Love From Mafia Part 69 Ciara dan Nyidamnya

101K 4.6K 66
                                    


holla gaess... sorry up malam" gini, aku baru selesai ngetik dan ini tanpa aku cek typonya, jdi klo ada typo tolong di tandain ya...

happy reading... see u soon...😘😘😘







Lima hari Ciara di rawat di rumah sakit dan hari ini Ciara sudah kembali ke mansion Jonnas, karena belum banyak bergerak Bara memutuskan untuk memakai kursi roda, Bara mendorong kursi roda Ciara hingga parkiran khusus, sementara baju dan barang barang yang lain telah di bereskan dan di antar ke mobil oleh petugas rumah sakit.

“Akhirnya aku bisa pulang juga,, capet di rumah sakit, tidur mulu,,” Ciara merentangkan tangannya di udara saat mereka melewati taman kecil di lantai satu sebelum ke tempat parkir.

“Tapi tetap aja di rumah Mommy harus pakai kursi roda dulu, kan kata Dokter harus banyakin istirahat,” Bara mengingatkan pesan dari Dokter tadi pagi yang memeriksa Ciara.

“Iyaa,, tapi kan enak di rumah, ada Mommy, Daddy, kamu, kalau di rumah sakit kan gantian yang jagain aku, apa lagi kemarin kamu sibuk di kantor sama Axel aku Cuma sama Mommy, walau engagk masalah, tapi aku pengennya sama kamu,” Ciara komplain dengan Bara, padahal kemarin Bara pergi ke kantor hanya lima jam, tapi ya gini,, ibu hamil lagi banyak maunya

“Okk,,, okkk aku temenin kamu mulai hari ini, tapi sejam dua jam aku boleh kan kerja, kalau aku enggak kerja kita nanti makan apa? kamu enggak bisa shopping kalau aku gak punya uang.” Canda Bara..

“Boleh kalau aku ada temannya, pokoknya aku enggak mau di tinggal sendiri,” Ciara memberi izin pada Bara untuk bekerja.

“Okkk kalau gitu, gimana kalau kamu ikut aku kerja, jadi aku bisa kerja sekaligus menemani kamu..” Ajak Bara, Ciara langsung mengangguk, benar juga apa kata Bara, dari pada dia di mansion mending ikut Bara kerja, Ciara juga bisa mencari suasana baru biar gak bosen.

“Mau,, aku pengen jalan jalan bosen tau di mansion mulu,” Balas Ciara.

“Lagi musim dingin gini, tapi kamu pengen jalan jalan,” Bara sedang berfikir dimana kiranya tempat yang aman untuk Ciara, mana musim dingin gini, Bara tidak mau membahayakan Ciara.

“kalau kandungan kamu udah aman buat jalan jalan aku bakalan bawa kamu ke peternakan milik Daddy di Skotlandia, kamu bisa refreshing dan jalan jalan di sana, udaranya juga masih segaa, santai aja disana ada castil juga, jadi aman untuk kita.” Ciara mengangguk,, akhirnya gak sia sia dia datang ke Inggris, Ciara sebetulnya sudah lama ingin jalan jalan namun dia jarang mengambil libur panjang dan juga dia sekarang menjadi istri Bara,, banyak orang yang akan mengincarnya jika Ciara gegabah pergi seorang diri.


“Selamat siang Tuan, Mobilnya telah siap.” Sapa Supir dari mansion Jonnas. Bara menggendong Ciara, membawanya masuk kedalam mobil, Bara takut kalau Ciara belum benar benar mampu menopang tubuhnya.

Bara tidak menyangka, Ciara akan langsung tidur di mobil, padahal tadi dari kamar menuju parkiran mereka masih asik ngobrol dan tidak menunjukan jika Ciara mengantuk,, tapi enggak masalah, ini malah menjadi keuntungan untuk Bara, dia bisa memeriksa beberapa pekerjaannya yang di kirim Johan lewat email.
Bara fokus dengan tabnya dan Ciara tidur, keadaan di mobil ini cukup hening, tidak ada suara sama sekali.


****



Catya dan pelayan telah menyiapkan makan siang untuk Ciara, Jonnas, Axel juga di rumah untuk menyambut kedatangannya Ciara.

Sayangnya yang disiapkan semuanya masih tertidur ketika sampai di mansion, Bara yang tidak tega membangunkan Ciara menggendong Ciara sampai di kamar mereka di lantai tiga.

Kamar Bara telah di bersihkan dan di ganti cat yang semula hitam putih kini menjadi light gray kombinasi biru muda dan beberapa hiasan dinding yang mempercantik suasana kamar Bara dan Ciara ini, sekarang lebih terasa kamar yang netral untuk pasangan suami istri.

Bara membaringkan Ciara di tempat tidur, melihat Ciara mencari posisi yang nyaman Bara mengusap usap puncak kepala Ciara, agar Ciara kembali tidur, tidak lupa Bara menyelimuti Ciara karena udara cukup dingin walau telah menggunakan pemanas.


Bara keluar kamar setelah memastikan Ciara nyaman dengan tidurnya.
Sampai di meja makan semuanya orang telah selesai makan mungkin karena tinggal sedikit makanannya.

“Bara,, kamu disini, Mommy baru aja mau siapin makan siang buat kamu,” Catya datang membawa piring dan nampan.

“Bara makan di meja makan aja Mom,” Bara duduk di kursi, dia mengambil nasi dan lauk pauknya. Catya duduk di hadapan Bara, menemani Bara makan siang walau dia sudah makan siang bersama Jonnas dan Axel beberapa saat yang lalu.

“Mom, dimana Daddy dan Axel?.” Tanya Bara di sela sela makannya.

“Udah balik ke kantor, Daddy ada meeting, Axel ada pekerjaan di kantornya,” Bara mengangguk mendengar penjelasan Catya.

“Ohh ya,, Ciara mau di bawain makan atau nunggu dia bangun aja?.” Tanya Catya. Catya memang sangat sangat memperhatikan Ciara, bahkan dalam hal kecil pun Catya tetap memperhatikannya.

“Terserah Mommy aja, tapi lebih baik nanti aja, tau sendiri Ciara suka pilih makanan, kaya kemarin udah di siapin dari rumah sakit malah minta sup buatan Mommy, jadi tunggu Ciara bangun aja baru disiapin, tadi sebelum pulang dia udah makan salad buah, dan cookies sisa semalam yang Mommy bawakan.” Mengingat beberapa hari ini Ciara suka minta makanan yang aneh aneh Bara tidak ingin Mommynya capek gara gara menyiapkan makan untuk Ciara yang tidak pasti di makan.

“Baiklah kalau begitu Mommy mau istirahat dulu, kamu juga istirahat, jahitan kamu belum sepenuhnya kering,” Catya mengingatkan Bara.

“Iya Mom, habis makan Bara ke kamar kok istirahat.” Balas Bara. Catya meninggalkan Bara yang telah selesai makan siang.


Bara benar benar kembali ke kamarnya, takut Caira bangun, kalau Ciara ngambek bisa berabe lagi.

Melihat Ciara masih tidur dengan nyenyak di tempat tidur, Bara memilih duduk di sofa, dia menyalakan laptopnya, sembari menunggu Ciara tidur, Bara memilih untuk bekerja, lagian dia baru saja makan, enggak baik kan buat kesehatan habis makan langsung tidur.


Satu jam berlalu tanpa terasa, Bara melakukan peregangan, namun Bara lupa jika jahitannya belum di lepas, membuat rasa nyeri seketik menderanya.

Membuka bajunya, karena Bara takut ada darah atau jahitannya yang lepas. Walau ada tiga jahitan di tiga tempat namun tubuh Bara tetap indah, roti sobeknya tetap menggoda dengan tato berinisial namanya dan nama klan mafianya, walau tidak banyak tato layaknya mafia lainnya namun tetap saja tato itu indah menghiasi tubuh kekar Bara.

Melihat tidak ada darah di plasternya, Bara kembali memakai bajunya, musim dingin gini walau menggunakan pemanas tetap saja rasanya dingin, di tambah Bara sering tinggal di Indonesia yang beriklim tropis suhu dingin seperti ini membuatnya menggigil bahkan mungkin beku.


Bara menghampiri Ciara, istrinya tumben tidur siang lama, biasanya paling lama tiga puluh menit, ini hampir dua jam Ciara tidur siang.

Bara ikut berbaring di samping Ciara, menarik tubuh Ciara perlahan agar mendekat padanya.

Ciara yang merasa di ganggu tidurnya, mengubah posisi tidurnya sambil bergumang, pelan, namun Ciara dengan sendirinya mendekat pada Bara, bahkan tangan Ciara memeluk perut Bara.

Bara menahan rasa nyerinya ketika tangan Ciara tanpa sengaja mengenai lukanya. Bukannya marah Bara malah mengusap usap punggung Ciara, membuat Ciara makin terlelap dalam alam mimpinya begitu juga dengan Bara yang mulai ikut memejamkan matanya.



Ciara merasakan disorientasi ketika dia membuka matanya, namun Ciara senang ketika melihat dia tidur dalam dekapan Bara, berarti Bara tidak membohonginya ketika tadi mengatakan ingin menemani Ciara.

Ingin kembali memejamkan mata namun perut Ciara berbunyi. Ciara ingin bangkit dari tidurannya, namun Tangan Bara menghalangi pergerakan Ciara, mau tidak mau Ciara membangunkan Bara.

“Bara,, Bara,, Bara,, bangun,, dong,,,” Bisik Ciara, Ciara tidak ingin mengganggu Bara sebenarnya namun dirinya kelaparan.

“Engghhhhhh,,,, apa Cia?.” Tanya Bara dengan matanya masih terpejam.

“Aku lapar,, mau makan bakso,,, ayooo cari bakso Bara,.” Nahh kan,, benar apa yang Bara katakan tadi jika Ciara cukup aneh aneh selama beberapa hari ini dalam hal makan.

“Enggghhhhh,,,, minta pelayan aja buat bikinin,, aku masih ngantuk,” Balas Bara, bahkan Bara kembali tidur.

“Katanya mau nemenin aku, tapi kok aku pengen bakso kamu enggak mau sihhh?..” Tanya Ciara, tanpa perasaan Ciara menepis dengan paksa tangan Bara yang berada di atas perutnya, dan Ciara segera bangun dari berbaringnya.

“Astaga Ciara,,” Bara langsung membuka matanya lebar lebar setelah dirinya di kagetkan dengan tepisan dari Ciara.

“Mau kemana?.” Tanya Bara meilhat Ciara ingin berjalan..

“Nyari bakso,,” Dengan cueknya Ciara berdiri. Buru buru Bara bangun, Bara tidak perduli dengan guling atau apapun yang ada di tempat tidur.

“Ingat sayang, kamu enggak boleh banyak gerak,,” Bara langsung menggendong tubuh Ciara.

“Isshhhhh lepasin sama kembali tidur aja.” Ciara ingin meronta namun Bara terlebih dulu memberikan tatapan tajamnya pada Ciara membuat Ciara seketika terdiam…


Bara menggendong Ciara sampai di sofa ruang keluarga, mereka banyak berpapasan dengan pelayan di mansion ini, membuat Ciara malu, hingga menyembunyikan wajahnya di dada bidang Bara.

Tunggu sini, aku tanyakan koki ada yang bisa buat bakso apa enggak.” Ciara mengangguk, dan membiarkan Bara pergi ke dapur.


Axel baru saja pulang kerja, dan saat dia melewati ruang keluarga dia melihat ciara, Axel akhirnya menghampiri Ciara sebelum dia naik ke lantai tiga.

“Cia, dimana Bara? Kok sendirian disini?.” Tanya Axel, bahkan Axel telah duduk di sofa depan Ciara.

“Lagi ke dapur,,” Balas Ciara, Ciara tanpa sungkan lagi berbaring di sofa, beruntung dia berada di sofa yang panjang.


“Tumben udah pulang.” Bara datang menghampiri Ciara dan Axel.

“Emmmm,, masalah udah selesai, gue pengen istirahat bentar, tuuuhhh istri lo udah tidur..”Axel menunjuk Ciara yang memejamkan matanya.

“Aku gak tidur,, aku Cuma nutup mata,” Sahut Ciara dengan mata terpejamnya.
“Xel, tau tempat jual bakso gak?.” Tanya Bara, tadi Bara telah bertanya pada koki di mansion ini namun tidak ada yang bisa membuat bakso.

“Ada di Asia streetfood, kalau enggak di restoran Asia, kalau eggak tanya Mommy aja siapa tau Mommy tau, kalau tanya ke gue night club baru dan nyaman gue tanya banyak,” Canda Axel.

“Huuhhhhh,,,, Ayooo Bara,, aku laparr,,,” Ciara merengek pada Braa. Membuat Axel tertawa,, lucu juga Ciara kalau lagi manja pada Bara, dna Bara,, laki laki kejam itu tidak bisa berkutit selain menuruti permintaan istrinya yang ingin makan yang aneh aneh.

“Ayooo kita berangkat,,” Bara kembali menggendong Ciara, untuk keluar beli Bakso.


Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang