Love From Mafia Part 44 Perhatian Kecil

102K 4.6K 85
                                    

happy reading gaes...



Berita kecelakaan Jonnas dan Catya masih menjadi pemberitaan di berbagai media, walau tiga hari berlalu namun mereka masih gencar memberitakan kecelakaan yang terjadi.

Selain itu, kedatangan Celine di rumah sakit, yang mendapat penolakan dari Axel dan Bara tidak luput dari media, padahal saat itu mereka berada di dalam rumah sakit, sementara awak media berada di luar dengan penjagaan yang ketat, atau mungkin ada wartawan yang berhasil masuk kedalam rumah sakit dan meliput mereka secara sembunyi sembunyi.

Tentu hal itu sangat menguntungkan bagi Ariano, dia tidak perlu pusing pusing menjatuhkan citra Jonnas namanya telah hancur karena dua anak muda itu.

“Ariano, apa lagi yang akan kita lakukan?.” Tanya Erico, saat ini di ruang kerja Ariano telah berkumpul lima orang, Ariano, Celine, Esther, Brandon dan Erico,.
“Saat ini yang perlu kita urus Jonnas, aku telah membayar seorang Dokter dirumah sakit untuk memberikan obat gagal jantung, setelah itu kalian bisa kuasai harta milik Jonnas, dan kita akan menghancurkan Bara dan Axel, mereka tikus tikus kecil ingin bermain main dengan singa, jangan harap kalian bisa hidup tenang setelah ini,” Ucap Ariano bersungguh sungguh, dendamnya harus dia selesaikan, apa yang dilakukan Jonnas dulu padanya, tidak ada ampun sekalipun itu tidak sengaja.

“Lalu Audrey, apa dia bisa sembuhkan?.” Tanya Esther.

“Tentu Audrey bisa di sembuhkan, Bara terlalu bodoh menempatkan Audrey dirumah sakit jiwa tanpa pengawal sama sekali, dengan obat obatan terbaik, Audrey bisa di sembuhkan di tambah Dokter telah disiapkan, kamu tidak perlu khawatir Esther.” Esther cukup lega, pasalnya selama ini Dokter yang merawat Audrey mengatakan belum ada kemajuan sedikitpun pada Audrey, Audrey hanya berteriak teriak memanggil Bara saat kambuh, namun dalam keadaan normal, Audrey hanya terdiam, tidak merespon sama sekali orang orang di sekitarnya.
“Kita percayakan Audrey padamu,” Balas Brandon.

“Satu lagi yang harus kita bahas, semenjak kedatangan Bara ke London dan mengurus bisnis Jonnas, semuanya sistem keamanan di ganti, bahkan dia telah memenjarakan Manajer keuangan, jika sampai Noorman buka suara semuanya akan hancur,” Ariano langsung menatap Brandon.

“Apa kamu sebodoh itu,, Noorman tentu tidak akan angkat bicara, anak dan istrinya telah menjadi tawanan kita, kita bisa membunuh mereka jika Noorman membuka suara,” Kenapa Brandon tidak kepikiran jika keluarga Noorman sedang dalam tawanan Ariano, mungkin karena dia terlalu panik, hingga dia tidak dapat berfikir logis.

“Tapi Bara bukan orang yang mudah untuk di kelabuhi, dia pasti akan mencari tau sendiri siapa dalang dibalik penggelapan dana perushaan Jonnas, lebih baik kalian berdua berhati hati,” Saran Erico memang ada benarnya, mereka berdua harus hati hati, Bara bukan Jonnas yang mudah untuk di kelabuhi.

“Ngomong ngomong, bara lumayan juga, apa aku harus mengambil peran ini juga?.” Tanya Celine.
“Jika di perlukan kenapa tidak? Kamu bisa mendekati Bara, sekaligus mencari tau apa yang direncanakan Bara,” Celine mengangguk, lagian Bara cukup tampan juga, siapa tau Bara tertarik dengannya.


****


Lagi lagi Ciara hanya di penthouse sendirian, awalnya, Bara mengajak Ciara ke mansion Jonnas dan Catya, namun Ciara tidak mau tinggal disana, beruntungnya Bara memiliki penthouse di London, jadi Ciara bisa tinggal di Penthouse selama Bara bekerja ataupun ke rumah sakit.

Saat ini Ciara sedang memasak mie instan di dapur, sebenarnya banyak bahan makanan di kulkas, entah kenapa setelah melihat mie instan Ciara jadi ingin makan.
Denga hati hati Ciara menuang mie instan kedalam mangkok,, dia sudah tidak sabar untuk menikmati mie instannya.

Dulu saat dia tinggal di panti, hampir tiap hari makan mie instan, satu di bagi untuk berdua sebagai lauk, dan kini, hidup Ciara telah berkecukupan, namun dia merindukan masa masa itu, masa masa indah dalam hidupnya.

“Apa yang kamu masak Cia?.,” Ciara langsung menoleh pada Bara, mungkin saking asiknya memasak, Ciara tidak menyadari jika Bara telah pulang.
“Aku bikin mie instan, kamu mau?.” Tanya Ciara,

“Kamu masak mie instan?, bukannya Keano telah mengisi kulkas dengan banyak bahan makanan?.” Tanya Bara sambil membuka kulkas.

“Memang,, tapi aku lagi pengen makan mie. Dirumah, semuanya telah di siapkan,, mau makan mie dilarang,” Ucap Ciara pelan, namun Bara masih mendengar ucapan Ciara barusan.

“Jangan makan banyak banyak, enggak bagus buat tubuh kamu, aku mandi dulu,” Bara memilih untuk membiarkan Ciara makan mie instan kali ini, lagian Bara juga lelah, dia tidak ingin ribut dengan Ciara gara gara mie instan.

“Emmm,,, kalau kamu mau, aku bisa bagi dua, jadi aku enggak makan banyak banyak.,” Bara mengangguk, lagian dia cukup lapar juga, beruntung istrinya pengertian. Ehhhh istri,, ya bukannya begitu, Ciara istrinya kan?.


Sambil menunggu Bara mandi, Ciara menyiapkan buah buahan, dan juga merebus air, Ciara ingin membuat cocholate hangat, sepertinya enak, nafsu makan Ciara memang tinggi dan dia tidak perduli, lagian dia sedang hamil kan, apa yang dia makan akan diserap anaknya untuk tumbuh kembang anaknya didalam kandungan, so enggak masalah selama janin dalam kandungannya tidak minta makan yang aneh aneh aja.

“Kenapa belum makan?.” Tanya Bara menghampiri Ciara yang menata buah yang telah dia kupas barusan.

“Aku nungguin kamu, mau minum apa?.” Tanya Ciara, karena air nya sudah mendidih.

“Kopi aja, sini aku bawain buahnya,” Bara mengambil buah yang ada di meja, sementara Ciara membuat segelas kopi dan cocholate hangat.


Bara duduk di meja makan sambil melihat Ciara membuat minum.
“Nahhh ini dia,” Ciara datang membawa kopi dan cocholatenya.

“Sini aku bantu,” Bara mengambil gelas berisi kopi, meletakkan di atas meja, sementara Ciara meletakan gelas berisi cocholate miliknya.

Mereka berdua makan dalam diam, Ciara sudah lama tidak menikmati mie instan langsung menyantap mienya tanpa memperdulikan Bara, sungguh ini sangat lezat hingga Ciara makan dengan buru buur, membuatnya tersedak.

Buru buru Bara menuangkan air putih kedalam gelas, lalu memberikan pada Ciara. Dengan rakus Ciara meneguk air yang disodorkan Bara.

Bara bahkan berada di samping Ciara, mengusap usap punggung Ciara perlahan hingga Ciara berhenti batuk.

“Gimana masih sakit?.” Tanya Bara, Ciara langsung menggeleng, tenggorokannya cukup perih, dan dia tidak mau bicara dulu.

“Nihhh minum dulu,” Bara kembali menyodorkan segelas air putih. Ciara hanya mengangguk.
Bara menggeser mie instan milik Ciara, namun Ciara langsung memegang tangan Bara.

“Aku masih mau makan,” Bara mengangguk, meletakkan kembali mangkok Ciara.

“Pelan pelan aja makannya,” Ciara mengangguk, Bara lalu kembali ke tempat duduknya, melanjutkan makan yang sempat tertunda gara gara Ciara tersedak,


****


Catya sudah di bolehkan pulang siang ini, walau begitu dia merasa enggan untuk pulang, Jonnas, suaminya masih berada dirumah sakit.

“Axel, apa Mommy boleh dirumah sakit sama Daddy aja?.” Tanya Catya.
“Enggak, Mommy enggak boleh di rumah sakit, Mommy harus pulang, kalau Mommy di rumah sakit, Mommy enggak bisa istirahat, kan kata Dokter Mommy harus istirahat, biar pulih, Axel yakin kondisi Daddy akan segera membaik,” Catya menghela nafasnya, sepertinya dia memang harus mengikuti saran Axel, jika dia terus terusan di rumah sakit juga tidak baik.

“Sekarang Axel antar Mommy pulang ya,,” Catya hanya mengangguk.

“Axel,, ngomong ngomong dimana Ciara?.” Tanya Catya, Catya memang hanya melihat Ciara tiga hari yang lalu, setelahnya Ciara tidak datang kerumah sakit.

“Ciara di rumah, akan bahaya jika banyak orang yang tau keberadaan Ciara, Mommy tenang aja, Bara menjaga Ciara dengan baik,” Catya mengangguk mendengar penjelasan Bara.

“Apa Ciara tinggal di mansion?,” Tanya Catya balik, mungkin jika Ciara tinggal di mansion, Catya bisa memperbaiki kesalahannya.

“Tidak Mom, Bara bilang Ciara tinggal di penthouse, tidak banyak orang yang tau penthouse Bara, jadi Ciara aman disana,” Catya mengangguk dengan lesu,

“Apa Mommy ingin bertemu dengan Ciara dan Bara? Axel bisa anter Mommy kesana..” Tanya Axel.

“Tidak,, tidak usah, mungkin memang Ciara tidak ingin dekat dengan Mommy, jadi Mommy tidak ingin mengganggu Ciara,” Axel mengangguk, Axel memang telah mendengar cerita dari Catya langsung, siapa Ciara, dan apa yang membuat hubungan Ciara dan Catya seperti ini, Catya dulu memang menyayangi Audrey, bahkan apa yang Audrey minta pasti akan di turuti, dan Axel sempat menyayangkan apa yang Mommy dan Audrey lakukan pada Ciara, tapi apa boleh buat, semuanya telah berlalu.

“Yaudah, yukkk pulang, Axel udah lapar, Axel pengen makan siang masakan koki di mansion Mommy yang lezat lezat itu,” Catya mengangguk, mereka keluar dari kamar inap Catya.

Sebelum pulang Catya menyempatkan mengunjungi Jonnas terlebih dulu, dia ingin melihat keadaan Jonnas sebelum dia kembali ke rumah.

“Axel,” Catya memanggil Axel.
“Ada apa Mom?,” Tanya Axel menghampiri Catya yang berdiri di samping tempat tidur Jonnas.

“Apa Jonnas bisa dirawat di rumah? Mommy ingin selalu berada di dekat Jonnas,” Pinta Catya.

“Aku akan bicara pada Dokter, jika memungkinkan kenapa tidak, juga lebih aman Daddy di rawat di rumah,” Catya mengangguk, benar juga apa yang dikatakan Axel.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang