BAGIAN 35

33 24 4
                                    

Memasuki bulan baru. Banyak hal sudah Ahra lalui dibulan kemarin. Ahra harap bulan ini menjadi bulan paling indah dihidupnya.

Ahra tersentak saat sebuah tangan melingkar diperutnya. Ahra tersenyum saat tau tangan kekar itu milik Sharga.

"Sedang memikirkan apa, ehm?" Tanya Sharga sambil menempelkan bibirnya dileher Ahra. Karna tidak terbiasa mendapat perlakuan seperti itu, Ahra sedikit risih. Sharga mengerti dan menghentikan kegiatannya.

"Aku tidak memikirkan apapun, hanya menikmati suasana tenang disini" Jawab Ahra sambil memandang taman kecil yang ditanami beberapa bunga.

Saat ini Ahra dan Sharga ada dilantai 4. Sore seperti ini biasanya memang digunakan Ahra untuk menyiram tanaman yang ada ditaman kecil itu. Fai dan El biasanya akan datang sekitar jam 9 malam atau jam 8. Tergantung keadaan restoran yang banyak pengunjung atau tidak.

"Ini baru jam 5 sore, kenapa sudah ada dirumah?" Tanya Ahra sambil menolehkan sedikit kepalanya menghadap Sharga.

Hal itu membuat hidung mancung Sharga menyentuh pipi Ahra. Bau bedak bayi yang dipakai Ahra tercium dihidungnya. Inilah bau khas Ahra sejak dulu.

Jika wanita lain suka memakai bedak dengan berbagai wewangian atau berbagai merk terkenal, Ahra berbeda. Dia lebih suka memakai bedak bayi. Bukan tidak mampu atau irit. Kulit Ahra sangat sensitif dengan bahan-bahan yang mengandung banyak bahan kimia. Alhasil bedak bayilah yang cukup aman untuk kulitnya.

"Aku merindukanmu" Jawab Sharga.

"Selalu itu jawabannya" Ahra pura-pura marah.

Sharga membalikkan badan Ahra untuk menghadapnya. Meletakkan kedua tangannya dipundak Ahra.

"Mau jalan-jalan?" Tanya Sharga.

"Kemana?"

"Kemana saja"

"Hmm... Baiklah" Kata Ahra setuju sambil menampilkan senyum menawannya.

Sharga mengulurkan tangannya. Dengan senang hati Ahra meraih tangan itu.

"Tunggu, kau tidak mengganti pakaianmu?" Tanya Ahra saat menyadari Sharga masih menggunakan setelan kerjanya.

"Kenapa? Kau tidak suka jika aku memakai pakaian seperti ini?"

"Bukan begitu, aku berpakaian santai sementara kau sangat rapi, apa kata orang nanti"

"Aku tidak peduli, terserah mereka ingin mengatakan apapun, ayo pergi"

Keduanya saling bergandengan tangan menuruni tangga. Mila dan Lila yang melihat keduanya pergi segera menghubungi Diaz.

"Tuan Sharga dan nyonya sudah pergi" Kata Mila saat teleponnya tersambung dengan seseorang diseberang sana.

"Baiklah, terima kasih banyak ya" Bukan suara Diaz yang terdengar.

Mila mengernyit dan menatap ponselnya. Lalu sambungan teleponnya terputus.

"Ada apa?" Tanya Lila yang ada disampingnya.

"Bukan tuan Diaz yang menerima teleponnya, tapi seorang wanita" Jawab Mila.

"Mungkin temannya"

Love Story Of Sharga & Ahra ✅(Tamat)Where stories live. Discover now