Bab 3

4.1K 413 8
                                    


"All those hard times I only hoped for you
As my love for you got deeper
No matter how much I called you, there were no answers
I've been longing for the warmth of your hands."

Gfriend – Say My Name.

********

Perburuan berlangsung dari pagi hingga petang. Para pemuda yang turut dalam perburuan biasanya kembali sebelum matahari terbenam. Dan jika dalam batas waktu tertentu mereka belum kembali tim pencari akan segera diturunkan karena meski hutan tempat mereka berburu bukanlah hutan yang berbahaya, tetapi berbagai insiden tetap dapat terjadi. prajurit pengamanpun telah ditugaskan untuk bersiaga.

Selama perburuan berlangsung, para gadis memiliki banyak waktu luang. Dahulu mereka memasak bersama sebagai jamuan bagi para pria yang telah bekerja keras, tetapi sekarang sebagian besar merupakan kaum bangsawan, tak ada keperluan lagi untuk mereka memasak karena para koki telah menangani hal itu. sehingga biasanya mereka akan berbincang, minum teh maupun berjalan di pinggiran hutan yang masih dikatakan aman. Sebenarnya mereka memiliki pilihan untuk pulang terlebih dahulu, tetapi tidaklah menyenangkan jika mereka melewatkan kesempatan bersosialisasi. Dan lagi pula lidah berbisa bisa saja menargetkanmu sebagai mangsa ketika kau tidak ada dalam perkumpulan.

Tapi lagi, Serena memilih menghabiskan waktu dengan berjalan di pinggir hutan. Menghindari bercakap dengan gadis seusianya. Ia sedang tak ingin berbicara pada siapapun kali ini, lagi pula ia telah selesai dengan ritual sapa menyapanya. Ditemani dengan dua dayang dan tiga pengawalan lengkap Serena yang telah terbiasa dikawal melangkah tanpa terganggu.

Melihat sang putri yang hanya berjalan untuk membunuh waktu, sesekali berhenti dan mengamati sekitarnya, membuat para pengawalnya resah. Tak mungkin bagi mereka yang tiap hari bersama sang Putri tak menyadari perubahan yang terjadi. Atmosfer diantara sang Putri dan Putra mahkota yang tegang, hingga perubahan sikap juga ekspresi dari sang Putri yang meski tak kentara tetapi tetap bisa mereka sadari.

Serena memang bukan tipe yang terbuka pada orang lain, tetapi ia adalah putri dengan kepribadian yang baik. Ia tak pernah merengek maupun memberikan waktu yang sulit pada pekerjanya. Bahkan ketika sang Putri marah ia tetap bisa tersenyum dengan tenang. Jangankan menunjukan kemarahan atau menangis terlihat kecewapun sangat jarang.

Oleh karena itu kejadian dimana sang putri membakar ratusan lembar surat dan tangkai bunga yang selama ini diketahui dijaga dengan baik ditambah mengutarakan sedikit amarah menjadi kabar yang sangat menggemparkan diantara dayang pribadinya. Meski seperti perjanjian mereka dengan Tiana, tak ada yang berani membicarakannya diluar, tapi mereka menjadi lebih waspada bahkan gugup jika terdapat sedikit saja perubahan ekspresi di wajah sang Putri.

Berbeda dengan para dayang yang menyaksikan langsung. Para pengawal khususnya Carl, menyadarinya dari tingkah laku dan ekspresi sang putri juga putra mahkota. Terbiasa dilatih untuk membaca situasi dengan cepat memaksa mereka secara alami cepat tanggap.

Entah insting yang terlalu tajam atau petuah dari langit, Carl sendiri telah menyadari perubahan tersebut dan semakin jelas setelah sang Pangeran kembali dari misi terakhirnya musim dingin lalu.

"Apa yang harus kita lakukan kapten?"

"Awasi dahulu. Terutama jangan lengah terhadap gadis itu."

Perintah yang ia berikan sejak musim dingin lalu kepada pasukannya kembali terulang di benak. Berbagai laporan yang ia periksa dan selidiki sendiri menjadi bukti nyata baginya. Sekilas mata tajam miliknya menatap ke langit seolah tengah mengamati mangsa. Helaan nafas pelan yang terdengar kemudian mengakhiri istirahatnya.

'Badai musim panas mungkin akan tiba.'

************

Serena tengah menghirup aroma bebungaan liar yang baru saja dipetiknya, tak kalah indah meski tak tersentuh tangan terampil, ketika rombongan para pemburu tiba. Matahari senja hampir sampai ke peraduan ketika satu persatu buruan dikumpulkan untuk pencatatan pihak acara. Tak ada hadiah khusus sebenarnya untuk tangkapan paling baik, tetapi mereka tetap akan menilai juga mengumumkan siapa yang mendapatkan buruan terbaik di hari itu. Tak hanya jumlah, tetapi kualitas buruan, hingga cara berburu yang dinilai. Meski rasanya sia-sia tetapi nyatanya banyak orang yang menantikan pengumuman tersebut. Termasuk para gadis yang memberikan sapu tangannya, ada sugesti dan kebanggaan tersendiri ketika ksatria yang dipilihnya mendapat gelar tersebut.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownWhere stories live. Discover now