiri melipat kedua tangan didadanya.

"Wahh saya tidak menyangka bapak akan berbicara seperti itu dengan percaya diri yang luar biasa." Karina beralih memandang Vincent sudutnya terangkat sebelah tersenyum meremehkan.

"Sebenarnya saya tidak ingin mengungkit tentang yang tadi siang saat saya menciummu tapi justru kamu dengan senang hati menerimanya tanpa memberontak." Vincent tersenyum miring, mencondongkan badannya badannya ke Karina yang masih terduduk dengan wajah terkejut ingin menyangkal pernyataan tadi.

"Yahh, itu tidak benar." Karina meremas ujung bajunya untuk mengurangi rasa cemasnya karena wajah Vincent yang semakin mendekat membuat degup jantungnya berdetak lebih kencang.

"Perasaan ini selalu saja muncul selama ini, bahkan dia saja sudah bisa mencintai orang lain mengapa Aku begitu kolot dengan perasaanku sendiri yang selalu mencintainya tanpa pernah mencoba membiarkan seseorang mengisi ruang dihati ini selain dia." batin Karina.

Vincent tersenyum didepan Karina. Ah sial, manis batin Karina. Ia gugup saat pria itu ldbih dekat dengan wajahnya, Karina menunduk berharap Vincent tidak melihat wajahnya yang merona.

"Kamu bahkan begitu gugup saat ini." Vincent menarik dirinya kembali berdiri tegap.

"Kukira, Saya tidak perlu jawaban dari mulutmu karena matamu sudah menjawab dengan jelas, Saya akan menjemputmu membawamu ke rumahku malam ini, calon istriku---jangan lupa untuk berpenampilan yang cantik malam ini ya manis." Vincent mencium bibir Karina sekilas lalu mengelus kepala gadis itu sebelum keluar dari ruangan.

"Aku tidak percaya ini semua nyata, dasar bodoh kamu ini bodoh Karina kenapa kamu diam saja." Karina meruntuki sikapnya, mengacak rambutnya frustasi.

"Maafkan Aku yang harus mengorbankan perasaanmu untuk membuktikan kepada kedua orangtuaku bahwa Aku bisa menentang mereka, Aku berjanji pernikahan kita nantinya tidak akan lama, akan kusudahi setelah 3 bulan." batin Vincent saat meninggalkan ruangan Karina. Sepertinya ini adalah cara yang baik pikirnya untuk membuktikan kepada orangtuanya tidak selamanya orangtuanya bisa membatasi dirinya terlebih lagi dengan masalah jodoh hanya dirinyalah yang berhak memilih bukan mereka. Ia akan menikahi Karina dan menceraikannya setelah 3 bulan setelah pernikahan ini mungkin terdengar gila bagi semua orang atau mungkin bagi Karina jika mengetahui rencana Vincent mungkin juag gadis itu akan menolak.

Vincent mengetahui bahwa Karina masih mencintainya dan berencana sedikit memanfaatkannya untuk menjadi istrinya untuk itu Vincent akan melakukan sedikit pendekatan dan usaha agar terkesan memang dirinya menikahi Karina dengan atas dasar saling mencintai. Dilihat dari kepribadian Karina gadis itu terlalu susah untuk didekati daripada Laura yang dia kirimi berbagai barang mewah sudah bisa menyerahkan diri.

"Ini akan susah." Vincent mengaruk kepalanya yang tidak gatal berpikir sedikit perhatian bagaimana agar Karina bisa takluk. Tangannya mulai mengerak gerakan kursor di layar komputernya mengetik "cara menarik hati perempuan." di google.

Jullian, salah satu karyawan Vincent datang mengetuk pintu dengan sopan, membawa berkas berkas yang harus Vincent tandatangani yang tadi Andri bawa.

"Silahkan masuk." Jullian masuk setelah mendapat izin dari Vincent.

"Ini ada beberapa berkas yang harus Anda tandatangani Pak." Jullian menyerahkan berkas.

"Bukankah ini divisi yang harusnya ditangani Andri, dimana dia." ujar Vincent setelah menandatangani berkas itu.

"Andri tadi katanya sakit perut jadi nitipin ini ke saya." sahut Jullian.

"Oh, eh Jull sini sebentar." ujar Vincent. Jullian mendekat.

"Ada apa pak." tanya Jullian dengan wajah Vincent yang seperti kebinggungan.

"Kamu punya ide supaya cewek hatinya luluh."

"Kasih barang kesukaan aja Pak, kalo nggak kasih coklat sama bunga aja mereka pasti udah baper."

"Ah betul juga kamu."

🌻🌻🌻

MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang