Bab 20

3.2K 278 4
                                    


"I found a way to let you leave
I never really had it coming
I can't believe the sight of you
I want you to stay away from my heart."

MC Mong ft Mellow – Sick Enough to Die

*****************************************

Sebuah kereta kencana berpoles cat cokelat gelap yang mengkilap terparkir di halaman istana. Meski minim hiasan kemegahan kereta tersebut sanggup menarik perhatian orang sekitar, utamanya dengan lambang keluarga yang terukir pada pintu masuk kereta. Layaknya cerita, seorang pria tampan bak pangeran tengah berdiam diri di dalamnya. Tirai sengaja diturunkan demi menjaga privasi si pemilik. Tangannya menggenggam sebuah buku, di sampingnya berbagai buku dan dokumen lain pun berserakan.

Sesekali kening pria itu bertaut, sesekali matanya menjelajah keluar mencari sang putri yang dinanti. Ia tidak dapat tenang, membiarkan gadis kecilnya di tangan pria lain. Terlebih jelas hubungan keduanya dapat dikatakan sedang tidak baik.

'Ck. Mengapa lama sekali?' entah untuk kesekian kalinya Elliot meraih jam saku untuk memastikan waktu yang telah berlalu. Belumlah tiga puluh menit terlewati tetapi rautnya sudah masam.

Buku yang dibaca sebagai pengalih perhatianpun tak membantu, pikirannya terlanjur dipenuhi kecurigaan. Untuk apa Putra mahkota meminta pertemuan pribadi? Jika kalimat pembatalan belumlah terucap wajar mereka bertemu, tetapi nasi telah menjadi bubur. Hubungan mereka seharusnya telah terputus. Wajarkah pria dan perempuan yang mantan tunangan saling bertemu?

Ini kesalahannya membiarkan Serena pergi hanya ditemani satu pengawal. Seharusnya tiga- tidak seharusnya dia bersama selusin pasukan yang menemani gadis itu. Sumber kekhawatirannya bukanlah hanya pada putra mahkota, tetapi pada mata yang mengarah pada keduanya. Orang-orang yang bersembunyi dibalik pilar-pilar dan tirai Istana. Telinga dan mulut yang saling berbisik berbagi informasi dapat lebih berbahaya dibanding binatang buas.

"AH, lihat betapa bodohnya diriku dibuat."

Tanpa menyadari Elliot bergumam pelan. Ia tidak pernah tau ia memiliki sisi seperti ini. Dirinya yang selalu bangga dan berdiri dengan membusungkan dada dapat dibuat gelisah hanya karena seorang gadis. Adiknya, yang hingga kemarin keberadaannya tak pernah lebih menarik perhatian dibanding seorang prajurit di pasukan elit keluarga. Tetapi lihat bagaimana roda berputar, dalam sekerjap mata tiba-tiba sebagian dunianya berpusat pada perempuan ini.

'Karena diapun Olive.' Seperti dirinya, mereka adalah Olive terakhir yang masing-masing mesti memikul terlalu banyak di pundak mereka. Elliot membuat alasan demi menjelaskan tindakan tak masuk akalnya.

Tepat ketika Elliot tengah terlarut dalam pikiran, pintu kereta dibuka. Mata keduanya bertemu, Serena menangkap ekspresi terkejut Elliot.

"Ehm!" membersihkan tenggorokan untuk mengalihkan perhatian, Elliot mencoba mengembalikan wibawa yang sempat pudar.

Serena mengabaikan kejadian tadi dengan duduk manis berhadapan dengan sang kakak.

"Urusanmu telah selesai?" Elliot bertanya sehati-hati mungkin, matanya awas mengamati raut yang dibuat adiknya.

"Ya." Dengan sesingkat mungkin Serena menjawab. Ia terlihat tenang seolah tidak ada yang terjadi.

"Apa terjadi sesuatu?" Elliot memincingkan mata, berpikir bahwa tidak mungkin tidak terjadi sesuatu diantara mereka.

"Tidak, urusan itu telah sepenuhnya selesai." Tatapan Serena lurus mengarah pada bola mata Elliot, meyakinkannya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Sayangnya usaha tersebut sia-sia, Elliot sudah dapat menerka sesuatu terjadi. Tetapi melihat sang adik yang berusaha keras menghindar, Elliot tak dapat mengulik lebih jauh.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownWo Geschichten leben. Entdecke jetzt