BAGIAN 15

48 53 10
                                    

Diaz menatap Sharga kesal. Pria itu sudah mengingatkan Sharga untuk tidak mengancam Ahra lagi, tapi nyatanya Sharga malah membuat Ahra terluka. Ruangan itu sepi dan kedua pria itu tidak ada yang mengalah untuk memulai pembicaraan.

Sebelumnya, Diaz sudah melampiaskan kekesalannya. Dia marah-marah seperti seorang ibu memarahi anaknya. Sementara Sharga, dia terlalu keras kepala untuk mengakui kesalahannya.
Bahkan suara dering telepon dimeja Sharga sengaja dibiarkan. Hingga suara ketukan pintu mengalihkan perhatian keduanya. Sikha mengintip dari pintu.

"Ma'af pak, ada nona El ingin bertemu" Kata Sikha sedikit takut, melihat kedua atasannya bersitegang.

"El???" Sharga menatap kearah Diaz meminta penjelasan.

"Aku tidak ada janji dengannya, bukan aku juga yang mintanya kesini" Kata Diaz yang tau arti dari tatapan Sharga.

"Katakan padanya aku sibuk" Kata Sharga seenaknya.

"Heh, temui dia, jangan jadi pengecut, mungkin saja dia datang bukan karna Ahra, bisa jadi karna hal lain" Kata Diaz menasehati. 

Sharga masih terdiam, hingga El masuk begitu saja tanpa permisi.

"Aku tidak tau apa yang terjadi antara kau dan Ahra, aku kesini hanya ingin bertanya dimana Ahra?" Tanya El sambil menatap Sharga dan Diaz bergantian.

Dia tidak lagi menggunakan bahasa yang formal.

"Apa? Kenapa kau menanyakan keberadaan Ahra pada kami? Dia sudah pergi sejam yang lalu" Jawab Diaz sedikit melirik kearah Sharga.

Dia tau, meski terlihat tenang tapi sebenarnya pria itu sangat mencemaskan Ahra.

"Dia tidak datang ke rumah sakit, dia juga tidak ada ditempat kost, di restoran milik Faipun tidak ada, aku sudah coba menghubunginya tapi ponselnya tidak aktif, aku pikir dia disini, aku terlalu khawatir makanya aku memutuskan datang kesini" Kata El yang terlihat jelas ada raut khawatir diwajahnya.

Sharga yang dari tadi tampak tidak peduli langsung berdiri dari duduknya, lalu keluar dari ruangan itu. El dan Diaz saling melempar pandangan, bingung dengan sikap Sharga. Diaz menyusul Sharga diikuti El dibelakangnya. Saat sampai di lobby depan, ternyata Sharga sudah pergi.

"Dasar anak itu" Gumam Diaz sambil memperhatikan mobil Sharga yang melaju meninggalkan area perusahaan.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya El yang berdiri disamping Diaz.

"Aku juga tidak tau, tapi sepertinya ada sedikit masalah dengan mereka" Jawab Diaz, lalu melangkah masuk kedalam. El buru-buru menyusulnya.

"Kau tidak akan membantu mencari Ahra? Kau akan diam saja disini?" Tanya El menghentikan langkah Diaz.

"Kau yang temannya saja tidak tau dimana dia, lalu apa yang kau harapkan dariku?" Diaz kembali melangkah, membiarkan El yang berdiri didekat pintu masuk perusahaan.

Saat sudah menjauh, Diaz mengambil ponsel disakunya, menghubungi bawahannya.

"Tolong cari calon istri Sharga, dalam 15 menit aku harus mendapatkan kabar" Diaz memasukkan kembali ponselnya.

🌸🌸🌸

Ahra menundukkan kepalanya, menangis sesenggukan. Entah sudah berapa lama dia dengan posisi seperti itu. Setelah menelepon adiknya, Ahra berjalan menyusuri jalan tanpa menghiraukan hujan membasahi tubuhnya.

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin