BAGIAN 1

173 103 62
                                    

Semua tampak baik-baik saja pagi itu. Ahra menyiapkan sarapan untuknya dan Fai. Meski hanya mie instan, keduanya tampak menikmati sarapannya. Fai tengah memainkan ponselnya saat Ahra datang dengan 2 mangkuk mie instan.

"Ini sarapanmu", kata Ahra sambil meletakkan semangkuk mie instan didepan Fai.

"Waaaah terima kasih", Fai menerima dengan senang hati. Dia langsung makan dengan lahapnya.

"Apa hari ini El datang?", Tanya Ahra sambil memakan makanannya.

"Entahlah, mungkin sebentar lagi, hujannya tidak berhenti dari subuh", Jawab Fai yang masih sibuk dengan ponsel digenggamannya.

"Kau akan pergi ke resto hari ini?", Ahra menatap ke arah Fai, berharap sahabatnya itu mengatakan tidak.

"Sayangnya iya, aku tidak bisa meninggalkan resto, kau tau aku belum menemukan koki baru, jadi ma'afkan aku ya",

Fai terlihat sangat menyesal. Jika bukan hal yang penting menyangkut resto yang baru dibukanya 3 bulan lalu, mungkin dia dengan senang hati menemani Ahra.

"Hah.... Sepertinya kali ini memang harus pulang sendiri lagi", Ahra tampak kecewa.

Ini bukan pertama kalinya dia pulang ketempat orang tuanya seorang diri. Tapi sudah lama Fai, Ahra juga El ingin berkunjung ketempatnya. Hitung-hitung berlibur dan menghabiskan waktu bersama. Semua tidak seperti yang diharapkan. Fai terlalu sibuk dengan bisnis resto miliknya. Jika memaksakan ikut menemani Ahra dan meninggalkan restonya, akan sangat sulit. Tidak ada yang akan memasak jika Fai pergi. Semua menu Fai yang memasaknya dan Fai belum menemukan koki yang sesuai dengan kriterianya.

Saat Fai dan Ahra sibuk dengan pikiran masing-masing, El datang dengan rambut yang sedikit basah karena air hujan.

"Hujan sialan, rambutku basah, padahal baru selesai keramas", Keluh El sambil meletakkan tas selempang yang selalu dibawanya.

Tidak ada sahutan dari Ahra ataupun Fai, membuat El menatap keduanya.

"Kalian kenapa? Apa ada masalah? Apa ada yang aku lewatkan? Beritahu aku", El bertanya secara beruntun. Dia terlalu penasaran kenapa Ahra dan Fai tidak seberisik biasanya.

"Ahra akan pulang dan aku tidak bisa menemaninya, jadi dia kecewa", jawab Fai seperti tidak bersemangat.

"Ah...... Karna itu, tapi sepertinya nemang kau harus pulang sendiri, Ahra", Kata El sambil menepuk tangan Ahra.

"Kenapa harus sendiri? Kau kan ada, Fai mungkin tidak bisa, tapi kau...apa yang membuatmu tidak bisa ikut?", Tanya Ahra sambil menatap El penuh selidik.

"Ma'afkan aku, tadinya aku berniat ikut denganmu, tapi.... Kau tau kan sebagai seorang event organizer, aku cukup sibuk dengan pekerjaanku, jadi..... Aku tidak bisa ikut denganmu", El menatap Ahra dengan perasaan menyesal.

"Yaaaaah..... Kapan kita akan berlibur bersama? Apa aku satu-satunya disini yang tidak punya kesibukan seperti kalian?", Ahra menunduk lesu.

Dibanding kedua sahabatnya, Ahra mungkin yang memiliki profesi yang tidak terlalu penting. Dia hanya seorang guru taman kanak-kanak.
Dia hanya lulusan SMK dan hanya itu yang bisa dikerjakannya. Ahra tidak memiliki keahlian apapun selain dia menyukai anak kecil. Dia rela merantau meninggalkan ibu dan adiknya demi mencukupi kebutuhan mereka. Ayah Ahra sudah tiada. Karena itu Ahra berusaha mencukupi semua kebutuhannya serta ibu dan adiknya sendiri.

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Where stories live. Discover now