Bab 13

3.2K 403 12
                                    

"I don't know
it might be cruel But strong girl
you know you were born to fly
the tears you shed, the pain you felt,
all of them
they just prepare you for the sake of the day
you'll fly higher Butterfly."

Taeyeon – I

*************

"Mohon maaf tetapi  putra mahkota tidak diizinkan masuk."

Dua lengan dari dua penjaga dengan tegas terulur menutup akses pintu masuk. Menandakan sang Pangeran memang tidak diizinkan melewati mereka. Vienno menatap mereka dengan tajam. Tidak peduli akan larangan tersebut ia mencoba menerobos mereka.

"Putra mahkota! Bahkan jika posisi anda lebih tinggi, kami tetap akan menjalankan tugas. Mohon kembali dan tidak membuat kekacauan." Salah satu dari dua penjaga itu berbicara dengan lantang. Bahkan meski ia hanya ksatria biasa, ia adalah ksatria yang menjungjung tinggi etos kerjanya. Baginya tidak peduli siapa yang dihadapi jika mereka melanggar aturan mereka tidak bisa dibiarkan.

"Kau sadar siapa yang sedang kau hadapi ini?" Vienno dengan nada mengancam berhadapan dengan penjaga itu.

Tetapi tepat sebelum adu mulut berlanjut, suara derit dari pintu yang dibuka menghentikan mereka. Seorang pria dengan pakaian ksatria lengkap muncul dari dalam ruangan. Matanya tajam melihat pada sang putra mahkota.

"Putri Serena berkata tidak ingin menemui putra mahkota." Suara khas milik Carl segera menyapa pendengaran sang Pangeran.

Rahang Vienno mengeras, mencoba mengendalikan diri.

"Katakan padanya ini sangat penting."

"Putra mahkota, ada aturan tertentu yang perlu dipatuhi dalam berkunjung. Tidakkah putri Serena mengirim pemberitahuan seminggu sebelum meminta pertemuan? Bahkan dengan permintaan seperti itu undangan bisa saja ditolak." Carl tidak dapat mengalah begitu saja meski tahu lawannya bukan orang sembarangan.

Tentu saja Vienno mengetahui semua itu. Tubuhnya menegang dan rasa malu mungkin mulai menjalar mengingat ia baru saja di tegur oleh bawahannya. Carl Davind, dahulu ia adalah ksatria yang berada di bawah pasukan elit khusus yang ditugaskan mengawal putra mahkota. Ia yang tidak hanya memliki kemampuan dan cepat beradaptasi tetapi juga loyalitas akhirnya ditunjuk menjadi kepala bagi tim pengawalan putri mahkota. Carl yang dahulu selalu mematuhinya tanpa syarat kali ini justru berdiri melawannya. Lihat betapa cepat roda berputar.

"Sebaiknya Putra mahkota kembali dan jika ingin menemui Putri mohon lakukan prosedur dengan tepat." Carl dengan hormat menundukan kepala.

Ia tidak begitu menyukai sang Pangeran. Tidak sejak awal, tetapi baru-baru ini semua kejadian yang dilihatnya membuka pandangannya akan sosok yang dahulu ia layani. Kesan awal sang Pangeran tidaklah buruk, cenderung baik malah. Ia adalah sosok yang pekerja keras meski tidak begitu piawai dalam menggunakan senjata, ia tidak menyerah begitu saja maupun merengek. Justru ia meminta tutornya untuk melatihnya lebih intensif. Carl sendiri yang menjadi saksi.

Tetapi siapa kira pria muda yang penuh semangat itu tumbuh menjadi seseorang yang merendahkan orang lain dengan begitu mudah? Bahkan meski ia tidak menyukai sang Putri, ia seharusnya tetap menerapkan etika dasar dalam bersikap. Apalagi pertunangan mereka merupakan perihal genting yang dapat mempengaruhi negara. Carl sungguh kecewa akan sikap ini, tetapi meski begitu ia tetap harus memperlakukan sang Pangeran dengan hormat.

Vienno menghela nafasnya ketika melihat sorot mata tak gentar milik Carl.

"Baik kalau begitu katakan padanya, aku ingin bertemu tidak peduli kapan waktunya. Dan aku menunggu jawaban segera."

Sang Putra mahkota berbalik dengan kecewa. Perasaan kesal dan terhina meninggalkan jejak dari langkah kakinya. Putra mahkota yang biasanya penuh wibawa kali ini tampak tak ramah hingga banyak yang tak berani menyapanya. Ia kembali dengan langkah yang berat menuju kediamannya.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownWhere stories live. Discover now