Bab 41

1.4K 118 6
                                    

"Faraway memories,
good moments,
Times that we've spent together.
If only I could go back ,
like magic,
Will I be able to see you?"

Gfriend – Flower Garden.

*************

Sebuah bangunan yang menjulang tinggi menjadi hal pertama yang di lihat Serena ketika turun. Barulah ketika menurunkan pandangan, sekelompok pelayan yang dipimpin oleh Albus terlihat berderet rapi menyambut Serena.

Albus menundukan kepala kemudian mendekat.

"Selamat datang kembali Putri."

"Bagaimana kabarmu Al?"

"Tidak pernah sebaik ketika menyambut kepulangan salah satu tuan saya."

Ekspresi Serena sedikit melunak ketika mendengar gurauan tangan kanan kakaknya ini.

"Selamat datang juga untuk Nyonya Willington dan Tuan muda Davind. Kalian pasti lelah, saya akan menunjukan tempat singgah."

"Apakah kereta kuda kami belum siap?" Tiana menyela.

"Oh, tentu sudah siap. Jika anda ingin melihat, di sebelah kanan terparkir dua kereta kuda. Seperti permintaan, untuk tuan Davind kami juga menyiapkan kuda tambahan dan akan memastikan untuk mengantar barang anda sampai kediaman tuan muda."

Tidak seperti Tiana, Carl memutuskan untuk menunggangi kuda sendirian ke rumahnya. Dengan pertimbangan kuda lebih cepat. Namun karena ada beberapa barang bawaan, ia juga meminjam kereta kuda. Bukan barang berharga sebenarnya, kebanyakan hanya barang-barang yang ia gunakan semasa di akademi hingga menjadi kepala pasukan khusus putri mahkota dahulu. Sekarang mungkin tidak akan banyak terpakai lagi, dan sebagian telah usang.

"Kalian akan pergi sekarang juga?" Serena melihat pada keduanya bingung.

"Benar. Lebih cepat kami pergi lebih cepat kami dapat kembali." Carl yang mewakili untuk menjawab. Sementara itu Tiana hanya tersenyum sambil meraih tangan sang Putri.

"Putri telah berjanji mengirimi kami kabar melalui surat. Kami akan menantikan surat itu." Tiana mencoba mengingatkan lagi akan janji Serena.

"Baiklah. Semoga perjalanan kalian menyenangkan, dan berhati-hatilah." Serena akhirnya mengangguk singkat, sambil membalas genggaman tangan Tiana.

Setelah melepas perpisahan yang singkat, Albus memandu Serena ke ruang pribadi Duke Olive.

Disana sang kakak sudah menunggu bersama istrinya.

"Serena! akhirnya kau tiba juga. Aku sudah menunggumu dari pagi." Iris segera menyambutnya dengan hangat. Namun Iris yang biasanya akan langsung mendekap, kali ini hanya duduk di kursinya. Melihat hal tersebut, Serena langsung tahu ada yang salah.

"Apa kabarmu kakak ipar?"

Serena kali ini mengambil inisiatif dengan mendekat pada iris.

"Aku baik!"

Elliot tiba-tiba berdeham ketika Iris mulai menunjukan tanda ia mencoba bangkit dari kursinya. Merasa tertangkap basah, Senyuman lebar menjadi tamengnya. Iris kembali memperbaiki posisi duduknya.

"Apa kakak baik-baik saja?" Serena bertanya dengan kening yang berkerut seraya mencoba melihat kondisi iris.

"Ah, itu, kemarin tanpa sengaja aku terlalu bersemangat ketika jalan-jalan di taman kumudian terkilir."

Mata Serena sontak membesar,

"terkilir?"

"Oh tidak, aku tidak terjatuh, hanya ketika berjalan kemudian tiba-tiba berbalik, otot kakiku sepertinya sedang kaku dan jadi sakit. Padahal aku rasa aku hanya kram saja, tapi ya, Elliot terlalu melebih-lebihkan." Iris memelankan suaranya ketika menjelaskan kalimat terakhir. Tapi tentu, Elliot mendengarnya, dan kini tengah memutar bola mata sambil menggeleng pelan melihat tingkah perempuan satu ini.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang