Love From Mafia Part 70 Bara Bucin

101K 4.5K 133
                                    

Malam Gaeees...
jadi aku tuh kalau siang lagi banyak kerjaan dan bisanya nulis tuh Malam, kayak gini deh updatenya jadi mendekati tengah malam Jadi kalau siang jangan dicariin ya aku upnya malam menjelang tangah malam😂😂...

sampai ketemu hari Senin..

see you.. happy weekend

----------------------------------------–----‐--------------------








Bara dengan mobilnya telah berkeliling kota London untuk mencari Bakso tentunya bersama Ciara, udara dingin tidak di hiraukan pasangan suami istri ini.
Bara menyetir sendiri mobilnya karena permintaan Ciara mau tidak mau Bara menyetir mobilnya sendiri, dari pada Ciara ngambek lagi.

“Nahhh,, kita sampai di restoran Indonesia,” Bara memarkirkan mobilnya di depan restoran, Bara bahkan meminta beberapa anak buahnya yang tinggal di London untuk mencarikan restoran yang menjual bakso setelah Bara mencari kesana kemari tidak menemukan bakso di London, meminta bantuan orang lain apa salahnya, yang penting dapat baksonya.

Bara lupa membawa kursi roda akhirnya menggendong Ciara sampai dalam restoran.

Pelayan langsung menghampiri Bara dan Ciara yang duduk di pinggir jendela.

“Selamat malam Tuan dan Nyonya, selamat datang di restoran kami, ini daftar menu yang ada di restoran kami,” Pelayan menyerahkan daftar menu pada Ciara dan Bara.

Ciara membuka daftar menunya, mencari bakso, akhirnya dia menemukan bakso juga,.

“Aku mau bakso pangsit, pakai acar, lalu tambahin pangsitnya, minumnya teh jasmin aja,” Ciara menyerahkan buku menunya.

“Sayang kamu mau apa?.” Tanya Ciara, Bara yang mendengar Ciara memanggilnya sayang malah kesedak air liurnya hingga batuk..
“Ekmmm,, ehmm,,” Bara berd
eham beberapa kali untuk mengenakkan pita suaranya.

“Sup buntut, bakwan jagung dan air mineral aja,” Balas Bara, Bara memang tidak terlalu lapar, tapi dia ikut makan juga karena sudah jam makan malam.

Pelayan membacakan ulang pesanan Ciara dan Bara agar tidak ada kesalahan nantinya.

Bara yang duduk di depan Ciara mengamati wajah Ciara, jujur saja Ciara masih dengan dress ibu hamil dan mantel, wajahnya polos tanpa make up, dan Bara baru menyadari jika Ciara lebih cantik tanpa make up dari pada bermake up seperti dulu saat Ciara bekerja jadi model.

“Kenapa sihh lihatin aku gitu banget, ada yang aneh yaa?.” Tanya Ciara sambil memegangi wajahya.

“Kamu cantik, makanya aku suka memandangi wajah kamu,” Balas Bara.

“Ihhhh aku buluk gini, mandi aja enggak, tadi pagi Cuma di seka sama perawat, make up juga enggak, apanya yang cantik.” Ciara mengomentari dirinya.

“Kamu tetap cantik kok, semua orang itu cantik dengan kekurangan dan kelebihan masing masing definisi cantik itu luas jadi jangan terpaku pada satu kata aja,, jangan minder,, aku aja enggak minder kok jalan sama kamu, masa kamu minder sih sama aku..” Ciara mengangguk, benar apa kata Bara, definisi cantik itu luas, tergantung dari presepsi masing masing.

Bara menggenggam tangan Ciara.

“Tangan kamu dingin, mau pakai sarung tangan?.” Tanya Bara, kayaknya tadi ada sarung tangan di mobil, kalau Bara enggak salah lihat.

“Enggak,” Balas Ciara, Ciara paling malas kalau disuruh pakai sarung tangan.
Bara menarik tangan Ciara, mendekat pada mulutnya, Bara meniup tangan Ciara, lalu menggosoknya dengan pelan.

Bara melakukan itu berkali kali hingga makanan mereka telah di sajikan di meja.

“Ahhhh,,, bakso I’m coming,,” Ciara kegirangan seperti anak kecil melihat bakso di hadapannya.

Love From MafiaWhere stories live. Discover now