Love From Mafia Part 41 Mulai Terungkap

102K 4.9K 42
                                    

haiiii gaes.. good night, sorry banget baru bisa up malam ini. harusnya kemarin aku up, tapi karena ada bebetapa kalimat yg tidak sesuai dengan part sebelumnya maka aku harus mengulang lagi...

happy reading.... jangan lupa like and share ,, see u gaessss




Nyonya, silahkan di nikmati hidangannya,” Sekretaris Jonnas mengantar teh dan camilan sebagai kudapan untuk Catya.
“Terimakasih, ngomong ngomong Jonnas selesai jam berapa ya?.” Tanya Catya.
“Mungkin tiga puluh menit lagi Nyonya, atau bisa sampai satu jam, karena meeting kali ini sepertinya sangat lama, di tambah isu tadi pagi cukup membuat gempar semua orang.” Catya mengangguk paham.
“Kalau begitu saja undur diri Nyonya,” Catya mengangguk, sekretaris Jonnas lalu keluar dari ruangan Jonnas.


****


Ciara membuka explore ignya, seketika banyak berita tentang anak Jonnas Khiel dan Catya Khiel.
Apa mereka kemarin bercanda, waaahhh memang hebat sekali sandiwara mereka,” Ciara berkomentar, Ciara jadi yakin jika mungkin Ciara bukan anak Jonnas dan Catya.
Perempuan ini mirip banget sama Nyonya Catya, wajar sih kalau dia memang anaknya,” Ciara masih berkomentar.

“Nona Ciara, ini teh sama cookiesnya,” Pelayan mengantar camilan untuk Ciara, karena kaki Ciara belum sepenuhnya sembuh jadi dia hanya di kamar, paling kalau bosan dia ke balkon..

“Makasih,” Balas Ciara, Ciara memang tidak terlalu dekat dengan pelayan pelayan barunya, dia takut jika Ciara menyakiti mereka lagi.

Meletakkan ponselnya di meja samping kursi santai di balkon Ciara meraih cookies yang ada di piring, masih hangat, dengan senang hati Ciara melahap cookiesnya, hingga dia melupakan rasa bingungnya pada Jonnas dan Catya.

Ponsel Ciara berdering ketika dia sedang asik menikmati cookiesnya. Awalnya Ciara hanya melirik sekilas siapa yang menelfonnya, namun setelah tau jika itu Bu Amanda Ciara langsung meletakkan piringnya di meja, mengambil ponselnya langsung.

Halo,, Ibu,,” Sapa Ciara riang, mood Ciara memang langsung membaik ketika mendengar suara Bu Amanda.
“Ara Sayang kamu apa kabar?” Tanya Bu Amanda,
“Ara baik baik aja Bu, Ibu gimana kabarnya? Anak anak panti juga gimana kabar mereka?.” Tanya Ciara, dia sungguh merindukan panti, andai dia tidak dalam keadaan seperti ini pasti dia langsung mendatangi panti asuhan.
“Kita semua disini baik baik saja, Nakkk,, ibu ingin bicara sebentar, apa Ara punya waktu untuk Bicara sebentar?.” Tanya Bu Amanda,
“Iya Bu,, Ibu bisa bicara pada Ara,” Balas Ciara.
“Nakk,, sebenarnya beberapa minggu yang lalu ada seorang laki laki paruh baya datang ke panti menemui Ibu, awalnya Ibu kira dia ingin menjadi donator, namun setelah orang itu menanyakan perihal dirimu Ibu takut dan sempat mengusir orang itu, namun dia menjelaskan jika dia orang tuamu, awalnya Ibu tidak percaya namun setelah melihat foto foto yang di bawa, ibu sedikit yakin jika dia orang tuamu Nak, dia bahkan telah membawa hasil test DNA dan memberinya pada Ibu,” Ciara hanya mampu terdiam. Tapi apa mungkin orang tuanya itu Jonnas Khiel, sementara di luar sana media telah tau jika Cia anak Jonnas Khiel yang hilang atau saat ini telah mengganti nama sebagai Celine Mikaila adalah anaknya.
“Ibu, itu bukan Jonnas Khiel kan?.” Tanya Ciara pelan, seolah dia tidak ingin mendengar kata ‘iya’ dari mulut Bu Amanda.
“Sayangnya, dia memang Jonnas Khiel Ara, dia memang Ayah kandung kamu, bahkan liontine yang kamu simpan, Tuan Jonnas juga menyimpannya.” Ciara tidak tau lagi scenario apa yang telah Tuhan ciptakan untuknya, namun Ciara sulit untuk menerima ini semua.
“Apa yang dikatakan Tuan Jonnas setelah itu?.” Tanya Ciara,
“Dia hanya bertanya tentang keseharianmu selama tinggal di panti, apa yang kamu suka, apa yang tidak kamu suka, dia juga bertanya tentang pernikahanmu dan Nak Bara, sepertinya Tuan Jonnas mengenal Nak Bara,” Bu Amanda menjelaskan secara singkat kunjungan Tuan Jonnas ke panti asuhan beberapa minggu yang lalu.
“Ohhh iya,, Ibu lupa jika Tuan Jonnas menitipkan cek untuk Ibu, jika sewaktu waktu panti butuh dana, dan juga memberi kartu namanya untuk Ibu simpan,” Ciara tidak lagi dapat berfikir, apa mungkin Tuan Jonnas sedang menyogok Ibu Amanda, atau menjadikan Ibu Amanda sebagai jaminan, seperti yang dilakukan Bara.
“Bu,, apapun yang terjadi jangan ambil uang itu, Ciara takut itu hanya jebakan, Ciara takut Bu,,” Ciara menyuarakan isi fikirannya, walau Bu Amanda selalu menyuruhnya agar tidak berburuk sangka, namun Ciara tidak bisa, apa lagi pemberitaan sekarang ini sedang gempar gemparnya media menuntut Jonnas Khiel bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.
Dari konfrensi pres tadi pagi, Celine Mikaila juga menuntut Jonnas dan Catya atas apa yang mereka lakukan pada Celine, ini bukan lagi kasus penculikan anak, namun penelantaran anak. Ciara sendiri memang tidak mengikuti beritanya secara runtun namun Ciara dapat menyimpulkan jika Celine Mikaila menginginkan bagiannya, harta yang harusnya miliknya yang di gunakan Audrey selama ini.
“Iya Nak,,, Ibu masih menyimpan cek ini, Ibu menghubungi kamu karena Ibu takut Nak, beberapa waktu ini ada beberapa orang yang silih berganti bertanya tentang panti asuhan pada pedagang kaki lima di depan, Ibu takut panti di mata matai Nak.” Duhhhh apa lagi ini Tuhan, satu masalah belum selesai kini timbul masalah Baru,
“Ara akan bicara sama Bara, siapa tau Bara bisa membantu kita Bu, kan Bara punya banyak pengawal, siapa tau Bara mengizinkan pengawalnya menjaga panti, Ibu tidak usah khawatir, semuanya akan baik biak saja, percaya sama Ara Bu,” Ciara mencoba menenangkan Bu Amanda, walau dia sendiri juga takut.
“Iya Nak,,, kita sama sama berdoa agar Tuhan selalu melindungi kita,” Balas Bu Amanda.
“Nak, itu tutup telfonnya, sudah waktunya makan siang, Ibu ingin membantu Ibu yang lain di dapur.” Pamit Bu Amanda,
“Iya Bu, salam untuk Ibu Ibu dan anak anak panti,” Balas Ciara.

“Astaga Bara,,” Ciara baru saja ingin beranjak ke kamar karena mendung, mungkin sebentar lagi hujan, tidak taunya Bara telah berdiri di belakangnya,
“Bara,,, sejak kapan kamu disini?.” Tanya Ciara,
“Cukup lama, mungkin sejak kedatangan Daddy ke panti asuhan,” Balas Bara santai. Sementara Ciara merutuki dirinya, bisa bisanya dia ceroboh tidak memperhatikan sekitarnya.
“Bara itu,,, aku,,,” Ciara bingung ingin mulai darimana, semuanya terasa sulit sekarang, jangan jangan Bara akan menghukumnya, atau tidak Bara akan mengusik panti sama seperti yang Bara lakukan pada pelayan pelayan di mansion ini.
“Aku tidak akan melakukan apapun seperti yang ada di dalam otak kecilmu itu,” Balas Bara, Bara duduk di samping Ciara, memakan sisa cookies yang ada dipiring Ciara.

“Bara,, ada yang ingin aku katakan,” Ucap Ciara pelan, setelah mendapat anggukan dari Bara Ciara melanjutkan ucapannya.
“Kenapa, kenapa Tuan Jonnas mengaku aku sebagai anaknya, lalu perempuan itu juga mengaku sebagai anaknya?.” Tanya Ciara, dengan rasa penasaran yang tinggi, walau begitu dia masih berhati hati bicara pada Bara,

“Kamu tidak harus memikirkan itu semua, jika waktunya telah tiba maka Mommy dan Daddy yang akan menjelaskan ini semua.” Ciara hanya mengangguk, walau dia masih penasaran tapia pa boleh buat, dia tidak ingin kena amarah Bara jika terus terusan bertanya.

“Untuk beberapa bulan ini jangan keluar mansion sendirian, kamu telah mengetahui pekerjaanku sebagai mafia, saat ini klan mafia ku sedang di incar musuh musuh, jika mereka tau aku memiliki seorang istri, maka tujuan mereka balas dendam bukan lagi padaku, namun padamu, dan aku telah berjanji pada Mommy dan Daddy untuk menjagamu, jadi tetap di mansion ini, karena disini aku yakin kamu aman, aku tau kamu bosan, namun untuk beberapa bulan saja, setelah semuanya selesai mau kamu pergi kemanapun aku akan mengantarmu, aku akan menemanimu,” Jadi selama ini Bara marah padanya jika dia keluar dari mansionnya karena ini, bukan karena yang lain. Tapi kenapa Bara baru bilang padanya,

“Jadi selama ini kamu marah sama aku karena ini?.” Tanya Ciara pada akhirnya.
“Heemmmm,,,” Bara hanya mengangguk, fokusnya sekarang pada cookies di piring.
“Bara itu cookies aku,,” Ciara ingin mengambil piring yang ada di pangkuan Bara namun Bara terlebih dulu menggeser piringnya menjauh dari jangkauan Ciara, alhasil Ciara tidak mendapatkan apa apa.
“Bara balikin aku masih mau,” Pinta Ciara dengan puppy eyesnya, namun Bara tidak perduli.

“Balikin Bara.,,” Ciara akhirnya bangkit dari duduknya, menghampiri tempat duduk Bara karena tempat duduknya dan Bara dipisahkan meja.
Ciara berhasil mengambil piringnya, namun bukan seorang Aldebara Reonando Hopskin jika mengalah begitu saja.
Tangan Bara langsung menarik tangan Ciara cukup kuat, hingga Ciara jatuh dalam pangkuannya, wajah tampan Bara terpampang nyata di hadapan Ciara, hanya sedikit jarak diantara mereka.

“Tidak semudah itu sayang,,” Bara mengambil piring berisi cookies di tangan Ciara, meletakannya di meja. Satu tangan Bara melingkar di pingang Ciara menyangga tubuh Ciara agar Ciara tidak jatuh, sementara tangan yang satunya terulur memegang dagu Ciara mengarahkan pada wajahnya.

Bara langsung melumat bibir Ciara, rasa manis yang di tinggalkan dari cookies semakin membuat Bara ingin lagi dan lagi mencecap bibir Ciara.
Ciara tidak mau kalah dari Bara, tangannya dia kalungkan pada leher Bara, jari jarinya aktif meremas rambut Bara.
Lumatan Bara turun, menuju leher Ciara, Ciara yang tau pun langsung mendongakkan kepalanya.

“Ahhhh,,,, Ba,,,ra,,, Jaangannnn di gihhhgiiitttt..” Ciara mengerang akan nikmat atas apa yang Bara berikan padanya.

“Kita lanjut di dalam,” Bara menggendong tubuh Ciara masuk kedalam kamar Ciara.

Love From MafiaWhere stories live. Discover now