Chapter 37

87K 4.1K 71
                                    

"Sudah beres, sekarang kamu coba nyalakan mesinnya Rin."

"Okeh siap pak." Karina langsung bergegas masuk kedalam mobil , menyalakannya.

Boommmmm.
 
Bukannya menyala malah mesin itu meledak mengeluarkan asap hitam. Karina langsung keluar untuk mengecek.

Bahhahahahahahah.... Karina tertawa pecah tidak tertahan saat melihat wajah Vincent yang hangus hitam legam terkena asap mesin.

"Kenapa kok tertawa ada yang lucu?."

"Muka Anda pak."

Vincent pergi bercermin dispion mobil, Dia kaget melihat bayangannya sendiri di spion. Karina mengambil tisu di dalam mobil lalu mengelap wajah Vincent, sedangkan Vincent masih binggung harus bagaimana lagi.

"Ishh pelan pelan ini muka bukan ubin rumah." ujar Vincent karena Karina mengelap mukanya dengan kasar.

"Ambilin ponsel saya didalam."

Karina langsung mengambilkan ponsel Vincent yang berada didalam mobil.

"Ngga ada sinyal disini." Vincent mengangkat ngangkat ponselnya berharap secuil sinyal nyangkut diponselnya namun tetap saja tidak ada.

"Aduh aduh terus gimana pak."

"Saya juga binggung."

"Ya udah kita jalan aja siapa tau disekitar sini ada pemukiman."

"Terus mobilnya gimana."

"Udah tinggalin aja besok biar diurus orang kantor."

Karina segera mengambil koper barang bawaan mereka dari dalam mobil, untung saja mereka hanya membawa satu koper jadi tidak terlalu berat dibanding membawa 2 koper sekaligus.

Entah Vincent yang berjalan terlalu cepat atau Karina yang terlalu lambat jarak mereka cukup jauh depan belakang. Vincent berjalan duluan dengan mata masih mengedarkan pandangan ke sekitar mengharap ada secercah kehidupan pemukiman untuk malam ini mereka berdua beristirahat. Sedangkan Karina yang membawa koper sudah ngosngosan dadanya naik turun kelelahan.

"Pak tunggu sih." teriak Karina.

Vincent berbalik sekilas melihat Karina.

"Cepet ih kamu lambat." jawab Vincent masih berjalan tanpa memperdulikan Karina.

Karina menekuk lututnya menghentikan jalannya istirahat.

Vincent berbalik mendapati gadis itu sudah tidak terlihat ditelan kegelapan malam. Dia berbalik dan berlari dengan cepat, akhirnya dirinya menemukan Karina yang terduduk diaspal jalanan.

"Capek pak, Bapak duluan aja sana, biarlah saya disini menunggu bapak kembali membawa bantuan nanti, saya sudah nggak kuat lagi saya nyerah pak." ujar Karina dramatis.

Vincent jongkok dihadapan Karina langsung memegang Kaki gadis itu, tumitnya memar gara gara high heels 5cm. Vincent langsung mencopot high heels itu dan melemparkan kesembarang arah.

"Sepatu kayak gini masih aja dipake." ujar Vincent.

"Hey pak sembarangan dibuang itu high heels baru saja beli kemarin harganya juga eummm ,berapa ya?, tapi pokoknya mahal." jawab Karina tidak terima high heelsnya dibuang oleh Bossnya.

"Udah besok saya ganti."

"Cepat naik."

Vincent membungkukan badannya, menepuk nepuk punggungnya mengisyaratkan Karina untuk naik untuk digendong. Sudut bibir Karina melengkung senang akhirnya pria itu peka juga.

Karina berdiri langsung menuju punggung Vincent.

Vincent terus berjalan dengan Karina digendongannya dan koper dikanannya yang kiri satu kanannya lagi memegangi Karina agar tidak jatuh. Akhlakless emang Karina bukannya matanya ikut berkeliling mencari cahaya kehidupan malah Ia memejamkan matanya tertidur dengan kepalanya yang berada di bahu Vincent sebagai senderan empuk.

Vincent heran dari tadi belum ada satupun kendaraan yang melintas atau mungkin karena jam sudah menunjukan pukul 21.34 mereka sudah pada tidur.

Walaupun badannya sering fitnes tapi berjalan berkilo kilo meter tetap membuat badannya lelah apalagi dengan beban hidup dipunggungnya alias Karina. Hingga akhirnya mata Vincent menemukan cahaya remang dari kejauhan, Ia mempercepat langkahnya hingga sampai didepan pos ronda.
Vincent segera membangunkan Karina yang tertidur digendongannya. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya Vincent langsung mengandeng tangan Karina untuk berjalan cepat.

"Assalamualaikum pak." ucap Vincent pada 2 orang paru baya yang sedang menjaga pos ronda dengan sarung melingkar di tubuh mereka.

"Iya nak ada yang bisa bapak bantu." ujar Pak Bima salah satu dari mereka.

"Ini pak saya mau numpang tanya disini penginapan terdekat ada dimana ya pak." tanya Vincent.

"Oh kebetulan nak tuh Pak Joko pemilik penginapan tidak jauh juga dari sini." Pak Bima menunjuk pada Seseorang pria paru baya yang sedang tertidur. Pak Bima menghampiri Pak Joko, menabok bokong Pak Joko yang masih tertidur lelap.

"Ana apa sih ganggu bae lagi enak enak mimpi  ketemu karo juminten." ujar Pak Joko.

Pak Bima langsung menjitak kepala Pak Joko.

"Jok kae loh ana calon pelanggan." ucap Pak Bima.

🎀🎀🎀

Ayo Vote & Komen biar Akunya semangat lagi update xixixixix.

                               🌻🌻🌻

MANTANKU BOSKU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang