EXTRA PART 1

28 22 0
                                    

Suasana di kediaman Sharga itu tidak seperti biasa. Sangat ramai dan beberapa orang sibuk menyiapkan segala sesuatunya.

Dilantai 3 sudah duduk para undangan juga seorang penghulu. Seorang pria tampan duduk di depan sang penghulu dengan tegang. Disampingnya duduk sang sahabat yang juga ikut tegang.

"Apa kau gugup?" Tanya Diaz hanya sekedar basa-basi sebenarnya.

"Iya" Jawab Sharga singkat.

Sharga meraih botol air minum yang disediakan. Sharga meneguk perlahan air minum itu untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Jangan minum terlalu banyak, nanti malah mual" Kata Aro memperingatkan.

Pria itu duduk bersebelahan dengan Diaz. Sharga menuruti perkataan Aro. Dia meletakkan botol air minum yang sudah tinggal setengah.

Sementara di lantai 2, tepatnya dikamar yang ditempati Ahra, El dan Fai juga ada Sikha dan ibu Ahra menemani Ahra yang tengah dirias.

"Waaaaaaah kau benar-benar cantik Ahra, aku yakin semua orang akan terpana melihatmu" Puji El sambil memperbaiki kebaya yang digunakan Ahra.

Ahra hanya tersenyum mendengar pujian dari El. Sebenarnya ada gugup yang dirasakan Ahra. Ada haru juga karna hari paling bersejarah dihidupnya tanpa adanya kehadiran sang ayah.

Beberapa hari yang lalu sebelum hari ini, Ahra dan Sharga menemui tempat sang ayah. Meminta restu untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Selama ditempat sang ayahpun Ahra tidak hentinya menangis. Harusnya ayahnya disini. Menggenggam tangan Sharga saat mengucapkan ijab kabul. Harusnya ayahnya disini menyaksikan kebahagiaan Ahra bersama pria yang akan menggantikan tugas beliau menjaga Ahra.

Ahra mulai berkaca-kaca. Jika dia memejamkan mata sekali saja, air mata itu pasti sudah lolos dari kedua mata indahnya.

Sebuah tangan menggenggam tangannya. Tangan milik seorang pria yang terlahir dari rahim yang sama dengannya. Siapa lagi jika bukan Hirham.

Adiknya itu berlutut didepan Ahra. Dia tampak sangat tampan dengan jas berwarna putih dengan dalaman kemeja berwarna hitam.

"Jangan menangis, ini adalah hari bahagiamu kak, ayah tidak akan suka melihatmu bersedih, aku yakin ayah hadir diantara kita"

Perkataan Hirham semakin membuat hati Ahra terenyuh. Perlahan air matanya turun membasahi kedua pipinya.

"Tidak tidak, ini tidak benar, kakak akan merusak riasannya" Kata Hirham sambil mengusap air mata Ahra dengan ibu jarinya.

"Ayo tersenyumlah" Tangan Hirham memegang kedua ujung bibir Ahra. Membuat seolah-olah Ahra tersenyum.

Lama-kelamaan Ahra tersenyum juga meski sedikit dipaksakan. Ibu Ahra yang berdiri tidak jauh dari kakak beradik itupun melangkah mendekati mereka.

"Ibu bahagia melihat salah satu anak ibu menemukan jodohnya, ibu berharap kau dan Sharga selalu diberi kebahagiaan hingga maut memisahkan kalian"

Ahra memeluk sang ibu begitupun Hirham. El dan Fai ikut terharu menyaksikan ibu dan kedua anaknya itu. Bahkan El tanpa sadar mengusap air matanya diam-diam.

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Where stories live. Discover now