Love From Mafia Part 35 Cira Berulah Lagi

109K 5.1K 17
                                    



Lagi lagi Ciara membuat ulah, malam ini dia minta sup durian, padahal saat ini belum musim durian tentu saja sangat sulit untuk mencari sup durian, namun Ciara tidak perduli bahkan Bara di buat pusing dengan permintaan Ciara itu. Mengerahkan semua anak buahnya yang ada di mansion ini ataupun anak buah Bara yang berada di jalanan hanya untuk mendapatkan sup buah permintaan Ciara, awalnya Bara tidak terlalu perduli dengan ngidam Ciara, namun melihat Ciara keluar dari mansion dan ingin mengendarai mobilnya mau tidak mau Bara menuruti permintaan Ciara.
“Ciara, lebih baik kamu tidur dulu, ini hampir tengah malam,” Bagaimana tidak, sekarang sudah setengah sebelas malam, dan Ciara belum tidur, membuat Bara kewalahan, bahkan selama ini mungkin hanya Ciara yang mampu membuat Bara seperti ini, kalang kabut.
“Aku enggak mau tidur kalau belum makan sup durian, pokoknya sup durian dulu Bara baru aku mau tidur.” Balas Ciara, dia masih kekeuh dengan sup duriannya.
“Kan masih bisa besok, atau kamu mau tidur dulu nanti aku bangunin kalau udah ada sup duriannya,”. Bara masih membujuk Ciara.
“Enggak mau, pokoknya aku mau nunggu sup Duriannya, aku belum ngantuk,” Ucapan Ciara barusan, membuat Bara yang mecoba untuk sabar menghadapi Ciara semakin menipis.
“Tidur sekarang atau aku yang menidurkanmu dengan caraku,” bentakan Bara barusan membuat nyali Ciara menciut, namun bukan berarti Ciara takut pada Bara.
“Elon, ambilkan obat, sepertinya istriku ingin bermain main denganku,” Melilhat Bara yang tersenyum namun tidak sampai dimata, serta tatapan tajamnya membuat Ciara bergelidik ngeri.
“Ba,,ra, aa,,,ku,, bisa,,, tidur,, sendiri,,,” Ciara sambil mundur, membuat jarak aman pada Bara.
“Sudah terlambat sayang.” Balas Bara, Elon datang membawa sebuah speet/suntikan.
Bara berhasil memegang tangan Ciara, menarik tangan Ciara cukup kuat hingga tubuh Ciara masuk dalam dekapan Bara, membuat Ciara tidak karuan, jangan jangan Bara akan melakukan yang tidak tidak pada dirinya.
Melihat sekilas wajah Ciara yang ketakutan membuat Bara tidak perduli, mungkin semenjak kehamilan Ciara, Ciara merasa di awan jadi dia tidak perduli dengan Bara.
“Barrr,,, ra,, lepas,,inn,,” kata terakhir Ciara sebelum Bara menitik akupuntur tidur untuk Ciara. Bara mungkin bisa saja memberikan obat tidur pada Ciara, namun dia ingat jika Ciara sedang mengandung, andai saja lupa mungkin Bara telah menyuntikan obat tidur untuk Ciara.

Baru saja Bara menggendong Ciara, seorang pengawal masuk membawa sebuah plastik.
“Maaf Tuan, saya telah menemukan sup duriannya,” Pengawal menyerahkan sup durian pada Elon.
“Kamu boleh pergi, Elon, minta Yasya untuk simpan sup nya,” Elon mengangguk, membiarkan Bara membawa Ciara menuju ke kamarnya.

“Maafkan aku,” Bisik Bara setelah dia membaringkan tubuh Ciara di tempat tidur, sebelum pergi, Bara menyelimuti tubuh Ciara.

***

Bara sengaja meninggalkan Ciara selama seminggu ini ke London untuk mengurus segala pencekalan Audrey, Bara tidak ingin Audrey keluar dari London apa lagi datang ke Indonesia setelah dia sembuh nanti, sementara Brandon dan Esther mereka tidak bisa berkutik, meminta bantuan Jonnas pun sepertinya Jonnas enggan untuk memberikan bantuannya.
Bara ingin melihat langsung seberapa lama Audrey sembuh, namun Bara juga tidak mungkin meninggalkan Ciara lebih lama, Ciara sendirian di Indonesia, walau Keano dan Johan sering datang ke mansion untuk mengawasi gerak gerik Ciara, namun tetap saja ada rasa aneh dalam benak Bara ketika dia tidak mendapatkan kabar langsung dari Ciara.

Catya dan Jonnas kembali ke London atas permintaan Bara, untuk sementara ini Bara memang tidak ingin membuat Ciara stress dengan kehadiran kedua orang tuanya, Bara yakin Ciara belum menerima mereka, dan Bara tidak ingin Ciara terbebani.
“Tuan, pesawat akan mengudara lima menit lagi, perhatikan sabuk pengaman anda dan sambungkan ponsel anda dengan wifi pesawat.” Pinta sang pramugari dengan sopan, ini bukan penerbangan umum, melainkan pesawat pribadi milik Bara, Bara harus memastikan Audrey kembali ke London bersama orang tuanya, di tambah Jonnas dan Catya makanya Bara memilih untuk menggunakan pesawat.

Selama perjalan dari London ke Jakarta Bara sibuk dengan pekerjaaannya dia bahkan tidak tidur sama sekali, selama seminggu ini memang Bara tidak ada waktu untuk memeriksa satu persatu email yang masuk dari sekertarisnya maupun dari Johan.
“Tuan, ada ingin coffe atau hidangan lain?.” Tanya pramugari yang bertugas.
“Kopi hitam, dan beberapa camilan,” Balas Bara. Bara bahkan tidak memperdulikan pramugarinya yang ingin menggoda dirinya, Bara hanya fokus dengan pekerjaannya, lagian Bara memang jarang, mungkin hampir tidak pernah bermain dengan pramugarinya, Bara yakin mereka sering bermain dengan pilot maupun co-pilot..


***

Kedatangan Bara disambut Keano, saat ini sudah jam tiga dini hari, namun bandara cukup ramai, mungkin menjelang weekend semua orang ingin bepergian.
“Selamat datang Boss,” Sapa Keano, Bara hanya mengangguk, mobil Bara dan pengawalnya telah terparkir di samping pesawatnya jadi Bara tidak perlu jauh jauh berjalan kaki menuju loby bandara.
“Apa semuanya aman?.” Tanya Bara setelah mereka semua memasuki mobil, iring Iringan mobil Bara dan pengawalnya membuat beberapa orang bingung, namun untuk sebagian dari mereka tidak perduli, ini Bandara internasional, mungkin saja ada tamu penting dari luar negeri hingga di kawal sedemikian ketat.
“Semuanya aman boss, tidak ada masalah sama sekali,” Balas Keano.
“Selama ini, bagaimana percarian Andrea apa ada perkembangan?.” Tanya Bara. Sudah terlalu lama bagi Bara, kurang lebih satu bulan dua minggu Andrea pergi, dan sampai sekarang belum ada jejak sama sekali, ini terlalu rapi, atau jangan jangan ada orang dalam yang membantu Andrea kabur.
“Keano, apa kamu telah memeriksa semua cctv di markas, mungkin saja ada yang membantu Andrea kabur, dia tidak mungkin bisa keluar dari labirin, jika tidak ada yang membantunya,” Sial,, kenapa Keano tidak kepikiran, dari pada mencari kesana kemari, harusnya dia memeriksa cctv terlebih dulu.
“Aku lupa boss, aku akan memeriksanya langsung,, hentikan mobilnya,” Pinta Keano. Mobil langsung menepi, satu mobil di depan dan dua mobil di belakang pun mengikuti mobil mobil yang di tumpangi Bara untuk menepi.
Keano langsung membuka pintu mobilnya ketika mobil yang mereka tumpangi. Keano entah memberikan instruksi apa pada pengawal, empat pengawal turun, lalu masuk kedalam mobil ynga di depan dan mobil yang di belakang.
Bara berpisah dengan Keano, sambil mengamati lalu lintas yang lenggang Bara berfikir, pasti ada seseorang yang menyusup kedalam markas, y aitu bisa terjadi, beruntungnya Bara memiliki tiga markas, satu untuk markas utama dan dua markas untuk senjata api dan narkotika, walau saling terhubung hanya Bara yang tau, bahkan Johan dan Keano merupakan orang kepercayaan Bara sendiripun tidak tau jika ketiga tempat itu saling berhubungan.

Bara sampai di mansion, keadaan mansion cukup sepi, namun para pengawal yang berjaga tetap waspada, mereka tidak boleh lengah sedikitpun, musuh bisa saja menyerang mereka kapan saja, dan Bara tidak suka dengan itu.
“Selamat pagi Tuan Bara,” Sapa Yasya, jam empat Yasya sudah bangun, atau memang dia sengaja menyambut kedatangan Bara, entah, Bara tidak tau dan dia tidak perduli. Bara hanya mengangguk, dia bergegas masuk kedalam lift, menuju lantai tiga, Bara ssangat lelah, dan dia tidak ingin tidurnya di ganggu, makanya dia tidur di kamarnya sendiri, padahal dia ingin sekali melihat wajah Ciara.

***

Ciara membuka matanya, dia menghembuskan nafasnya dengan kasar, sungguh, satu minggu ini hatinya tidak karuan, entah apa yang dia rasakan, semuanya serba salah, setelah insiden sup durian waktu itu, Ciara sama sekali tidak pernah melihat Bara, bahkan bertanya pada Yasya dan kedua orang kepercayaan Bara pun tidak ada jawaban pasti, mereka hanya bilang jika Bara ada urusan di luar negeri, tidak lebih dan tidak kurang, Jonnas dan Catya juga tidak menampakkan diri mereka, namun hal itu tidak mempengaruhi mood Ciara, Ciara malah suka jika orang tuanya itu mungkin sudah kembali ke negaranya, Ciara tidak ingin di ganggu Audrey ataupun Mommynya.
“Selamat pagi Non,” Sapa Mia yang baru masuk kedalam kamar Ciara sambil membawakan nampan berisi sarapan untuk Ciara.
“Pagi juga Mia.,” Balas Ciara lesu.
“Nona ingin mandi terlebih dulu, atau mau makan?.” Tanya Mia, sambil meletakkan sarapannya di meja.
“Aku mandi dulu, tolong rapikan tempat tidurku,” Ciara dengan gontai gantai melangkah menuju kamar mandi.

Dengan malas malasan Ciara duduk di sofa, melihat makanan di meja makin memperburuk moodnya, lagi lagi roti panggang dengan selai, susu dan buah buahan, Ciara merindukan masa masa dia masih menjadi model, saat dia sedang tidak program diet dia bebas mau makan apa aja, dia merindukan bubur ayam yang mangkal di depan apartemennya, belum lagi sup buntut favoritnya, namun Ciara harus menahan itu semua, tentu saja dia tidak ingin kejadian satu minggu yang lalu terulang kembali, melihat bagaimana amarah Bara sudah cukup Bagi Ciara, dia tidak mau lagi

***

“Dimana Ciara?.” Tanya Bara, saat ini Bara, dan Johan sudah duduk di meja makan untuk sarapan.
“Maaf Tuan, selama ini Nona Ciara makan dikamar,” Balas Yasya.
“Termasuk makan siang dan makan malam?.” Tanya Bara untuk memastikannya.
“I,,iyaa Tuan, Nona Ciara lebih sering berada di kamar selama Tuan pergi,” Yasya menjelaskan pada bara kegiatan Ciara selama ini.
“Ingin menemui Ciara bos?.” Tanya Johan.
“Tidak, selesaikan makanmu, kita langsung berangkat ke kantor.” Johan mengangguk, dia segera melanjutkan makannya, mengabaikan Bara yang sibuk dengan tabnya.

Love From MafiaWhere stories live. Discover now