Love From Mafia Part 50 Runtuh

93.1K 4.7K 53
                                    




Mobil Johan baru saja keluar dari perusahaan, semenjak Bara pergi ke London, transaksi di La Zetas sengaja di hentikan untuk yang transaksi besar dan membahayakan, jadi pengawal pengawal di La Zetas menjaga di mansion Bara, apartemen milik Keano dan Johan, dan juga menjaga beberapa proyek yang sedang berjalan saat ini. sementara di kantor perusahaan sudah ada yang menjaganya sendiri, ada tim khusus yang menjaga keamanan perusahaan. Ada anggota La Zetas yang menyebar di beberapa wilayah mereka membentuk kelompok gangster namun tidak untuk membuat orang lari ketakutan, mereka hanya menjaga wilayahnya masing masing selama Tuan besar mereka tidak di Jakarta.



Edo sedang menyetir mobil Johan, mereka sedang asik membicarakan proyek yang sedang berjalan, namun mobil mereka berdua tiba tiba di hadang dua mobil di belakang satu dan depan satu, sungguh, siapa yang berani bermain main dengan La Zetas.

"Siapa mereka?," Tanya Johan, melihat dari pakaian yang mereka kenakan sepertinya mereka sekelompok gangster.

"Tidak tau, aku keluar dulu,," Edo langsung keluar dari mobil Johan untuk memastikan apakah mereka benar menghadang Edo dan Johan atau mereka salah sasaran.

"Ada apa?." Tanya Edo pada Sembilan orang yang berdiri di hadapannya tanpa rasa takut, tentu saja Edo sudah terbiasa menghadapi musuh musuh yang banyak, bahkan lebih dari mereka bersembilan.

"Kita tidak ada urusan ama lo,, suruh Johan turun,." Edo semakin penasaran dengan mereka, jika ada masalah seharusnya mereka berhadapan dengannya, bukan dengan Johan.

Johan yang mendengar namanya di sebut semakin penasaran membuat dirinya memutuskan untuk keluar dari mobil.


"Kenapa nyari gue?." Tanya Johan, walau Johan tau sepertinya dia tidak memiliki urusan dengan mereka, atau mungkin mereka salah sasaran.

"Akhirnya gue ketemu ama lo, biar lebih gampang sekarang aja," orang yang berdiri di tengah tengah mengacungkan peluru pada Johan, membuat Johan mundur beberapa langkah,

"Wahhhh selain beraninya keroyokan, kalian berani juga bawa senjata tajam di wilayah La Zetas," Edo mencoba mengalihkan atensi mereka pada Johan hingga bantuan tiba.

"La Zetas?, gue kira mereka hanya cerita belaka di lingkungan gangster." Cibir ketua dari gangster yang menghadang mereka.

"Ohh ya,,, jika saat ini kalian benar benar berhadapan pada La Zetas bagimana?." Tanya Edo santai, seoalah olah bukan ancaman baginya.

"La Zetas? Kami tidak akan takut, lagian mereka tidak pernah menampakkan batang hidungnya, mungkin kekuatan mereka hanya omong kosong belaka," Gelak tawa terdengar nyaring, mereka semua menertawakan La Zetas, tanpa mereka tau mereka sedang menjemput maut mereka..

"Kami tidak akan takuttt, dua lawan Sembilan, lebih baik kau menyerahkan Johan lalu pergi dari sini maka kau akan hidup, jika kau menghalangi kami, kau akan ikut mati." Ancam ketua gangster.

"Siapa yang bilang dua lawan sebilan, lihatlah ke belakang, jika kalian beraninya bermain kroyokan, maka kami pun akan melademi dengan senang hati, kebetulan beberapa minggu ini kami tidak banyak olahraga." Edo memang menghubungi anak buahnya.

La Zetas bukan hanya klan mafia elite, namun mereka juga gangster, di wilayah tertentu seperti, Jakarta, Bali, Surabaya, Makassar mereka membentuk gangster untuk mengelola wilayah mereka, agar tidak mencolok sebagai mafia, sekaligus mengawasi jalannya setiap transaksi kecil maupun besar di dalam kota.

"Boss, mereka L.A.Z, kita benar berada di wilayah mereka." Anggota gangster yang berdiri di samping kanan ketua mengetahui jika mobil yang mendekati mereka gangster L.A.Z.

"Sipa takut, kalau mereka kalah kita ambil wilayah ini," Ketua gangster itu mungkin belum tau jika La Zetas bukan gangster yang mudah di taklukan.

"Boss, jika mereka benar La Zetas kita yang mati di tangan mereka." Bisik orang yang berdiri di samping kiri.


Enam orang turun dari mobil belakang dan lima orang turun dari mobil di depan.


"Selamat siang Boss," Memberi salam pada Edo. Edo hanya mengangguk.

"Jadi mereka yang menghadang?." Tanya ketua gangster dari La Zetas. Mereka yang mengusai wilayah selatan, beruntungnya mobil Edo di hadang dekat dengan merkas kelompok selatan, jadi mereka cepat datag membantu Edo.

"Emmm,,," Edo hanya mengangguk, sebelum dia melanjutkan ucapannya.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang