Bab 36

1.2K 113 4
                                    

"Let me love you like,
Page that will continue.
Today that will shine, the newly day,
You and I,
and we that will be together.
Over tomorrow and again,
we stand face to face,
Like the first time,
Think about what we did."

Viviz – Love You Like.

*****************

Tok! tok! tok!

Suara palu yang diketukan keras-keras terdengar memekakan telinga. Uap-uap putih timbul tiap kali nafas dihembuskan, tetapi tidak menutupi semangat para pria ini bekerja.

"Ya, sedikit lagi!"

"Hei! Turunkan sedikit ke kanan, tidak-tidak, bukan kananmu, Kananku!"

"Hei Paul kau letakan dimana tadi paluku?"

"Perekat, perekat! Aku butuh perekat sekarang juga!!"

Balai kota yang biasanya tenang kali ini dipenuhi hiruk pikuk orang yang saling menyaut sembari melakukan tugas masing-masing. Diantara keramaian itu sebuah rombongan kecil berjalan mencari tuan rumah.

Serena, yang baru pertama kali melihat begitu banyak orang di Barius sedikit mengamati lebih dekat tiap-tiap orangnya. Jujur saja meski ia telah berkenalan mungkin ada satu dua orang yang terlupa. Tidak jauh ia mendengar suara familiar.

"Aku rasa kita bisa menutup atapnya dengan kain ini. kemudian membuat jalan masuk ke balai berjaga salju turun lebat." Alex memberikan sarannya kepada Baron Doughlas.

"Ku rasa saranmu bisa dilakukan. Oh tapi aku berharap langit cerah di malam itu. anak-anak sudah menanti bintang musim dingin dengan antusias." Baron menghela nafasnya panjang.

"Selamat siang tuan-tuan." Nyonya Tiana mewakili memberikan salam pada mereka.

"Oh-ho selamat siang, ku kira siapa, ternyata para tamu dari mansion utara!" Baron Doughlas segera mengubah ekspresinya ketika melihat tamu yang datang.

"Sepertinya persiapan sudah hampir selesai." Tiana berkomentar.

"Benar, pestanya dimulai ketika matahari terbenam. Kalian datang terlalu awal untuk itu, tetapi jika tidak keberatan dengan debu dan ingin melihat prosesnya aku tidak keberatan." Baron melihat pada Serena sedikit khawatir.

"Kami sengaja datang lebih awal dengan harapan dapat membantu persiapan. Tetapi nampaknya tidak diperlukan." Serena melihat ke sekeliling yang dipenuhi pria yang mondar-mandir.

"Ah sebenarnya tidak perlu, tetapi kami tidak akan menolak tenaga tambahan. Tentunya hanya tenaga pria yang dibutuhkan di luar, tetapi istri saya di dalam juga tengah menyiapkan makanan."

"Baiklah kalau begitu, aku dan Tiana akan masuk ke dalam. Carl kau akan membantu disini?" Serena perlu sedikit mendongkak untuk melihat Carl yang berdiri disampingnya, pria itu kemudian menjawab dengan anggukan.

******

Aroma bumbu rempah segera menyeruak. Kepulan asap, yang membuat musim dingin ini hangat terlihat dari ruang belakang. Beberapa orang berlalu lalang dengan tangan yang masing-masing membawa wadah besar. Suara dentingan dan tumbukan silih menyaut.

"Oh Nona Eren! Selamat datang." Belum sempat Serena mencari, Maria telah terlebih dahulu menghampiri.

"Selamat siang Nyonya maria."

"Nona ada apa datang sepagi ini? tenda bahkan belum selesai didirikan."

"Kami datang untuk membantu.." belum sempat Serena menyelesaikan kalimatnya, Maria segera menyela.

"Apa? Apa pria tua itu memberi tahu kalian untuk bekerja? Tunggu disini akan aku-"

"Oh bukan begitu, kami ingin terlibat langsung karena ini pengalaman pertama." Tiana segera menimpali.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang