Karina terengah engah perjalanan menuju kantor masih cukup jauh, dia membungkukan badannya memegangi lututnya dalam hatinya ia masih meruntuki bos sialannya itu dengan pakaiannya ini sebenarnya banyak orang yang menawarinya tumpangan tetapi ia menolaknya takut orang itu ada udang dibalik batu. Ia beralih memegangi tumitnya, memar merah merah dan terasa sakit karena high heelsnya itu. Mungkin sekarang ia sudah kehilangan berat badannya 5kg karena ini.
***
"Karina tolong kamu buat analisis dari laporan ini" Vincent membuka ruangan Asistennya dengan membawa setumpuk dokumen.
"Kenapa nggak ada" gumam Vincent.
"Andri kamu tahu Karina ada dimana" tanya Vincent kepada Andri yang kebetulan melintas.
"Bukannya tadi Karina bareng sama Bapak, kok Bapak udah ada disini Karinanya mana" jawab Andri kebinggungan.
"Emangnya dia belum balik ke kantor lagi" ujar Vincent.
"Belum pak, okeh saya duluan pulang ya pak" sahut Andri.
"Iya silahkan."
Vincent mengedarkan pandangannya keruangan Karina berjalan menuju meja kerja gadis itu. Belum ada tanda tanda gadis itu telah menampakan kaki diruangan itu memang.
Gemuruh petir terdengar hujan mulai turun. Vincent pergi dari ruangan itu beralih keruangannya seperti hujan diluar makin lebat tetapi Vincent belum mengetahui kepastian keberadaan Karina. Ia berusaha untuk tidak perlu dengan Gadis itu namun hati kecilnya berkata sebaliknya. Ia langsung menuju ke basement parkir Vipnya mengambil mobilnya dan pergi mencari gadis itu.
Karina masih terus berjalan sebenarnya ia sudah sangat lelah tapi ya sudahlah ia tetap harus berjalan.
Gledeeeerrrrrrr...
Suara petir mulai bergemuruh di langit menyambar sana sini, langit malam yang mendung tiada berhias bintang itu mulai menumpahkan air hujan membasahi baju gadis itu. Tapi yang membuatnya takut petir petir itu ia jongkok menangis menutup kedua matannya tangannya ia buat untuk menutupi kedua telinganya.
Sinar mobil dari kejauhan menyorot kemudian berhenti di depan Karina. Vincent keluar dari mobilnya mengambil payung dari mobil lalu menghampiri gadis itu. Vincent menepuk pundak gadis itu.
"Permisi Anda tidak apa apa" Vincent memayungkan payungnya pada perempuan itu. Karina mendongakan kepalanya menghadap ke atas.
"Karinaa" ujar Vincent terkejut.
Vincent menatap sayu mata Karina gadis itu tampak menangis.
"Ayo masuk." Vincent memapah Karina berdiri masuk ke dalam mobilnya.
Vincent melepaskan jas yang ia kenakan dan memakaikannya ke Karina. Gadis itu menunduk saat Vincent memakaikan jas itu di badannya. Vincent melihat gadis disampingnya kedinginan basah kuyup, ia mengosok gosokan kedua tangannya untuk menghasilkan panas dan menempelkan tanganya ke tangan Karina.
"Aah kita langsung pulang aja ya" ujar Vincent.
Karina mengangguk.
"Maapin saya ya tadi udah ninggalin kamu." Vincent mengaruk tengkuknya yang tidak gatal dirinya merasa bersalah akan keadaan Karina saat ini.
Karina mendongakan kepalanya menghadap bosnya menatap tajam Pria disampingnya.
"Memang ngga ada hati hiks" batin Karina.
Mobil mereka sudah sampai di losmen apartemen Vincent. Vincent mengitari mobilnya membukakan pintu untuk Karina. Gadis itu terlihat lemas untuk berjalan membuat Vincent semakin merasa bersalah. Pria itu meraih pinggang gadis itu dan mengendongnya. Karina hanya pasrah tidak melawan karena tenaganya juga sudah habis untuk bisa berjalan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTANKU BOSKU [COMPLETED]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DIPRIVAT] Cinta tidak direstui oleh orangtua Vincent membuat Karina memutuskan hubungannya dengan Vincent tanpa memberi penjelasan yang jelas. Vincent mengira Karina meninggalkannya untuk mencari laki laki...