19

432 21 0
                                    

"Re?" sapa Elang pelan.

Rere kini sudah sudah duduk manis di samping Elang. Namun, Elang belum juga menghidupkan mesin mobilnya.

"Regina Sapphire!" panggil Elang untuk yang kedua kalinya.

Rere yang asyik dengan ponselnya hanya berdehem dan melirik sekilas Elang.

"Sibuk ya?" tanya Elang sedikit kesal.

"Iya, bentar ya yang..." ucap Rere tanpa memandang Elang.

Elang mendengus kasar. Bahkan, Rere pun tidak menanyakan keadaanya.

"Re.." panggil Elang lagi.

"Apa sih yang? Ayo jalan!" ajak Rere tidak sabar.

Elang mengamati penampilan Rere.

"Kamu yakin mau pake baju kaya gini?"

Kaos putih lengan pendek yang pas dengan lekuk tubuhnya. Rok levis mini diatas lutut menjadi bawahannya.

Rere meneliti penampilannya. Tidak ada yang salah dengan penampilannya. Namun, Rere tetap bertanya kepada Elang perihal pakaian yang dikenakannya.

"Jelek ya?" ucap Rere sambil memanyunkan bibirnya.

Elang menggeleng.

"Kamu milik aku Re" Elang menyatakan isi hatinya.

Elang sangat risih dengan tampilan Rere yang dijamin akan mengundang mata keranjang lelaki.

Elang memandang paha Rere yang putih mulus. Betis jenjang tanpa bulu yang dibalut sneakers berwarna putih.

Elang menelan ludahnya berkali-kali. Bahkan Elang pun tergoda untuk terus memandangnya. Bagaimana dengan mata pria yang lain?

"Aku gak mau... cantiknya kamu dipandang orang lain. Cantiknya kamu cukup buat aku aja ya" jelas Elang pelan-pelan.

Senyuman manis Elang mengakhiri ucapannya, berharap Rere bisa mengerti.

"Posesif ya kamu yang!" Rere memukul pundak Elang sambil terkekeh.

Elang menyugar rambutnya dengan tangannya.

"Mau gimana lagi. Aku gak suka bagi-bagi" jujur Elang.

Elang mengambil hoodie abu-abu yang berada dijok mobil bagian belakang.

"Nih, tutup" Elang menyerahkan hoodienya pada Rere.

Rere mengernyit.

"Kan ini dimobil. Yang liat cuma kamu doang yang" protes Rere.

"Takut gue hilap" ucap Elang singkat.

"Hahh..?" Tawa Rere pecah mendengar pernyataan Elang.

"Hilap tinggal taubat lah yang..." Rere menutup pahanya yang terekspos nyata dengan hoodie milik Elang.

Elang menyalakan mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang. Elang ingin menikmati kebersamaannya dengan Rere. Sangat minim sekali waktu yang digunakan untuk jalan bersama. Bukan karena Elang yang sibuk. Namun, Rere yang kerap kali beralasan tidak bisa menemani Elang untuk pergi berdua.

Untuk Rere, sesibuk apapun, tetap Elang usahakan meninggalkan semua aktivitasnya. Elang bahkan rela bolos sekolah hanya demi Rere. Namun, berbeda dengan Rere. Kalau sudah sibuk, tetap sibuk. Tidak jarang Rere menonaktifkan ponselnya.

"Bukannya tinggal nikah aja?" saran Elang yang membuat Rere menoleh penuh arti.

"Kamu masih kecil" jawab Rere datar.

BERONDONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang