Love From Mafia Part 23 Penuh Kebencian

126K 5.9K 41
                                    


holaaa... aku up lagi, ohh ya sedikit info jika aku bakalan bikin jadwal up, jadi Love From Mafia akan up hari senin - kamis entah setiap hari atau dua hari sekali tergantung authornya sibuk atau enggak, untuk jumat-minggu aku ada karya baru karena udah masuk ke webnovel mungkin satu atau dua minggu lagi bakalan up jadi aku harus bisa bagi waktu,..

follow ig aku buat dapatin info terbaru, karena aku bakalan up di ig mengenai cerota yang aku buat,...

happy reading gaess....



21+




Ciara dan Bara menyambut kedatangan tamu penting yang dikatakan Bara, ternyata Jonnas Khiel dan Catya Khiel. Entah apa yang Ciara rasakan bertemu dengan mereka, namun sebisa mungkin Ciara bersikap biasa, dia tidak ingin membuat masalah untuk Bara.
“Bara tunggu, ini siapa?.” Tanya Catya, sambil menunjuk Ciara.
“Dia Ciara, istri Bara Mom,” Balas Bara, membuat Jonnas dan Catya kaget, bagaimana  bisa Bara menikah tanpa memberi tau mereka, lalu Audrey apa bara mencoba bermain main dengan Jonnas dan keluarganya.
“Kamu berbohongkan Bara? Lalu bagaimana dengan Audrey? Tega teganya kamu mengkhianati Audrey, apa kesetiaan Audrey selama ini kamu anggap sampah?.” Tanya Catya penuh dengan emosi.
“Kita bicara dirumah, ini tempat umum bukan tempat yang cocok untuk bicara hal seperti ini, lagian Audrey tidak ada disini, seharusnya dia yang menjelaskan kesalah fahaman ini pada kalian.” Bara melangkah sambil menggandeng Ciara, membuat Jonnas dan Catya memandang Ciara penuh dengan tatapan kebencian, andai mereka tau jika Ciara anak mereka, apa mungkin tatapan penuh kebencian itu akan mereka layangkan pada Ciara?.

****

Audrey menanti kedatangan kedua orang tuanya, yang sebenarnya Paman dan Bibinya di teras mansion Bara, melihat tiga mobil beriringan masuk kedalam gerbang membuat Audrey enggak sabar ingin bertemu dengan Mommy dan Daddynya.
Baru saja Catya turun dari mobil Audrey langsung menyambutnya dengan pelukan, Catya langsung membalas pelukan Audrey, padahal Audrey baru meninggalkan London satu minggu yang lalu namun Catya sangat merindukannya.
“Audrey kangen banget sama Mommy,” Ucap Audrey.
“Mommy juga kangen,, kangen,, kangen banget sama Audrey,” Balas Catya.
“Hanya Mommy yang di peluk, Daddy enggak dikasih pelukan?.” Tanya Jonnas,
“Maaf Dad, Audrey sangat sangat kangen sama Mommy makanya Audrey lupain Daddy bentar,” Audrey memeluk Jonnas setelah melepaskan pelukan dari Catya.

Drama, itu yang Ciara rasakan saat melihat Audrey dan orang tuanya, sebagai anak yang tumbuh tanpa kasih sayang orang tua, hal seperti itu memang ingin Ciara rasakan, namun dia sadar diri, dia tidak akan medapatkan pelukan hangat dari orang tuanya, karena mereka sudah menggantinya dengan orang lain.
Ciara bahkan masuk terlebih dulu ke dalam rumah Bara, dia tidak memperdulikan mereka yang masih sibuk berdrama di depan mansion.
“Mia, bawakan susu buat aku, sama camilan sekalian, aku udah makan malam,” Mia mengangguk, dia segera pergi kedapur untuk menyiapkan susu dan camilan untuk Ciara.
Sementara Ciara menaiki tangga menuju lantai dua, menuju ke kamarnya tentu saja.
Menyenderkan tubuhnya di sofa, Ciara menghela nafasnya, sambil mengusap usap perut Ciara, disana tumbuh buah hatinya dengan Bara, andai pernikahannya dengan Bara bukan karena uang dan keturunan mungkin Ciara akan sangat Bahagia mendapatkan suami seperti Bara, namun  nanti apa dia sanggup melepaskan anaknya untuk Bara, membiarkan perempuan pilihan Bara untuk merawat anaknya kelak.
Aihhhhhhhh apa sih yang engkau fikirkan Ciara, kenapa kamu malah mikir yang tidak tidak sih.. batin Ciara.

***

Karena sudah malam, dan semuanya sudah makan di jalan tadi, kini Jonnas dan Catya beristirahat di kamar tamu yang berada disamping kamar Audrey, Audrey sedari tadi tidak lepas dari Catya, memang Audrey sangat dekat dengan Catya dan Jonnas daripada orang tuanya namun dia juga menyayangi orang tuanya.
“Mom, Mommy istirahat ya, Audrey mau ke kamar Audrey, salam untuk Daddy” Catya mengangguk, jonnas sedang mandi, makanya Audrey hanya menyampaikan salam pada Jonnas.
“Iya sayang, good night, tidur yang nyenyak sayang, nanti Mommy akan sampaikan salam kamu pada Daddy,” Audrey mengangguk, dia langsung keluar dari kamar Catya dan Jonnas.

Jonnas keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat Audrey, sementara istrinya sedang menggunakan perawatan untuk wajahnya, pantas di umur lima puluh lima tahun istrinya masih sangat cantik.
“Honey, dimana Audrey?” Tanya Jonnas, dia baru saja keluar dari kamar mandi.
“Audrey baru saja kembali ke kamarnya, mungkin dia mau nyamperin Bara,” Jawab Catya.
“Honey,, mumpung kita di Jakarta, bagaimana kalau kita mencari anak kita yang hilang, mungkin ada petunjuk yang bisa kita temukan disini,” Usul Jonnas, Jonnas masih tidak rela kehilangan anaknya, demi menghilangkan depresi Catya, Jonnas bahkan rela pindah ke London puluhan tahun, walau dia sudah mengerahkan orang terpercaya sekalipun, dia tidak bisa menemukan anaknya.
“Aku ngikut kamu aja, aku enggak tau harus berharap banyak atau tidak, tapi aku tidak ingin di kecewakan lagi,” Jonnas tau, beberapa bulan setelah kehilangan anaknya, banyak orang yang datang berbondong bondong ke rumah mereka untuk menunjukan bayi yang mereka temukan, namun tidak ada satupun Cia disana, membuat Catya semakin drop, dan setelah itu Catya tidak ingin lagi menaruh banyak harapan untuk pencarian anaknya walau Jonnas suaminya sangat sangat gigih untuk menemukan anaknya.
“Aku pastikan kali ini kita akan menemukan Cia.” Catya mengangguk.
“Sudah malam, ayo kita tidur, aku tidak mau kamu sakit, jarak Jakarta London bukan waktu yang singkat,” Catya mengangguk, benar apa kata Jonnas, dia butuh istirahat.

****

Bara baru saja keluar dari ruang kerjanya bersama Johan untuk membahas pembangunan jembatan penghubungi Banten Bakauheni, walau saat ini semuanya berjalan lancar, namun Bara tidak menjamin bakalan aman hingga nanti, Bara yang tidak ingin ada kekacauan di tengah tengah sebisa mungkin dia mulai mengantisipasi kekacauan yang ada.
“Tumben turun malam malam boss?.” Tanya Johan ketika dia menyadari Bara turun ke lantai dua.
“Menemui Ciara,” Balas Bara, Johan hanya mengangguk, beruntung kamarnya kedap suara jadi dia tidak mendengar suara desah desah manja, eehhhh tapi kan Ciara lagi hamil emang boleh ya ena ena?.
Bara asal masuk kedalam kamar Ciara, dia tidak memperdulikan Johan yang berdiri di depan kamar Ciara.

Bara melihat Ciara yang terlelap di tempat tidur, ahhh ternyata istrinya sudah tidur terlebih dulu. Bara langsung melangkah ke kamar mandi, ada beberapa baju Bara yang di siapkan pelayan di kamar Ciara jadi Bara tidak perlu repot repot membawa baju dari lantai tiga ke kamar Ciara saat Bara ingin tidur dengan Ciara.

Tengah malam Ciara terbangun karena memang dia suka bangun tengah malam hanya untuk makan malam, namun dia merasa ada yang aneh, perasaan dia tidur sendirian, kenapa ada tangan yang melingkar di perutnya, ini tangan siapa coba, jangan jangan ada yang menyusup kekamarnya.
Dengan hati hati Ciara mendongak,, siap siap untuk memukul orang yang tidur di sebelahnya, belum sempat Ciara memuluk orang yang tidur disampingnya, tangan Ciara sudah terlebih dulu ditepis, kini posisi Ciara berada di kukungan laki laki yang tadi tidur disampingnya.
“Apa yang kamu lakukan?.” Ciara jelas mengenal suara itu, itu suara Bara kan? Suaminya, tapi kenapa Bara tidur di kamarnya coba.
“Ba,,,,ra?...” Cicit Ciara pelan.
“Kenapa bangun tengah malam?.” Tanya Bara lagi, dengan posisi seperti ini, Bara leluasa memandangi wajah Ciara tanpa make up sama sekali, cantik, batin Bara.
“Kan aku udah biasa bangun malam, udah ahhh minggir aku mau makan laper,” Ciara ingin mendorong dada bidang Bara, namun tubuh Bara tidak bergerak sama sekali, malah Bara mendekatkan tubuhnya pada Ciara.
“Aku ingin, sudah lama kita tidak bercinta,” Belum Ciara melayangkan protesnya, Bara sudah membungkam bibir Ciara yang menjadi candu bagi Bara, apa yang dimiliki Ciara sepertinya telah menjadi candu untuk Bara, mulai bibir Ciara yang manis, ceruk leher Ciara yang harum sekaligus membuatnya bergairah dalam satu waktu, payudara Ciara yang pas ditangannya, vagina sempit mencengkram penisnya, membuat Bara sangat sangat kecanduan akan tubuh Ciara.
“Enggghhhhh,,” Lengguhan Ciara membuat Bara semakin menggila.
“Apa tidak papa melakukan saat kamu sedang hamil??.” Tanya Bara setelah mereka berdua sama sama naked, dasar Bara, tadi kemana aja, kenapa baru tanya sekarang.
“Asal,,,, pelan,,,, pelan,,,” Balas Ciara terbata bata, Bara telah membuatnya melayang hingga kelangit, hingga Ciara lupa jika saat ini dirinya sedang mengandung anaknya bersama Bara.
“Aku,,, akan melakukan dengan pelan,,” Bara memulainya dengan pelan pelan, namun Bara kalap ketika merasakan kenikmatan dari cengraman vagina Ciara, membuat Bara mempercepat temponya.
“Ahhhhhh,,, Ba,,,rahhhh,,” Ciara mendesah ketika Bara mempercepat tempo permainannya.
“Desahkan namakuhhh,,,” Bara semakin semangat mendengar Ciara menyebut namanya disetiap desahannya.
Suara desahan menggema di kamar temaram milik Ciara, Ciara bahkan melupakan alasan kenapa dia bangun tengah malam.
Entah sudah berapa lama Bara menggempur tubuh Ciara, namun yang pasti saat ini mereka berdua sama sama kelelahan, bahkan Bara yang biasanya mandi setelah berhubungan intim dengan perempuan manapun termasuk Ciara, malam ini dia tidak melakukannya, Bara langsung tidur sambil memeluk tubuh Ciara, mereka bahkan tidak memperdulikan keterlanjangan mereka.



Love From MafiaWhere stories live. Discover now