Love From Mafia Part 64 Tak Perduli Lagi

87.3K 4.4K 71
                                    



Bara, Axel, Johan masih asik bercengkrama di sofa, ketika Jonnas dan Catya masuk ke kamar inap Bara.

“Bara, kamu tuh ya,,, disuruh istirahat aja susahnya minta ampun, nanti kalau jahitan kamu lepas gimana? Luka kamu belum sepenuhnya kering ya,,” Catya mengomeli Bara, tentu saja Jonnas lebih memilih untuk diam, dia sudah bosen ngomelin Bara yang sering terluka, entah luka tembak ataupun luka yang lainnya.

“Mom, Bara capek tidur terus, lebih baik Bara kerjain sesuatu biar bermanfaat gitu.” Bara mencoba berkilah.

“Mommy pusing,, udahhh lahhh terserah kamu, nihhh kalian makan malam dulu, Mommy udah bawain makan malam buat kalian.” Catya menaruh tas berisi makan malam untuk mereka bertiga.

“Makasih Mom, tau aja Axel kelaparan.” Axel langsung membuka tas berisi makan malamnya.

“Ngomong ngomong, Keano dimana?.” Tanya Bara, tadi sore tadi dia tidak melihat Keano.

“Ohhh Keano lagi di rumah nemenin Ciara, gantian sama Mommy dan Daddy,” Bara hanya mengangguk.


****


Keano baru saja bersiap untuk pergi ke rumah sakit, melihat Ciara yang tidak kunjung keluar dari kamarnya, mungkin Ciara sudah tidur, amanlah kalau dia tinggal siap siap sejenak sambil menunggu kedatangan orang tua Ciara.


Keano samar samar mendengar teriakan minta tolong, namun samar,, ahhhh mungkin hanya halusinasi pendengaran, tapi itu tadi seperti teriakan Ciara, lebih baik Keano memastikannya, tapi tidak,, tidak mungkin,, ahhh entahlah..

Keano kembali duduk di sofa, namun teriakan itu kembali terdengar, lebih baik Keano memastikannya, takut takut Ciara kenapa napa.


Keano langsung berlari ke kamar Ciara ketika melihat pintu kamar Ciara terbuka, dan teriakan permohonan itu semakin terdengar.

Keano langsung mendorong orang yang ingin menginjak perut Ciara, beruntung dia tepat waktu, telat sedikit saja mungkin akan lebih parah.


“Ahhhh rupanya ada pengganggu disini,,” Keano langsung menoleh pada orang yang menutup separuh wajahnya menggunakan topi.

“Audrey,,,?.” Keano benar benar tidak percaya dengan apa yang dia lihat, Audrey bagaimana bisa Audrey bisa masuk ke mansion ini, penjagaan bahkan telah di perketat, tapi Audrey masih bisa masuk.

“Hahhahahahahaha,,, kamu heran aku bisa masuk kesini, Keano,, keano, aku tidak sebodoh itu, melihat dia telah pendarahan aku yakin tidak akan lama lagi anak itu mati,” Keano menoleh sekilas pada Ciara, benar saja ada darah yang mulai menggenang di lantai.

“Audrey,,, kamu benar benar gila,” Sambung Ciara.

“Bukannya Bara yang membuatku gila, yaaaaa,, aku akui aku memang gila,, semua itu karena kau dan Bara, sekarang, Bara harus merasakan kehancuran,,” Audrey mengambil pisau lipat yang ada di sakunya.

“Audrey jangan gila kamu.” Keano mencoba menghadang Audrey.

“Cia,, hubungi keamanan atau siapapun,” Keano melempar ponselnya pada Ciara, Ciara hanya bisa mengangguk, perutnya sangat sakit, dia bahkan tidak sanggup untuk sekedar menggeser tubuhnya.

Ciara mencari nomor keamanan di mansion ini namun tidak ketemu, di chat whatsapp paling atas tertera nama Axel, Ciara langsung menelfon Axel.

“Minggir kamu Keano, aku tidak punya urusan sama kamu,” Audrey meminta Keano untuk mundur, namun keano tidak perduli, di malah semakin mendekat pada Audrey.

Sementara Ciara berhasil menghubungi Axel.

Tolong,,, Axel tolong aku,,, dan Keano,, tolongggg,,,” Ciara hanya mampu berbicara pelan, tenaganya entah sudah hilang kemana, tubuhnya terasa lemas.


****



Axel yang mendengar suara Ciara memnita tolong langsung berlari meninggalkan makanannya begitu saja di meja.

“Kalian hubungi keamanan di mansion, Ciara dan Keano dalam bahaya mereka di lantai tiga,” Perintah Axel pada pengawal yang berjaga di rumah sakit.

Axel langsung turun menuju basement dimana mobilnya terparkir, dia tidak tau apa yang terjadi dengan Ciara dan keano, semoga saja bukan hal yang buruk.



****



Keano masih mencoba mengambil pisau yang ada dalam genggaman Audrey, mereka saling memperebutkan pisau kecil nan tajam, hingga tanpa sengaja pisau itu mengenai perut sebelah kanan Keano, Audrey malah semakin menekan pisaunya kedalam perut Keano, membuat Keano mencengkram tangan Audrey kuat kuat untuk menghentikan tekanan pada pisau yang tertancap di perutnya.

Keano tidak perduli dengan perutnya yang terluka, dia masih mencoba untuk mengambil pisau itu dari Audrey, Keano menginjak kaki Audrey hingga Audrey refleks melepaskan pisaunya, buru buru Keano menendang pisau itu menjauh.

“Sialan kamu Keano,,”Audrey memukul luka di perut Keano dengan tanganya, walau dengan tangan kosong itu mampu membuat Keano mengaduh.

Love From MafiaWhere stories live. Discover now