Chapter 23

109K 5K 21
                                    

Mata Vincent tertuju pada gelas berisi air yang memgeluarkan uap di atas nakas kamar Karina juga gadis itu yang terlihat berpura pura lemas terlihat dari gaya bicaranya saat akan menutup pintu.

Tanpa memperdulikan Karina yang ada didepan pintu, Vincent melangkah masuk tanpa persetujuan Karina. Pria itu langsung menuju tepat didepan layar laptop yang masih menyala. Ia berbaring di ranjang menatap dengan tercenggang dengan drama korea dengan scene kiss yang terpause. Karina yang duduk dipinggiran ranjang mengaruk rambutnya yang tidak gatal dan meringgis.

"Benar kamu sakit." Vincent menatap mengintrogasi gadis itu.

Karina menunduk bibirnya mencoba mengeluarkan kata kata yang harus ia lontarkan untuk menjawab pertanyaan membinggungkan dari bossnya ia berpikir keras namun tidak ada satupun ide yang terlintas di pikirannya. Dengan gugup ia akhirnya menjawab.

"Saya butuh cuti pak, selama ini bapak hobi sekali memberi saya lembur jadi saya tidak punya waktu untuk memanjakan diri." Karina ingin sekali membuang wajahnya di laut merah setelah melontarkan kata kata tersebut ke Bossnya terlebih lagi dengan ekspresi Vincent yang meremehkan. Pikiran gadis itu sudah sangat kalut sekarang ia takut dirinya akan dipecat karena ini.

Vincent menjajarkan duduknya dengan Karina. Ia mengambil dagu gadis itu yg tertunduk membuat Karina mendongak menatapnya. Mata mereka bertemu salah satu hal yang selama ini Karina coba hindari dari bertatapan dengan pria itu membuat degup jantungnya memburu. Ia menelan salivanya dengan susah payah berharap pria itu tidak mendengar detak jantungnya yang akan copot jika kejadian ini masih berlangsung lama.

"Bagaimana kalau kita berdua ambil cuti bersama dan saling memanjakan." Vincent mengangkat sebelah alisnya, memberikan smirknya yang nakal dan terkesan menawan.
Vincent mendorong badan Karina yang masih tercenggang kaget hingga telentang di atas ranjang lagi lagi Karina malah menelan ludah membuat Vincent memberikan smirknya.

Vincent menaruh tanganya diatas kepala gadis itu mengusap ngusap ujung rambutnya dan mendekatkan wajahnya ke Karina. Bahkan sekarang aroma maskulin yang memabukan dari tubuh Vincent mengeruak di hidung Karina.

"Mari kita sedikit bermain main di hari libur ini." Vincent melonggarkan dasinya. Karina masih saja tercenggang dengan mulut terngangga yang mengoda Vincent untuk menyelipkan lidahnya disana.

Vincent mulai bergerak perlahan wajahnya mendekati Karina, sampai akhirnya Karina merasa pasrah ia memejamkan matanya. Shitt cinta memang semunafik ini mulutnya berkata tidak namun hati dan tubuhnya berbanding terbalik justru ia ingin lebih dari ini.

Vincent memandang wajah cantik Karina meski tidak memakai riasan gadis itu memiliki wajah yang cantik natural. Bibirnya yang merah muda basah juga keringat disekitaran pelipis itu sangat mengoda lelaki itu. Ia mendaratkan jitakan pada dahi Karina membuat gadis itu membuka mata.

"Kau mau apa." ujar Vincent dengan nada merendahkan.

"Aaaaa." Karina dengan cepat menutup wajahnya dengan bantal berharap Vincent tidak melihat wajahnya yang memerah seperti udang rebus karena menahan malu.

"Sudah cukup, kau teruskan pekerjaan mu yang ada dimeja depan karena Andri sudah balik ke Kantor lagi." Vincent berdiri kemudian pergi dari kamar Karina.

Tbc.




























MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Where stories live. Discover now