BAGIAN 16

51 53 6
                                    

Ahra memandang kearah jendela. Sudah dua hari dia ditempat ini. Dia merindukan murid-muridnya. Dia merindukan kamarnya bersama Fai. Padahal dia hanya demam, tapi pria yang akan menjadi suaminya itu, malah memintanya untuk tetap dirawat.

Ahra menghembuskan napasnya, dia tidak boleh menyesali keputusannya. Dia tau, dia bukan wanita lemah. Jika dulu dia bisa menghadapi banyak masalah, kali inipun dia akan menghadapinya.

Flashback on:

"Kak Giu..." Semua orang diruangan itu terkejut mendengar Ahra menyebut nama itu.

Sharga, Diaz bahkan Hirham tidak percaya dengan pendengaran mereka.

"Kau memanggil tuan Pradipta kak Giu, apa kau ingat siapa dia?" Tanya El hati-hati.

Ahra menggelengkan kepalanya.

"Tapi nama itu yang sekarang terus terbayang dipikiranku" Ahra mengalihkan pandangannya pada Hirham.

"Kenapa kau memukulnya? Minta ma'af" Ahra memasang wajah super dinginnya.

Tentu saja Hirham tidak langsung menuruti permintaan kakaknya itu.

"Tidak mau, dia sudah membuat kakak seperti ini, dia melukai kakak" Kata Hirham keras kepala.

"Kau.... Bukankah kau bawahan kak Giu? Apa kau akan diam saja melihat kak Giu terluka? Pukul dia sekarang" Kata Ahra menunjuk Diaz dan Hirham bergantian.

"Ahra, ini hanya karna adikmu emosi, aku yang salah, aku yang membuatmu seperti ini, aku.... Minta ma'af" Kata Sharga menyesal.

Ahra menghela napas. Pria itu, terkadang dia terlihat sangat menakutkan tapi terkadang juga terlihat menyedihkan.

"Aku menerima persyaratan yang kak Giu buat dengan Hirham" Kata Ahra membuat Hirham dan Sharga terkejut.

"Kak..."

"Ahra..."

Fai, El dan Hirham berkata bersamaan.

"Ini sudah keputusanku" Ahra menatap ke arah Sharga lagi.

"Aku belum terlambatkan? Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau, bisakah kau juga tidak mengancamku lagi?" Tanya Ahra.

"Kau mengancamnya?" Hirham kembali emosi tapi Ahra menahan tangannya.

"Ma'afkan aku Ahra, aku tidak akan menikahimu jika kau menyetujuinya karna terpaksa, aku akan membatalkan semuanya tanpa menyakiti siapapun, lupakan aku pernah mengatakan hal itu" Jawab Sharga penuh penyesalan.

"Tidak, apa yang aku katakan pantang untuk aku tarik lagi, aku akan menikah dan menjadi istrimu" Kata Ahra yakin.

Tangan Ahra perlahan menggenggam tangan Fai. Begitupun sebaliknya, Fai menggenggam erat tangan Ahra. Fai tau, ini keputusan yang berat bagi sahabatnya itu. Fai yakin, Ahra melakukan hal itu hanya setengah hati. Apapun itu, Fai akan selalu mendukung setiap keputusan yang Ahra ambil.

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin