Bab 14

3.2K 363 2
                                    


" Hold my hand when you need somebody,
I'll be that somebody,
we're in this for life
**
Only look at me when you need a shoulder,
I'll be that somebody,
**
Don't shed tears in any situation
Each drop is too precious
Lean on me, I'll hold your hand
Even if the world turns its back on us."

The Ark – Light

****************

"Selamat siang tuan Daniel."

"Oh, selamat siang!"

"Semoga harimu menyenangkan tuan muda!"

"Terima kasih Glen!"

Senyuman ramah tak pernah pudar dari wajahnya. Rambut hitam dipadukan dengan iris mata cokelat yang dibingkai kaca mata siap memikat kapanpun. Berbeda dari fiturnya yang gelap, kepribadiannya cukup ramah. Ia senang bergaul dan membuat banyak koneksi. Ia tak segan berbicara dengan siapapun, dimulai dari kalangan bangsawan hingga rakyat jelata atau budak sekalipun. Ia pintar dan cakap, tak lupa reputasi bersih dengan latar belakang keluarga yang cukup kuat. Tak mengherankan apabila banyak yang memuji dan menjadikan pria ini sebagai salah satu idaman.

Kemampuannya dalam mengatur tak diragukan lagi, mengingat ia adalah salah satu ajudan bagi sang putra mahkota. Mengumpulkan informasi dan mengolahnya merupakan salah satu keahlian yang juga menjadi hobi aneh miliknya. Daniel Vicolas, putra kedua dari keluarga count Vicolas yang berdomisili di selatan. Ia memiliki kemampuan dan koneksi yang cukup hingga dapat bersekolah di akademi yang sama dengan sang Putra mahkota. Dan dari sana pula keterlibatannya dengan berbagai urusan negara bermula.

Daniel saat ini berjalan tenang setelah keluar dari ruang kerja sang Pangeran. Raut serius langsung menggantikan gurat ramah yang sempat singgah di wajah. Sel-sel di otaknya kembali bekerja mengolah segala informasi yang telah diperoleh, hingga sudut bibirnya terangkat samar.

'Sepertinya masa depan akan menarik.'

**************

Kkrtkkkrtk

Suara roda yang dipaksa berhenti berputar setelah sebelumnya melaju kencang menandai akhir perjalanan mereka. Suara kuda yang kelelahan akibat menarik kereta kencana terdengar kemudian. Sang kusir segera turun dari tempatnya dan bergegas menuju pintu kereta. Ia membuka pintu kereta dengan perlahan hingga tidak membuat suara. Kemudian ikut berdiri di samping barisan pelayan yang telah siap semenjak kereta kuda tiba di gerbang.

Elliot mengulurkan tangan untuk membantu Serena turun dari kereta. Sebuah kediaman yang meski tidak besar tetapi tetap memberikan kesan megah berdiri tegak di hadapan mereka. Barisan pelayan berjejer rapi di sepanjang jalur utama. Tak lama seorang Pria yang meski helaian rambutnya memutih semua, tetap berpostur tegak layaknya prajurit di lapangan.

"Selamat datang kembali Duke dan Putri Serena." Pria yang nampaknya kepala pelayan menyabut kedatangan kedua adik kakak tersebut.

Ada sedikit perasaan mengganjal ketika Serena berhadapan dengan mereka. Sudah berapa lamakah semenjak ia menginjakan kakinya disini? Kediaman ini lama tak disinggahi karena baik dirinya maupun sang kakak sibuk dengan urusan masing-masing. Terlebih Elliot yang enggan kembali ke ibu kota.

Belum selesai Serena menata emosi yang seolah disiramkan begitu saja ke sekujur tubuhnya, kembali ia sedikit dibuat terkejut ketika Elliot meraih tangannya untuk disandarkan pada lengan pria itu. Sepertinya ketika Serena tertegun, Elliot telah lama mengulurkan tangan. Karena tak kunjung mendapat respon, akhirnya ia memutuskan meraih tangan adiknya sendiri.

Sorot yang hangat ditunjukan hanya untuk Serena. Sedikit janggal hingga para pelayan yang diam-diam mencuri pandang ikut terkejut. Mereka yang bekerja di ibu kota tidak pernah melihat ekspresi Elliot yang seperti ini. Tetapi tak jauh berbeda, Albus yang sudah melihat ekspresi tersebut sebelumnya pun sama terkejutnya. Karena kali ini, ekspresi itu di tunjukan pada orang yang tak terduga.

Kingdom Stories : The Abandoned CrownWhere stories live. Discover now