Love From Mafia Part 28 Halusinasi

127K 5.7K 35
                                    


Tiga hari berlalu dengan baik setelah kepulangan Ciara dari rumah sakit, juga sudah empat hari Audrey berada di penjara bawah tanah milik Bara.
Hubungan Bara dan Ciara juga semakin membaik, selama Ciara sakit bahkan Bara yang menemani Ciara tidak waktu, kamar Ciara menjadi ruang kerja Bara, bahkan Johan tidak sungkan untuk membahas pekerjaan yang Johan kerjakan selama Bara tidak berada di kantor.
Sama seperti saat ini, Bara sedang membahas proyek pembangunan jembatan dari Merak Banten ke Bakauheni Lampung
“Johan, pastikan kamu bisa mengurus petinggi yang ingin berkorupsi, aku tidak mau ada seratus rupiah pun mereka melakukan korupsi, sementara Satya yang akan mengurus di lapangan bersama beberapa pengawal, Keano biarkan dia menjaga Audrey, aku sudah lama tidak melihat Keano menyiksa tawananku.” Johan mengangguk.
“Boss, untuk Audrey apa yang akan Boss lakukan?.” Tanya Johan pelan takut menganggu Ciara yang sedang tidur.
“Aku akan melepaskannya setelah dia meminta maaf pada Ciara, jika dia tidak mau, maka aku tidak akan melepaskannya, walau itu permintaan Mommy dan Daddy sekalipun atau Om Brandon.” Bara memang tidak akan menyiksa Audrey secara fisik namun Bara akan menyiksa Psikis Audrey secara tidak langsung, Bara tau Audrey orang yang keras kepala dan egois, kata maaf sulit Audrey ungkapkan dengan sepenuh hati, jadi Bara hanya mengurung Audrey di penjara bawah tanah dengan cat tembok berwarna putih cocok untuk berfikir positive, namun juga membuat seseorang tertekan.
“Tuan Jonnas ingin bertemu dengan Ciara, dia menunggu balasan dari boss,” Johan bahkan hampir lupa mengatakan jika selama tiga hari ini di terror Jonnas yang ingin bertemu dengan Ciara.
“Jika Ciara sudah mau bertemu dengan mereka maka mereka bebas bertemu dengan Ciara, aku tidak mau Ciara terluka lagi,” Jonnas mengangguk, Bara terlalu posesive dengan Ciara hingga membuat Johan terkadang merasa bossnya sangat mencintai Ciara, namun tidak Johan yakin Bara tidak semudah itu meletakan hatinya untuk perempuan setelah di khianati Audrey tiga tahun yang lalu.
“Aku akan kembali ke kantor,” Bara mengangguk, Johan berjalan meninggalkan kamar Ciara.
Bara melangkah menuju tempat tidur Ciara, ternyata Ciara masih tidur siang, lebih baik Bara ikut tidur siang, dia juga lelah, padahal Bara hanya duduk, bekerja, makan, tidur.
Ciara mengubah posisi tidurnya yang tadinya terlentang, kini menjadi menyamping, mencari posisi yang nyaman di dada bidang Bara.

***

Brandon dan Esther masih mencari cara agar bisa mengeluarkan Audrey dari penjara bawah tanah milik Bara, sementara Jonnas dia tidak membantu sama sekali, Jonnas malah menyalahkan Brandon dan Esther yang tidak bisa mendidik Audrey, Jonnas memang belum mengakui Ciara sebagai anaknya, Hanya Bara dan Ciara saja yang tau.
Catya sedang termenung di kamarnya ketika Esther masuk membawakan makan siang untuk Catya.
“Kak, Kakak harus makan siang dulu, Esther bawakan makan siang untuk Kakak,” Esther meletakkan nampan berisi makan siang Catya di meja samping tempat tidur Catya.
“Apa Jonnas sudah kembali?.” Tanya Catya, selama dua hari kemarin Catya terus mencari Jonnas namun keberadaan Jonnas seperti lenyap dari hadapan Catya.
“Belum Kak, Kak Jonnas belum ada kabar, aku takut Kak Jonnas kenapa kenapa, aku akan minta Brandon untuk mencari Kak Jonnas untuk Kakak, aku juga tidak ingin Kakak kenapa kenapa, aku tidak ingin Kakak bersedih lagi seperti dulu saat kehilangan Cia,” Esther memeluk Catya,, mencoba menenangkan Catya.
Dari pintu kamar Catya Brandon melihat istrinya dan Kakak iparnya sedang berpelukan, Brandon lebih memilih untuk meninggalkan mereka berdua, dia harus mencari cara agar Bara mau melepaskan Audrey, sudah empat hari Bara mengurung Audrey, Brandon tidak tau apa yang dilakukan Bara pada anaknya.
Ponsel Brandon berdering, Jonnas Kakak iparnya menelfonnya, setelah empat hari menghilang.
Halo Kak Jonnas?.” Sapa Brandon.
“Brandon apa kamu dirumah bersama Catya dan Esther?.” Tanya Jonnas,.
“Iya Kak, aku sedang di rumah, Kak Catya sedang bersedih aku sebenarnya ingin mencari Audrey namun aku juga tidak tega meninggalkan Esther dan Kak Catya di rumah berdua,” Balas Brandon.
“Aku ada kabar baik, Bara mau melepaskan Audrey asal Audrey meminta maaf pada Bara dan Ciara, juga permintaan Bara agar Audrey tidak mengusik hidup Bara dan Ciara, maka Bara akan melepaskan Audrey.” Brandon tanpa berfikir jika Audrey pasti tidak mau meminta maaf pada Bara,
“Kak, aku yakin Audrey pasti akan meminta maaf pada Bara dan perempuan itu, sekarang dimana Audrey Kak, aku ingin bertemu dengan Audrey?.” Tanya Brandon.
“Sayangnya Bara sudah dua kali memberi kesempatan pada Audrey untuk meminta maaf pada Bara dan Ciara, namun Audrey tidak mau, Bara hanya memberi kesempatan tiga kali, jika kesempatan yang akan datang Audrey tidak meminta maaf maka Bara tidak akan melepaskan Audrey, entah apa yang direncanakan Bara, tapi itu yang Bara katakan padaku tadi,”Brandon mengepalkan tangannya, Audrey memang bodoh.
“Kak, apa aku bisa bertemu dengan Audrey, setidaknya aku ingin bicara dengan Audrey, aku sangat merindukan Audrey Kak,” Pinta Brandon,
“Aku tidak tau, lebih baik kamu menghubungi Bara secara langsung, aku takut memberi harapan palsu padamu dan Esther,” Brandon mengangguk,
“Iya Kak, aku akan menghubungi Bara, aku tidak mau Audrey kenapa kenapa, anak itu entah apa yang difikirkannya, kenapa dia bisa berbuat senekat itu.” Brandon mengeluhkan sikap buruk Audrey pada Jonnas namun Jonnas tidak perduli.
“Aku akan tutup telfonnya, aku akan membantu mu melepaskan Audrey tanpa harus melukai Audrey,”. Jonnas langsung mematikan sambungan telfonnya, melepaskan Audrey tidak akan semudah itu, Audrey telah membuat Ciara sakit hampir saja Jonnas kehilangan anaknya untuk yang kedua kalinya jika dia tidak cepat cepat mendonorkan darahnya pada Ciara.
Brandon tanpa fikir panjang dia langsung menghubungi Bara, namun Bara tidak menjawab panggilan dari Brandon, apa Jonnas sedang mempermainkannya, tapi tidak mungkin, Jonnas sangat menyayangi Audrey, bahkan Brandon yakin jika saat ini Jonnas sedang memohon mohon pada Bara untuk membebaskan Audrey. Lebih baik Brandon langsung mendatangi kantor Bara, siapa tau Bara sedang berada di kantornya.

***

Audrey hanya duduk termenung di sambil menyenderkan tubuhnya pada tembok, Audrey bahkan tidak tau ini siang atau malam, jam berapa, lampu terus menyala selama dia dimasukan kedalam ruangan putih ini, ventilasipun dibuar berwarna putih, semua ruangan ini benar benar berwarna putih membuat Audrey merasa terkekan. Ini lebih menyiksa dari pada Bara menyiksa tubuhnya, Audrey tidak bisa berteriak melampiaskan kesakitannya, dia hanya diam dalam lamunannya.
“Audrey,,” Audrey hanya diam, dia tidak memperdulikan orang yang memanggilnya, seperti yang sudah sudah Audrey merasakan halusinasi.
“Audrey sayang,,” Lagi lagi orang memanggil namanya, tapi ini seperti suara Daddy Jonnas, Audrey mengedarkan pandangannya, namun Audrey tidak melihat keberadaan Jonnas sama sekali.
“Daddy?.” Panggil Audrey lirih,, seolah olah ini bukan halusinasi.
“Audrey,,,” Audrey kembali mendengar suara itu, itu benar suara Daddynya,
“Daddy,,, Daddy,, tolong Daddy tolongin Audrey,” Audrey menatap tembok di sekelilingnya, namun tidak ada sosok Jonnas disana.
“Audrey,,, sayang,,” Kali ini bukan suara Jonnas namun suara Mommy Catya.
“Mommy,, Mommy dimana? tolongin Audrey Mommm,,, Audrey enggak mau disini,” Audrey kembali terisak,, membuat orang yang memantau Audrey dari cctv tersembunyi di ruangan serba putih itu tersenyum, sebentar lagi,, hanya menunggu sebentar lagi, pasti Audrey akan mengalami gangguan jiwa,, tidak ada orang yang bisa bebas begitu aja setelah mengganggu Bara.
Suara itu menghilang lagi, membuat Audrey semakin menangis,, tidak ada orang yang menolongnya dari cengkraman Bara, bahkan Daddy Jonnas sekalipun.

Audrey menangis hingga dia kelelahan dan tertidur sambil bersender didinding, dengan air mata yang mengering.
“Saat mengantarkan makanannya, jangan lupa obatnya di taburkan sekalian,” Pengawal mengangguk, selama tiga hari ini Audrey tanpa sadar di cekoki obat halusinasi, Bara sudah berjanji pada Jonnas untuk tidak menyiksa Audrey secara fisik, maka Bara akan menyiksa Audrey lewat psikisnya.
“Baik Tuan” Pengawal yang biasa mengantar makanan untuk Audrey mengangguk.
“Ahhhh kalau perlu tambahkan dosisnya, aku yakin boss Bara akan senang melihat ini, bukanlah ini sangat seru, aku sudah menyukai Ciara sebagai istri bossku, dan aku tidak suka ada yang mengusik Ciara, maka ini balasannya, sekaligus balasan tiga tahun yang lalu saat kamu mencapakan boss Bara hanya demi laki laki penggila selangkangan,” Keano tersenyum keji, membuat beberapa pengawal yang berada di dekatnya meneguk ludahnya dengan susah payah.
“Ngomong ngomong, gimana pencarian Andrea, apa kalian sudah mendapatkan jejaknya?.” Tanya Keano pada pengawal yang ada disana,
“Edo dan timnya masih mencari ke Bandung dan kota kota disekitarnya, sementara tim yang lain sedang berada di pelabuhan, tidak mungkin Andrea kabur ke pulau lain dengan pesawat, satu satunya yang tidak memiliki penjagaan ketat hanya di jalur laut,” Keano mengangguk, dia ingin Andrea segera di temukan dengan cepat, dia tidak ingin kena amukan Bara, ditambah Bara sekarang sedang fokus pada kesehatan Ciara.

Love From MafiaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora