Love From Mafia Part 3 like a psyco

197K 7.5K 180
                                    

Ciara sudah sampai di mansion, namun dia tidak menemukan keberadaan Bara, harusnya dia sudah tau jika Bara pastinya tidak akan pulang secepat ini. Ciara melangkah gonta gantai menuju kamarnya di lantai dua.

Tanpa membersihkan make upnya, Ciara langsung tidur di tempat tidur, masa bodoh dengan makeupnya, dia sudah sangat lelah.

***

Tengah malam Bara baru kembali ke mansion, dengan kemeja penuh darah, jasnya sudah dia lepas. Bara tentu saja langsung menuju ke kamarnya di lantai tiga, sebagai seorang mafia sudah menjadi hal biasa jika dia harus bertarung ataupun saling menembak satu sama lain, sama seperti malam ini, di Gedung tidak terpakai baku tembak terjadi, satu klan mafia musnah di tangannya, Bara memang di juluki pembunuh berdarah dingin, dia tidak tanggung tanggung untuk membunuh orang orang yang berani melawannya, menghalanginya.

Selesai mandi dan berganti baju Bara menuju kamar Ciara, untuk apa, tentu saja untuk menuntuskan hasratnya.

Bara melihat Ciara tertidur dengan bajunya yang dia pakai tadi, apa mungkin dia langsung tidur tanpa mandi atau setidaknya ganti baju. Setelah melihat Ciara baik baik saja Bara segera bergegas kembali ke kamarnya.

Bara terbangun karena deringan ponsel yang dia letakkan di meja samping tempat tidur, siapa sih yang mengganggunya pagi pagi gini.

Halo,,” Ucap Bara, matanya masih terpejam bahkan dia tidak tau siapa yang menelfonnya.

“Selamat pagi Tuan Bara, satu jam yang lalu markas diserang klan Black lion, namun kami berhasil menanganinya, mereka yang menyerang sepertinya anggota yang tadi malam kabur, dan juga anggota dari daerah lain, beberapa sudah di tembak mati, namun ada tiga orang yang kami biarkan hidup.” Bara mengeluarkan smirknya, lihat saja meraka yang berani mengusik Aldebara maka kematian yang aka menjemput.

“Tiga orang itu pastikan dia hidup, dia bagianku,” Ucap Bara, dia segera mematikan sambungan telfonnya, lalu bergegas kekamar mandi, sepertinya pagi ini aka nada hal yang menarik, lebih baik pergi ke markas sebelum ke kantor.

Bara sudah siap dengan setelan kerjanya, tanpa dasi, bara tidak suka menggunakan dasi, makanya dia hanya hanya menggunakan kemeja putih, di lapisi jam hitam, celana hitam dan sepatu patofel.

Para maid sudah berjejer rapi di dekat meja makan, Bara keluar dari lift dia melirik Ciara yang baru turun dari tangga, dia sudah rapi dengan kemeja lengan panjang dan celana jeans panjangnya, tidak lupa sepatu dan tas, bahkan Bara baru menyadari jika Ciara lebih sering menggunakan sepatu dari pada high heels.

Bara duduk di kursi paling ujung, Ciara duduk disebelah kanannya. Ciara melihat meja makan, cukup banyak sarapan pagi ini, ada omelet, nasi goreng, roti panggang, pancake, wafel, Ciara tentu saja langsung mengambil roti panggang, dia mengolesinya dengan selai chocolate, sementara Bara dia mengambil pancake sebagai sarapannya.

Bara membanting sendok dan pisau di meja makan membuat Ciara dan para maid langsung terlonjak.

“Apa kalian tidak bisa memasak?.” Tanya Bara.

“Bara ada apa?.” Tanya Ciara, tentu saja dia cukup takut dengan Bara namun tidak ada alasan untuk bertanya kan.

“Panggil koki yang memasak ini,” Perintah Bara pada Yasya.

Tidak lama koki datang, dengan wajah pucatnya, jika Bara sudah memanggil para koki pasti ada kesalahan dalam makanannya.

“Maaf Tuan,” koki itu langsung minta maaf, dan berlutut di samping kursi Bara, tentu saja Ciara langsung melotot, segitunya kah para pekerja sangat takut pada Bara.

“Yasya, pecat dia, pastikan dia tidak bisa bekerja dimanapun.”  Yasya mengangguk, tentu saja koki itu langsung meminta ampunan pada Bara namun Bara tidak memperdulikannya, bahkan pengawal Bara yang berjaga langsung menyeretnya pergi.

Love From MafiaWhere stories live. Discover now