Bab 9

2.6K 329 3
                                    

"I'm sick of everything,
find and find myself who's disappearing
Painful times trap me endlessly,
I don't want to see them anymore.
"

Gfriend – Room of Mirrors

**************************

Pintu besar dan megah yang dilapisi cat berwarna putih dan dihiasi berbagai ukiran terbuka lebar. Sepasang tangan yang saling menggenggam mencoba menguatkan diri satu sama lain. Serena sedikit melirik pada anak lelaki yang telah memasuki usia remajanya. Menyadari tatapan tersebut, anak lelaki itu menoleh dengan senyuman yang terkembang.

"Jangan khawatir. Kita akan melaluinya bersama."

Bisikan itu terlontar mencoba menenangkan.

Begitu nama mereka selesai dibacakan, mereka melangkah memasuki ruangan yang dipenuhi gemerlap lampu kristal yang sedikit menyilaukan. Semua mata yang memandang perlahan membungkuk sebagai penghormatan.

Serena melangkah menuruhi tangga dengan dukungan pria disampingnya. Kembali Serena merasakan aura tak biasa dari Pria ini. Meski masih berada di usia belasan, fitur wajahnya telah menonjol. Tidak pernah sekalipun orang yang menyanggah betapa indahnya wajah itu. Sepasang mata biru langit yang kini tengah melihat langsung pada Serena telah berhasil memikatnya. Lengan yang semula mengantarkannya kali ini telah berganti dengan jemari yang dengan lembut menggenggamnya.

Alunan melodi yang memikat telah dimainkan. Sesuai dengan yang telah dipelajarinya, tubuh kedua anak itu mulai bergerak sesuai alunan melodi. Menciptakan pertunjukan memukau yang sayang untuk dilewatkan.

Hari itu, hari dimana Serena pertama kali diperkenalkan secara resmi sebagai putri mahkota. Semua orang berhasil terhipnotis akan serasinya pasangan Putra dan Putri mahkota mereka.

**************

Serena menuruni anak tangga dengan bantuan Carl. Banyak pasang mata yang tertuju kepadanya tidak membuat ia gentar. Ia sudah menghadapi berbagai pandangan itu bahkan sejauh ingatannya. Bisikan mereka yang bodohnya terdengar jelas sampai ke telinga Serena tapi tak pernah bisa ia tanggapi secara langsung sudah biasa ia hadapi.

Begitu ia tiba beberapa orang mulai berkumpul dan memberikan sapaan pada Serena. Segera seulas senyuman tipis membalas mereka. Raut ramah tak luntur dari wajah sang Putri. Sementara itu tepat di sampingnya, Carl sesekali melirik pada sang Putri dan sekitarnya. Dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah sang Putri baik-baik saja? Meski tak ketara ekspresinya tidak sebaik biasa.

Ketika orang-orang mulai larut dalam kemegahan pesta, Penjaga pintu masuk kembali mengumumkan kehadiran seseorang. Suara yang bahkan sejak dehamannya segera menarik perhatian sebab peristiwa yang tidak biasa. Ketika keluarga kerajaan telah memasuki ruangan, bangsawan yang datang setelah itu dianggap terlambat. Dan demi menghindari ternodanya nama baik keluarga, mereka akan masuk ke ruangan dengan senyap. Segera membaur tanpa menarik perhatian. Jadi siapakah gerangan yang berani menyalahi etika ini?

"Putra Mahkota Valency, Pangeran Vienno dan Nona Helena Arch memasuki ruangan."

Suara helaan nafas panjang terdengar. Seketika itu bisikan orang-orang semakin ramai. Riuh menyaut satu sama lain. Carl segera awas, matanya secara otomatis melirik pada sang Putri. Sementara itu ekspresi Serena menjadi lebih serius dari sebelumnya. Mata hijau kebiruannya menggelap, terarah tajam pada pasangan yang baru saja memasuki ruangan.

Vienno dibalut dengan stelan resmi berwarna putih dengan aksen emas berjalan masuk dengan gagah. Tangan kirinya tengah digandeng seorang wanita cantik dengan gaun senada, seolah menunjukan mereka pasangan serasi. Rambut kuning keemasan milik Helena di gerai begitu saja hingga ketika ia berjalan rambut itu seolah akan menari lembut mengikuti tubuhnya.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownWhere stories live. Discover now